Pelecehan di FISIP Unsri

Reaksi Herman Deru Soal Oknum Dosen FISIP Unsri Diduga Berbuat Cabul ke Mahasiswinya, 'Jaga Etika'

Kasus ini mencuat setelah adanya dugaan keterlibatan salah satu civitas akademika terhadap mahasiswa di lingkungan fakultas tersebut.

Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Slamet Teguh
Tribunsumsel.com/ Linda Trisnawati
PELECEHAN SEKSUAL - Gubernur Sumsel Hermann Deru saat diwawancarai di Hotel Novotel, Kamis (23/10/2025). Reaksi Herman Deru Soal Oknum Dosen FISIP Unsri Diduga Berbuat Cabul ke Mahasiswinya, 'Jaga Etika' 

Ringkasan Berita:
- Dosen FISIP Unsri diduga buat cabul ke mahasiswinya.
- Dosen kini sudah dinonaktifkan.
- Herman deru minta semua pihak jaga etika.

 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Kasus pelecehan seksual di dunia pendidikan di Sumsel kembali terjadi.

Kali ini, hal tersebut diduga terjadi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politi (FISIP) Universitas Sriwijaya (Unsri).

Kasus ini mencuat setelah adanya dugaan keterlibatan salah satu civitas akademika terhadap mahasiswa di lingkungan fakultas tersebut.

Bahkan, sang dosen kini sudah dinonaktifkan.

Menanggapi hal ini, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menilai penting untuk terlebih dahulu memastikan duduk perkaranya, termasuk apakah korban merasa keberatan atau tidak atas tindakan yang diduga dilakukan pelaku. 

"Harus dicari tahu dulu kebenarannya,” kata Deru saat diwawancarai di Hotel Novotel, Kamis (23/10/2025). 

Menurut Deru, mengingatkan bahwa tenaga pendidik, termasuk dosen, memiliki tanggung jawab moral dalam menjaga sikap dan perilaku terhadap mahasiswa.

 “Harapan saya, guru digugu dan ditiru, begitu juga dosen. Saya minta untuk menjaga, bukan sekadar etika, tapi juga estetika dalam komunikasi dengan murid,” katanya.

Baca juga: Modus Oknum Dosen FISIP UNSRI Diduga Lakukan Pelecehan Terhadap Mahasiswi, Kampus Tindak Tegas

Baca juga: Kronologi Dosen FISIP Unsri Lakukan Pelecehan, Disuruh Bawa Baju Renang ke Hotel, Bantu Skripsi

Menurut Deru, etika dan estetika dalam hubungan antara pendidik dan peserta didik harus dijaga oleh kedua belah pihak.

Tidak hanya dosen yang harus berhati-hati dalam bersikap, tetapi juga mahasiswa diharapkan mampu menjaga tata krama ketika berinteraksi dengan dosen.

“Jadi jika ada sesuatu yang agak bertentangan, atau bahkan mungkin bertentangan dengan budaya lokal maupun kebiasaan kita, yang menurut sebagian orang mungkin pantas, tapi di tempat kita bisa jadi tidak pantas,” kata Deru.

Ia menegaskan bahwa masyarakat Sumatera Selatan memiliki norma-norma yang kuat untuk dijadikan pedoman dalam bersikap.

“Kita punya pagar moral, pagar aturan agama, dan pagar adat yang berlaku. Jadi harapan saya ke depan, hal seperti ini tidak terjadi lagi,” tutupnya.

 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved