Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta
Pasca Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta, 17 Guru Hingga Siswa Ikut Pemulihan Trauma
Pasca ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta kini sebanyak 17 guru telah mengikuti pemulihan trauma.
Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Kharisma Tri Saputra
Ringkasan Berita:
- 17 guru ikut pemulihan trauma pasca ledakan di SMAN 72 Jakarta.
- Terdugan pelaku merupakan siswa.
- Kini kondisi korban masih di rawat di Rumah Sakit.
TRIBUNSUMSEL.COM - Pasca ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta kini sebanyak 17 guru telah mengikuti pemulihan trauma.
Seperti diketahui, ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11/2025) lalu.
Usai rapat koordinasi dengan sejumlah pihak yang digelar di SMAN 72 Jakarta, Komisioner KPAI Diyah Puspitarini mengungkapkan sebanyak 17 guru telah mengikuti pemulihan trauma.
Ia juga mendorong seluruh guru mengikuti pemulihan trauma.
"Guru juga harus mendapatkan pendampingan psikologis, 17 guru sudah. Nah, sisanya masih ada total 42 guru, jadi sisanya juga harus mendapatkan pendampingan psikologis," kata dia di SMAN 72 Jakarta pada Minggu (9/11/2025), dikutip Tribunnews.com
Selain itu, ia menjelaskan pendampingan psikologis terhadap siswa telah mulai dilakukan sejak Sabtu (8/11/2025) kemarin.
Namun, ia mendorong agar seluruh siswa juga mendapatkan pendampingan psikologis.
"Tadi sudah kami petakan anak-anak yang masih dirawat. Kemudian anak-anak yang sudah pulang ke rumah dan juga anak-anak yang ada di sekitar, dan 780 anak lainnya. Semua harus mendapatkan pendampingan psikologis beserta guru," ujarnya.
"Pendampingan psikologis ini penting karena sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak di pasal 59A bahwa, satu, proses harus cepat, proses memberikan bantuan secara medis, ataupun secara psikologis juga harus cepat," tutur dia.
Baca juga: Kondisi Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta, 29 Orang Masih Dirawat di Tiga Rumah Sakit, Ada di ICU
Diyah mengungkapkan ledakan di SMAN 72 Jakarta itu adalah kasus besar mengingat hal itu belum pernah terjadi sebelumnya.
Ia khawatir kasus tersebut menginspirasi anak-anak lain untuk melakukan hal serupa atau menhakhiri hidup.
"Ini tidak kita anggap remeh, ini sebuah kejadian yang luar biasa. Sehingga semua pihak itu harus terlibat. Tidak hanya Kementerian Pendidikan saja, tetapi semua kementerian, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, Kementerian Sosial, kami pastikan juga turut hadir dan terlibat, ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Pelindungan Anak," ujarnya.
"Nah kalau dengan anak yang berkonflik dengan hukum kita serahkan prosesnya, karena sudah ada Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak dan kita menunggu hasil keputusan dari kepolisian," pungkasnya.
Ledakan yang terjadi di masjid SMAN 72 Jakarta, Kompleks Kodamar, Kelapa Gading, Jakarta Utara di tengah rangkaian ibadah salat Jumat pada Jumat (7/11/2025) itu melukai puluhan siswa.
Terduga pelaku yang juga merupakan siswa SMAN 72 Jakarta berinisial F, juga telah diamankan pihak kepolisian dan mendapatkan perawatan medis.
Kondisi Korban
Kejadian tersebut mengakibatkan 96 orang, namun 67 korban lainnya telah dipulangkan.
Total saat ini ada 29 orang yang masih dirawat.
Dari Informasi yang dihimpun Tribunnews Minggu (9/11/2025) sekira 12.00 WIB, tercatat para korban dirawat di tiga rumah sakit yang berbeda.
Di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih tercatat 14 pasien masih dirawat. Sementara 29 pasien telah dipulangkan.
