BBM Langka di OKU Timur
Solar Langka di OKU Timur Buat Petani Terlambat Menanam, Traktor Hanya Jadi 'Pajangan' di Sawah
Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur mulai menimbulkan keresahan di kalangan petani.
Penulis: CHOIRUL RAHMAN | Editor: Shinta Dwi Anggraini
TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA -- Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, mulai menimbulkan keresahan di kalangan petani.
Aktivitas pengolahan lahan yang seharusnya sudah berjalan justru tertunda karena mesin traktor hanya jadi 'pajangan' di sawah sebab tak bisa beroperasi akibat ketiadaan bahan bakar.
Di Desa Jayamulya, Kecamatan Semendawai Suku III, para petani mengaku mulai kewalahan menghadapi situasi ini.
Mereka khawatir musim tanam padi kali ini akan bergeser dan berdampak pada hasil panen mendatang.
Bejo (54), salah satu petani setempat, mengaku lahan sawahnya yang sudah siap tanam kini dibiarkan menganggur. Ia hanya bisa menatap traktor yang tak bergerak karena tangki kosong.
“Mesin traktor tidak bisa jalan karena tidak ada solar. Akibatnya penanaman padi jadi terlambat,” ujar Bejo dengan nada kecewa, Selasa (7/10/2025).
Ia berharap pemerintah segera turun tangan agar petani tidak terus dirugikan.
“Kami berharap pemerintah segera menindaklanjuti keluhan petani ini. Kalau dibiarkan, bisa-bisa musim tanam kami molor semua,” imbuhnya.
Hal senada disampaikan Katemin (53), tukang traktor yang biasanya membantu petani membajak lahan di desa tersebut.
Menurutnya, sudah beberapa hari ia tidak bisa beroperasi karena kesulitan mencari solar.
“Sekarang solar susah sekali dicari di sini. Saya sampai kehabisan akal, bahkan harus ke kabupaten sebelah, ke daerah Tugu Mulyo, Kabupaten OKI, cuma buat beli dexlite,” ungkapnya.
Ia menuturkan, beberapa petani sudah antre menunggu giliran lahan mereka dibajak, namun ia tak bisa berbuat banyak tanpa bahan bakar.
Kondisi ini mulai menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani, terutama di wilayah yang dikenal sebagai salah satu lumbung pangan utama di OKU Timur.
Keterlambatan masa tanam dikhawatirkan akan berdampak pada produktivitas dan harga gabah di musim panen berikutnya.
“Kalau terus seperti ini, kami bisa gagal tanam tepat waktu. Padahal cuaca juga sedang bagus untuk mulai mengolah lahan,” kata Bejo menambahkan.
Para petani kini hanya bisa berharap pemerintah bersama pihak terkait segera mengambil langkah konkret untuk memastikan pasokan BBM bagi sektor pertanian tidak terganggu.
“Kami tidak minta macam-macam, hanya butuh solar supaya bisa menanam,” tutup Bejo lirih.
Baca berita menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel
Meski Dedi Mulyadi Turun Tangan Mediasi, Yai Mim Tetap Lanjutkan Proses Hukum Sahara: Saya Ga Mundur |
![]() |
---|
'Saya Terjun Terakhir', Ucapan Praka Marinir Sebelum Gugur Latihan Terjun Payung Menjelang HUT TNI |
![]() |
---|
Cara Daftar Program Magang Kemenaker 2025 di Perusahaan BNI, BTN dan KAI Bagi Fresh Graduate |
![]() |
---|
Urutan Doa Rosario Katolik Hari Selasa 7 Oktober 2025 Peristiwa Sedih, Lengkap Tata Caranya |
![]() |
---|
Ngaku Jaksa dari Kejagung, Pria Ini Ditangkap di OKI Saat Hendak Temui Bupati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.