Berita Viral

Alasan 4 Rumah Sakit Diduga Tolak Ibu Melahirkan Berujung Meninggal Bersama Bayi di Jayapura

Terungkap alasan pihak Rumah Sakit Kabupaten dan Kota Jayapura, Papua menolak Irene Sokoy hingga meninggal dunia bersama

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Weni Wahyuny
(KOMPAS.com/FINDI RAKMENI)
IBU HAMIL MENINGGAL - Gubernur Papua, Mathius D Fakhiri didampingi sang istri Eva Fakhiri saat bertemu dengan keluarga dari Irine Sokoy di Kampung Hobong, Papua, pada Jumat (21/11/2025) malam. Ia akan mencopopt jabatan 2 direktur RS. Ini alasan 4 RS tolak Iren melahirkan hingga berujung meninggal bersama bayinya. 
Ringkasan Berita:
  • Ibu hamil di Jayapura meninggal bersama bayi diduga ditolak 4 RS.
  • Pihak RS menolak dengan alasan penuh ruang bersalin hingga tidak ada dokter.
  • Gubernur Papua ancam bakal copot 2 direktur rumah sakit.

TRIBUNSUMSEL.COM - Terungkap alasan pihak Rumah Sakit Kabupaten dan Kota Jayapura, Papua menolak Irene Sokoy yang akan melahirkan hingga meninggal dunia bersama bayinya.

Irene dan bayi yang dikandungnya meninggal dunia pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 05.00 WIT. 

Keduanya mengembuskan napas terakhir dalam perjalanan menuju RSUD Dok II Jayapura, setelah diduga ditolak di empat rumah sakit di Kabupaten dan Kota Jayapura.

Irene meninggal setelah tidak mendapat pelayanan medis yang layak saat akan melahirkan buah hatinya.

Adapun Irene diduga ditolak oleh RSUD Yowari, RS Dian Harapan, RSUD Abepura, dan RS Bhayangkara.

MAKAM IBU HAMIL - Abraham Kabey dan kedua cucu (anak Irene Sokoy) saat berdiri di makam Irene Sokoy, ibu hamil yang meninggal bersama bayinya usai diduga ditolak 4 rumah sakit saat hendak melahirkan.
MAKAM IBU HAMIL - Abraham Kabey dan kedua cucu (anak Irene Sokoy) saat berdiri di makam Irene Sokoy, ibu hamil yang meninggal bersama bayinya usai diduga ditolak 4 rumah sakit saat hendak melahirkan. (KOMPAS.com/FINDI RAKMENI)

Penolakan terhadap Irene pun beragam, dari tidak adanya dokter anestesi hingga penuhnya ruang bersalin.

Direktur RS Yowari, Maryen Braweri menjelaskan bahwa Irene diantar keluarga ke RS Yowari pada Minggu sore.

Dia mengatakan saat itu, Irene seharusnya harus segera melakukan persalinan karena kepala bayi sudah terlihat.

Akhirnya, kata Maryen, dokter pun menyarankan agar segera dilakukan operasi.

Baca juga: Kisah Pilu Ibu Hamil di Jayapura Meninggal Bersama Bayinya usai Diduga Ditolak 4 Rumah Sakit

Namun, lantaran dokter kandungan di RS Yowari tak berada di lokasi, maka Irene dirujuk ke RS Dian Harapan.

Maryen mengungkapkan pada hari tersebut, dokter tengah berada di luar kota.

"Pada saat pasien datang itu sudah pembukaan lima dan sampai 22.10 WIT baru pembukaan lengkap dan bayi sudah kelihatan. Namun karena kondisi jantung janin menurun, maka dokter menyarankan untuk operasi,” katanya, Jumat.

Namun, lantaran dokter kandungan di RS Yowari tak berada di lokasi, maka Irene dirujuk ke RS Dian Harapan.

Maryen mengungkapkan pada hari tersebut, dokter tengah berada di luar kota.

“Pada saat pasien datang itu sudah pembukaan lima dan sampai 22.10 WIT baru pembukaan lengkap dan bayi sudah kelihatan. Namun karena kondisi jantung janin menurun, maka dokter menyarankan untuk operasi,” katanya, Jumat.

Lalu, dalam perjalanan ke RS Dian Harapan, ada kabar bahwa ruang untuk BPJS Kesehatan Kelas III sedang penuh.

Selain itu, dokter spesialis anestesi juga tidak berada di RS Dian Harapan. Hal ini membuat Irene kembali harus melakukan perjalanan di mana kali ini menuju ke RSUD Abepura.

Lagi-lagi Irene tidak bisa segera ditangani lantaran ruang operasi di RSUD Abepura sedang direnovasi. Alhasil, pasien pun dibawa ke RS Bhayangkara.

Namun, ruang BPJS Kelas III di RS Bhayangkara juga dalam kondisi penuh dan hanya tersedia ruang VIP.

Keluarga Irene pun harus membayar uang muka sebesar Rp4 juta jika ingin dirawat di ruang VIP.

Maryen mengatakan karena keluarga Irene tidak memiliki uang tersebut, maka pasien kembali ditolak dan berujung dibawa ke RSUD Jayapura.