Kemudian Rumah Sakit Yarsi sebanyak 14 pasien masih dirawat. Dan 1 pasien telah dipulangkan.
Adapun kondisi korban di Rumah Sakit Yarsi satu di ICU, 13 luka sedang dan ringan.
Selanjutnya Rumah Sakit Pertamina Jaya sebanyak 1 pasien masih dirawat. Serta 6 pasien telah pulang.
Kronologi
Sebelumnya diberitakan, ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025), terjadi saat kegiatan salat Jumat tengah berlangsung dan membuat suasana berubah mencekam.
A, siswa kelas XII SMAN 72 Jakarta, menceritakan bahwa suara ledakan terdengar ketika seluruh jemaah masih dalam posisi duduk berdoa menjelang akhir khotbah.
"Jadi kronologinya itu saat lagi salat, pada masih kotbah kan masih doa, pas mau selesai doa ada yang meledak di belakang. Kondisi pas abis ledakan langsung semua, bau petasan, bau bahan-bahan kimia," ucap A di lokasi.
Ia mengatakan, suara ledakan berasal dari bagian belakang masjid dan disertai bau menyengat seperti bahan kimia.
Menurut A, setelah ledakan terjadi, suasana langsung berubah panik.
Para siswa dan guru berhamburan keluar masjid untuk menyelamatkan diri.
Beberapa orang terlihat mengalami luka bakar dan segera dibawa ke ruang kesehatan sekolah untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Ia menyebutkan, jumlah korban luka diperkirakan mencapai belasan orang, terdiri dari siswa dan staf sekolah. Sebagian besar korban merupakan siswa kelas X dan XI yang saat itu mengikuti salat Jumat bersama di masjid sekolah.
"Ada yang kena luka bakar, dibawa ke balai kesehatan. Siswa mungkin 15, staf mungkin ada 5 orang. Itu masih perkiraan. Memang di balai kesehatan semua, rata-rata ada yang udah hancur, ada yang luka ringan," ucapnya.
Setelah ledakan terjadi, para korban pun dievakuasi menggunakan sejumlah ambulans ke beberapa rumah sakit.
Aparat kepolisian yang tiba di lokasi segera memasang garis polisi dan membantu mengevakuasi para korban.
Tak lama setelah itu, tim Gegana Korps Brimob Polri dikerahkan ke lokasi untuk melakukan penyisiran dan olah tempat kejadian perkara.
Petugas bersenjata lengkap melakukan pemeriksaan di sekitar masjid guna memastikan tidak ada benda mencurigakan lain yang tertinggal.
Hingga saat ini, area sekolah masih dijaga ketat oleh aparat gabungan dari Polri dan TNI.
Pelaku Terekam CCTV
Rekaman CCTV detik-detik terduga pelaku ledakan di masjid SMAN 72, FN, terekam CCTV di lingkungan rumahnya saat dibonceng ayahnya ke sekolah pada Jumat (7/11/2025) pagi beberapa jam sebelum kejadian.
Dikutip Tribunjakarta.com, penampilan siswa kelas XII itu di CCTV terlihat mengenakan seragam sekolah, yakni celana panjang putih dengan seragam batik sekolahnya yang didominasi warna merah.
Dari tangkapan layar rekaman CCTV, ia juga terlihat membawa sesuatu.
Dalam gambar terlihat seseorang dibonceng di atas sepeda motor, dan area itu dikelilingi tanaman serta dinding rumah berwarna terang.
Pelajar itu tampak mengenakan seragam batik khas sekolah dan celana panjang putih, serta membawa tas ransel merah di punggungnya.
Satu tas ransel merah yang berada di punggung, sementara satu tas lainnya berukuran cukup besar berwarna biru, dipangkunya ketika dibonceng di jok belakang.
Dari tangkapan layar itu juga terlihat bahwa ada perbedaan pakaian yang dikenakan terduga pelaku sebelum dan sesaat setelah kejadian.
