"Siapa yang Beri Uang, Itulah yang Kami Pilih"

Laporan wartawan Tribunsumsel, Ari Wibowo

TRIBUNSUMSEL.COM,PALI-‎Meskipun serangan fajar (beri uang sebelum memilih) atau dikenal money politik (politik uang) tidak dibenarkan dalam pemilihan umum kepala daerah, namun sebagian warga di Bumi Serapat Serasan, sangat mengharapkan serangan fajar terjadi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) PALI 9 Desember 2015 mendatang.

Mereka berkaca dari Pemilihan Legislatif (Pileg) 9 April 2014, lalu saat itu, Calon Legislatif (Caleg) DPRD tingkat I (provinsi) dan DPRD tingkat II bersaing memberikan uang kepada pemilih dengan nilai bervariasi.

"Kami nunggu serangan fajar, siapa yang memberikan uang itulah yang kami pilih di Pilkada PALI," kata Sarudin, warga Desa Panta Dewa, Kecamatan Talang Ubi, Rabu (‎7/10).

Dia menambahkan, murahnya harga karet membuat warga menjerit, sehingga sangat dibutuhkan sekali pemberian uang tunai dari kandidat Paslon Bupati PALI.

"Kalau Pileg tahun 2014 lalu, satu mata pilih warga dibeli oleh para Caleg Rp 400 ribu, jadi kami pilih Caleg yang beri uang," kata Sarudin.

Senada dikatakan, Nasrun, mengungkapkan dirinya selalu menunggu di setiap momen Pileg dan Pilkada agar ada pemberian uang dari para kandidat Paslon Bupati PALI.

"Musim kemarau ini, kami tunggu ada kandidat Paslon yang berani memberikan uang untuk di pilih, berapa uangnya kami terima dan siap memilih kandidat itu," ‎ujar Yanto.

Yanto, bersama warga lainnya selalu datang di acara kampanye kandidat Paslon Bupati PALI‎, sambil berharap adanya pemberian uang. Namun, hingga saat ini dirinya belum pernah mencicip manis uang pemberian dari kandidat Paslon Bupati PALI.

"Belum ada Paslon Bupati PALI yang memberikan uang untuk dipilih, berbeda dengan Pileg 2014 lalu, kalau dulu Caleg bersaing sama besar memberikan uang," Yanto, warga Desa Babat Kecamatan Penukal.