"Di satu sisi keluarga tidak bawa uang, sehingga petugas kami minta untuk dilakukan tindakan, tetapi karena tidak terima akhirnya pasien dibawa menuju ke rumah sakit RSUD Jayapura,” kata dia.

Belum sampai ke RSUD Jayapura, Irene mengalami kejang-kejang dan berujung ambulans yang membawanya putar balik ke RS Bhayangkara.

Nahas, dalam perjalanan, Irene menghembuskan nafas terakhirnya.

Selain pihak RS Yowari, tiga rumah sakit lainnya turut memberikan klarifikasi. Menurut pihak RSDH, pihaknya sudah menginformasikan ke petugas RSUD Yowari bahwa ruang NICU dan ruang kebidanan telah penuh.

Selain itu, dokter spesialis Obgyn juga kebetulan sedang cuti pada hari Irene akan melahirkan tersebut.

Sehingga, RS Dian Harapan menegaskan pihaknya tidak melakukan penolakan terhadap pasien dan telah seluruh prosedur sudah dijalankan.

Sementara pihak RS Bhayangkara menyebut RS Yowari tidak melalui Sistem Rujukan saat akan membawa Irene.

Alhasil, pihak RS Bhayangkara tidak memperoleh informasi riwayat penyakit pasien.

“Saat dibawa ke RS Bhayangkara kami langsung melakukan pemeriksaan dan pasien Irene Sokoy termasuk dalam pasien BPJS PBI,” jelas Direktur RS Bhayangkara, AKBP dr Romy Sebastian.

Romy menegaskan rumah sakit tidak menolak pasien, namun ruang kelas III penuh dan yang tersedia hanya kamar VIP. 

“Kami menawarkan pasien untuk sebagai pasien umum,” ujarnya.

2 Direktur Bakal Dicopot

Akibat kejadian tersebut, Gubernur Papua Matius D Fakhiri akan mengganti dua direktur rumah sakit daerah yang menolak ibu melahirkan, Irene Sokoy. 

Dua rumah sakit tersebut yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari dan RSUD Abepura. 

Sementara untuk dua rumah sakit lainnya yang juga menolak Irene hingga akhirnya meninggal dunia bersama bayi yang dikandungnya, yaitu Rumah Sakit Bhayangkara dan RS Dian Harapan, Matius akan berkoordinasi dengan para pimpinan rumah sakit.

"Saya pastikan bahwa rumah sakit yang di bawah pemerintah, minggu depan akan saya copot semua direkturnya. Untuk rumah sakit lainnya, kita akan koordinasi untuk evaluasi terhadap direkturnya," ujar Fakhiri saat diwawancarai usai bertemu keluarga Irene di Kampung Hobong, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura pada Jumat (21/11/2025) malam.

Usai mengetahui kejadian itu, Fakhiri mendatangi keluarga almarhumah Irene di Kampung Hobong pada Jumat malam.

Dalam kunjungan itu, Gubernur Fakhiri mendengarkan perjuangan keluarga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan agar melahirkan normal.

Namun, alih-alih mendapat pelayanan kesehatan yang maksimal, Irene justru ditolak oleh empat rumah sakit di Jayapura. Di hadapan keluarga, Gubernur Fakhiri menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Irene karena buruknya pelayanan kesehatan rumah sakit.

"Saya baru mau memulai, tetapi Tuhan sudah memberikan satu contoh kebobrokoan pelayanan kesehatan di provinsi di Papua. Saya mohon maaf dan turut berduka yang mendalam atas kejadian dan kebodohan jajaran pemerintah mulai dari atas sampai ke tingkat bawah. Ini kebodohan yang luar biasa yang dilakukan oleh pemerintah," tegas Fakhiri. 

Fakhiri berjanji segera melakukan evaluasi terhadap pelayanan kesehatan di Papua. 

Selain itu, purnawirawan polisi itu juga mengatakan akan mengganti peralatan medis yang rusak karena diabaikan oleh para direktur. 

"Hal ini sudah saya minta langsung ke Menteri Kesehatan untuk memperbaiki pelayanan kesehatan di RS yang ada di Provinsi Papua. Saya yakin ada sekat-sekat yang merusak pelayanan di rumah sakit, Saya pastikan akan memperbaiki ini," ujarnya. 

Fakhri mengatakan, kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah untuk menghadirkan pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat. 

Dia akan memanggil semua rumah sakit pemerintah dan swasta dalam rangka menyatukan visi misi dalam melayani kesehatan di Provinsi Papua. 

"Saya sudah berulang kali sampaikan, layani dulu pasien baru urusan yang lain. Hal ini akan saya sampaikan ulang ke seluruh direktur RS dan kepala dinas kesehatan yang ada," katanya. 

"Sebagai gubernur, tentunya saya tidak perlu takut dan tidak perlu malu untuk menyampaikan permohonan maaf. Ini pembelajaran yang sangat berharga kepada kami pemerintah," tuturnya.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ragam Alasan 4 RS Tolak Irene Sokoy yang akan Melahirkan, Berujung Meninggal dengan Bayinya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved