PPG

Contoh Tugas Mandiri Modul 2 Pedagogik Pendidikan Agama Islam/PAI Topik 1-8, PPG Kemenag 2025

Artikel berikut memuat contoh tugas mandiri Modul 2 Pedagogik Pendidikan Agama Islam/PAI Topik 1-8, PPG Kemenag 2025. 

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
GRAFIS TRIBUN SUMSEL/VANDA
PEDAGOGIK PPG KEMENAG - Contoh tugas mandiri Modul 2 Pedagogik Pendidikan Agama Islam/PAI Topik 1-8, PPG Kemenag 2025. Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kementerian Agama tahun 2025 batch 3 berlangsung sejak 3 September lalu. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Artikel berikut memuat contoh tugas mandiri Modul 2 Pedagogik Pendidikan Agama Islam/PAI Topik 1-8, PPG Kemenag 2025. 

Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kementerian Agama tahun 2025 batch 3 berlangsung sejak 3 September lalu. 

Bapak/Ibu Guru peserta PPG Kemenag 2025 akan diminta mengerjakan Tugas Mandiri PPG PAI 2025 pada LMS. (Kunci jawaban PPG lainnya klik di sini)

Berikut ini contoh Tugas Mandiri Modul 2 Pedagogik Pendidikan Agama Islam/PAI Topik 1-8, PPG Kemenag 2025 yang bisa dijadikan referensi, diolah dari channel YouTube Kang Uy.

___________

TUGAS MANDIRI

MODUL PEDAGOGIK

Nama
LPTK

__________

1. Peta konsep atau Gagasan apa saja yang anda temukan dari Topik 1 s.d. Topik 8. Sebutkan kurang lebih 5 gagasan dan mohon dijelaskan dalam satu dua alinea

Topik 1: Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah dan Projek (Problem Based Learning & Project Based Learning)

Pendekatan PBL dan PjBL mendorong siswa untuk berpikir kritis melalui pemecahan masalah nyata dan penciptaan produk nyata sebagai hasil pembelajaran. 

Gagasan yang dapat diterapkan mencakup: 

1) mengidentifikasi masalah kontekstual dari lingkungan siswa, 
2) membentuk kelompok kerja kolaboratif, 
3) mendorong siswa merancang solusi atau projek, 
4) mengintegrasikan mata pelajaran lintas disiplin, 
5) memanfaatkan teknologi untuk riset dan presentasi, 
6) melibatkan narasumber ahli dari luar sekolah, 
7) menilai proses dan hasil projek secara formatif dan sumatif, serta 
8) membiasakan refleksi dan kelompok terhadap hasil pembelajaran. 

Pendekatan ini membentuk karakter aktif, kreatif, dan tangguh dalam menyelesaikan persoalan kehidupan nyata.

Topik 2: Pendekatan Pembelajaran Berbasis Diferensiasi (Differentiation Based Learning/DBL)

Pembelajaran berbasis diferensiasi memberikan ruang bagi kebutuhan unik setiap peserta didik dengan memperhatikan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar mereka. 

Gagasan yang dapat dikembangkan antara lain: 
1) asesmen diagnostik awal untuk mengetahui latar belakang siswa, 
2) penyusunan tujuan belajar yang fleksibel, 
3) penyediaan pilihan aktivitas sesuai gaya belajar, 
4) penggunaan berbagai media pembelajaran, 
5) fleksibilitas dalam waktu dan cara pengerjaan tugas, 
6) pemanfaatan teknologi untuk personalisasi materi, 
7) penilaian formatif yang beragam dan adaptif, serta 
8) pemberian umpan balik yang konstruktif dan spesifik. 

DBL mendorong terciptanya pembelajaran yang adil, bermakna, dan memberdayakan seluruh potensi peserta didik

Topik 3: Pendekatan Pembelajaran Berbasis Kesatuan Materi, Pedagogik dan Teknologi (TPACK)

Pendekatan TPACK mengintegrasikan pengetahuan konten (materi ajar), pedagogik (cara mengajar), dan teknologi secara harmonis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 

Gagasan penting yang dapat diangkat meliputi: 

1) pemahaman mendalam terhadap maten ajar, 
2) pemilihan strategi pedagogik yang sesuai karakteristik siswa, 
3) pemanfaatan teknologi untuk memperkuat penyampaian materi, 
4) pengembangan media digital interaktif, 
5) pelatihan guru dalam literasi digital, 
6) kolaborasi antarguru dalam perencanaan berbasis TPACK, 
7) pengembangan modul ajar berbasis teknologi, dan 
8) evaluasi pembelajaran yang mengintegrasikan aplikasi teknologi. 

TPACK memperkuat kompetensi guru dalam menjawab tantangan pendidikan abad ke-21.

Topik 4: Pendekatan Pembelajaran Berbasis Deep Learning (Mindful, Meaningful, dan Joyful Learning)

Deep Leaming menekankan pada pemahaman mendalam, keterhubungan makna, serta pengalaman belajar yang menyenangkan dan sadar. 