Ketika dibonceng di motornya itu, ia masih mengenakan seragam sekolahnya dengan celana putih.
Sementara setelah kejadian, FN ditemukan terkapar di samping senjata mainannya, dengan mengenakan celana panjang hitam dan kaos putih.
Pakaian tersebut terlihat berdasarkan foto yang beredar di media sosial.
Ketua RT di lingkungan tempat tinggal terduga pelaku, Danny Rumondor membenarkan bahwa tangkapan layar rekaman CCTV itu tepat pada hari kejadian.
"Iya, itu rekaman CCTV pas Jumat (7/11/2025) pagi," ungkapnya, Sabtu (8/11/2025).
Sosok Pelaku
Tak hanya itu, Danny juga mengungkapkan sosok terduga pelaku.
Terduga pelaku peledakan masjid SMAN 72 Jakarta di Kelapa Gading, Jakarta Utara, dikenal sebagai pribadi yang tertutup.
Ketua RT di lingkungan tempat tinggal FN di sebuah kompleks di wilayah Cilincing, Jakarta Utara mengatakan, FN sudah tinggal sekitar 7 tahun bersama ayahnya di salah satu rumah di kompleks tersebut.
Selama ini, FN dikenal sebagai sosok tertutup dan tidak pernah bersosialisasi dengan warga.
"Sama warga sini juga benar-benar nggak ada sosialisasi. Tetangga sebelah rumah pun jarang lihat, sangat jarang, kecuali dia pergi sekolah ya, dibonceng bapaknya. Dia tidak ada pernah join di sini bermain sama-sama anak di sini, nggak pernah," kata Danny saat ditemui di lokasi, Sabtu (8/11/2025).
Dani menuturkan, pelaku sempat bersekolah di kawasan Sukapura, Jakarta Utara, saat duduk di bangku SMP.
Saat itu, pelaku masih sering bergaul dan bermain bersama teman-temannya di sekitar komplek.
Namun, setelah pindah ke jenjang SMA dan mengikuti ayahnya tinggal di Kelapa Gading, perilakunya berubah menjadi lebih tertutup.
Bahkan dengan pemilik rumah pun, FN tidak pernah menyapa dan terkesan tidak memiliki tata krama.
"Katanya sejak SMA dia lebih banyak di kamar, jarang keluar rumah, bahkan sama orang rumah juga jarang ngobrol," kata Danny.
"Kalau di rumah itu tidak menegur pemilik rumah, majikan dari bapaknya ini, nggak pernah. Saya dengar sendiri dari pemilik rumah ini katanya, 'kalau di rumah lewat ada saya, lewat-lewat aja gitu. Nggak ada permisi, nggak ada apa gitu'. Memang agak kurang manner-nya lah gitu," sambung Danny.
Terkait penggerebekan yang dilakukan pihak kepolisian, Danny menyebut dirinya tidak berada di lokasi saat pertama kali penggeledahan dilakukan.
Namun, ia sempat mendengar dari pengurus RW bahwa petugas menemukan sejumlah barang yang dibawa dari tempat tinggal terduga pelaku.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
| Kondisi Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta, 29 Orang Masih Dirawat di Tiga Rumah Sakit, Ada di ICU |
|
|---|
| CCTV Terduga Pelaku Ledakan di SMAN 72 Berangkat Dibonceng Ayah 'Bawa Sesuatu' Sebelum Kejadian |
|
|---|
| Temuan Baru Ditemukan Saat polisi Mendadak Geledah Rumah Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 |
|
|---|
| Hidup Menyendiri dan Tak Pernah Sapa Tetangga, Ini Sosok FN Terduga Pelaku di Balik Ledakan SMAN 72 |
|
|---|
| Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Sudah Sadar Pascaoperasi Meski Identitas Belum Diungkap |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sumsel/foto/bank/originals/Situasi-terkini-SMA-72-Jakarta-Kelapa-Gading-Jakarta-Utara-nampak-sepi-Minggu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.