Delapan gagasan pengenthangannya antara lain. 
1) penciptaan suasana belajar yang aman dan nyaman, 
2) penggunaan konteks kehidupan nyata untuk menjelaskan konsep. 
3) menghubungkan materi dengan pengalaman pribadi siswa. 
4) penerapan strategi pembelajaran aktif dan reflektif, 
5) pemberian kebebasan dalam eksplorası ide, 
6) penguatan nilai-nilai positif dalam proses belajar. 
7) penerapan mindfulness untuk meningkatkan lokus dan kesadaran belajar, serta 
8) penggunaan humor, seni, dan permainan edukatif. 

Pendekatan ini menumbuhkan semangat belajar yang tahan lama dan bermakna bagi siswa.


Topik 5: Pendekatan dan Strategi Layanan Bimbingan Konseling untuk Supervisi Klinis

Layanan abingan dan konseling yang efektif dalam supervisi klinis mendukung perkembangan profesional guru serta kesejahteraan psikologis siswa. 

Delapan gagasan penerapannya meliputi: 

1) penguatan peran guru BK sebagai mitra dalam peningkatan mutu pembelajaran, 
2) pengembangan model supervisi reflektif dan solutif. 
3) penerapan pendekatan konseling individual maupun kelompok, 
4) penggunaan instrumen asesmen kepribadian dan kebutuhan siswa, 
5) pelatihan keterampilan interpersonal bagi guru dan siswa, 
6) integrasi layanan konseling dengan program pengembangan karakter, 
7) pemanfaatan media digital dalam sesi konseling, dan 
8) kolaborasi guru, orang tua, dan konselor dalam mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh.


Topik 6: Pendekatan Pendidikan Layanan Anak Berkebutuhan Khusus (Pendidikan Inklusi)

Pendidikan inklusi menjamin hak belajar anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam lingkungan yang setara dan mendukung. 

Delapan gagasan implementasinya adalah 

1) pemetaan kebutuhan dan potensi setiap ABK, 
2) adaptasi kurikulum dan pembelajaran sesuai kondisi anak. 
3) pelatihan guru dalam strategi inklusif, 
4) periggunaan media bantu pembelajaran yang ramah ABK, 
5) penciptaan lingkungan ketas yang menerima dan menghargai perbedaan, 
6) dukungan psikososial dari guru dan teman sebaya, 
7) kolaborasi intensif dengan orang tua dan tenaga prolesional, serta 
8) penilaian perkembangan siswa secara holistik. Inklusi menjembatani kesetaraan hak dan mengembangkan budaya sekolah yang menghargai keragaman.

Topik 7: Karakteristik dan Gaya Belajar Peserta Didik Gen Z dan Alpha

Peserta didik Gen Z dan Alpha tumbuh dalam era digital yang dinamis, penuh informasi, dan cepat berubah. 

Delapan gagasan utama untuk memahaminya adalah: 

1) mereka terbiasa moltitasking dan visual learning, 
2) lebih responsif terhadap pembelajaran interaktif dan berbasis teknologi. 
3) mengutamakan kecepatan dan aksesibilitas informasi 
4) membutuhkan pengakuan dan penghargaan instan, 
5) lebin nyaman dengan komunikasi dua arah. 
6) cenderung kreatif dan suka berekspermen, 
7) sensitif terhadap isu sosial dan lingkungan, serta 
8) memerlukan pendekatan personal dan relevan dengan kehidupan nyata. 

Memahami karakter dan gaya belajar mereka penting untuk menciptakan strategi pembelajaran yang efektif dan relevan.

Topik 8: Guru Profesional Era Digital dan Artificial Intelligence (AI)

Menjadi guru profesional diera digital dan Al memerlukan kompetensi yang adaptif, kreatif, dan terus berkembang. Delapan gagasan utama yang perlu dikembangkan adalah: 

1) penguasaan literasi digital dan keamanan siber, 
2) kemampuan menggunakan aplikasi Al untuk merancang pembelajaran, 
3) integrasi teknologi dalam asesmen dan umpan balik, 
4) penguatan kompetensi etika digital, 
5) kolaborasi lintas disiplin melalui platform digital, 
6) pengembangan konten kreatif dan edukatif berbasis multimedia, 
7) refleksi dan pembaruan diri secara berkelanjutan melalui komunitas digital, serta 
8) menjadi fasilitator pembelajaran yang mendorong siswa berpikir kritis dan inovatif. 

Guru profesional di era ini bukan hanya pengajar, tetapi juga inovator dan pembelajar sepanjang hayat.

2. Materi/konsep apa saja dalam topik tersebut yang menurut anda menimbulkan miskonsepsi/salah mengerti dari Topik 1 s.d. Topik 8.

Topik 1: PBL & PjBL

Masih banyak yang menyamakan PBL dan PjBL, padahal keduanya berbeda dalam tujuan: PBL fokus pada pemecahan masalah, sedangkan PjBL pada produk akhir. 

Banyak guru mengira pendekatan ini hanya untuk siswa cerdas, harus menghasilkan benda fisik, atau tidak butuh peran guru aktif. 

Kesalahpahaman lain adalah bahwa semua proses dilakukan mandiri dan hasil akhir lebih penting dari prosesnya. 

Padahal, PBL dan PjBL justru melatih kolaborasi, eksplorasi, dan berpikir kritis yang relevan untuk semua siswa.

Top 2: Pembelajaran Diferensiasi (DBL)

Diferensiasi sering disalahartikan sebagai membuat materi berbeda-beda untuk tiap siswa, padahal bisa cukup dengan memberi pilihan cara atau tingkat kesulitan. 

Banyak yang mengira ini hanya untuk siswa lemah atau sulit diterapkan di kelas besar. 

Padahal, pendekatan ini untuk semua siswa dan bisa dilakukan dengan strategi manajemen yang baik. 

Penilaian pun tetap adil meski bentuknya berbeda. Ini bukan memanjakan siswa, melainkan menyesuaikan tantangan agar semua bisa berkembang.


Topik 3: TPACK

TPACK kerap dianggap sekadar penggunaan teknologi, padahal esensinya adalah perpaduan teknologi, pedagogi, dan konten secara menyatu. 

Banyak guru merasa harus menguasai banyak aplikasi, padahal yang dibutuhkan adalah pemilihan teknologi yang tepat guna. 

Miskonsepsi lain menyebut teknologi bisa menggantikan guru, atau hanya cocok untuk pelajaran tertentu. 

Padahal, TPACK mendukung semua mata pelajaran, bisa diterapkan dengan alat sederhana, dan tetap menempatkan guru sebagai pengarah utama.

 

Topik 4: Deep Learning

Konsep deep learning sering disamakan dengan pembelajaran yang sulit atau khusus untuk siswa pintar. 

Padahal, mindful, meaningful, dan joyful bertujuan agar semua siswa belajar dengan sadar, penuh makna, dan menyenangkan. 

Joyful learning bukan sekadar bermain, tetapi membangun minat, mindful bukan meditasi, tapi fokus belajar. 

Ini tidak membuang waktu, malah menghindari hafalan dangkal dan memperkuat pemahaman jangka panjang. 

 

Topik 5: BK & Supervisi Klinis

Layanan BK sering dipersepsikan hanya untuk siswa bermasalah, padahal merupakan layanan pengembangan untuk semua siswa. 

Supervisi klinis juga kerap dianggap sebagai proses penilaian semata, padahal lebih kepada refleksi dan pendampingan profesional. 

Banyak yang mengira guru BK bisa bekerja sendiri tanpa kolaborasi, atau cukup dengan memberi nasihat. 

Faktanya, BK harus aktif, preventit, dan bekerja bersama semua pihak demi kesejahteraan belajar siswa.


Topik 6: Pendidikan Inklusi


Pendidikan inklusi sering disalahpahami sebagai menyamakan perlakuan, padahal sebenarnya memberikan kesempatan belajar yang setara sesuai kebutuhan tiap anak. 

Banyak yang mengira ABK harus selalu ditemani guru pendamping atau tidak bisa belajar bersama siswa lain. 

Padahal, dengan dukungan yang tepat, inklusi bisa berjalan baik. 

Inklusi bukan beban, melainkan ruang untuk membangun empati, keadilan, dan kebersamaan di kelas.


Topik 7: Gaya Belajar Gen Z & Alpha

Peserta didik Gen 2 dan Alpha sering dicap malas dan sulit fokus karena terlalu dekat dengan teknologi. 

Padahal, mereka hanya memiliki cara belajar yang berbeda cepat. visual, dan interaktif. 

Banyak yang mengira mereka hanya suka main gadget, padahal bisa belajar efektif dengan pendekatan yang relevan dan bermakna. 

Guru tidak perlu menjadi influencer cukup peka terhadap kebutuhan belajar mereka yang dinamis dan digital.

 

Topik 8: Guru Profesional di Era Digital & Al

Ada anggapan bahwa Al akan menggantikan guru, atau bahwa guru harus menguasai semua aspek teknologi. 

Padahal, teknologi hanyalah alat bantu: guru tetap pusat pembelajaran. 

Profesionalisme guru bukan soal canggihnya teknologi yang digunakan, tetapi pada kemampuan beradaptasi, berinovasi, dan menjaga nilai-nilai kemanusiaan dalam pendidikan. 

Al dan digitalisasi justru memperkuat peran guru jika digunakan secara bijak.

===

*) Disclaimer:

Kunci jawaban di atas hanya hanya digunakan sebagai panduan bagi Guru Peserta Pelatihan PPG Daljab Kemenag 2025. Soal bersifat terbuka sehingga memungkinan ada jawaban lainnya.

Demikian Contoh Tugas Mandiri Modul 2 Pedagogik Pendidikan Agama Islam/PAI Topik 1-8, PPG Kemenag 2025.

Baca juga: 50 Soal Tes Akhir Modul/TAM Profesional GKMI PPG Kemenag 2025 Lengkap Kunci Jawaban

Baca juga: Kunci Jawaban Pretest Modul Pedagogik Topik 8 Guru Profesional Era Digital Dan AI, PPG Kemenag 2025

Baca berita dan artikel lainnya langsung dari google news

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved