Pegawai BUMN Bunuh Istri di Banyuwangi

Gelagat BW Sebelum Tewas Ditusuk Suaminya Sendiri Pegawai BUMN, Sempat Ikut Pengajian

Gelagat BW (54) pengawai bank swasta di Banyuwangi ditusuk pegawai BUMN GDF (41), sempat mengikuti acara pengajian.

Penulis: Laily Fajrianty | Editor: Moch Krisna
kolase surya/aflahul abidin
SUAMI BUNUH ISTRI - Olah TKP di rumah pasutri lokasi pembuhuhan di Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Senin (20/10/2025). 
Ringkasan Berita:
  • Pegawai BUMN bunuh sitri pegawai bank di Banyuwangi
  • Sebelum dibunuh BW sempat mengikuti pengajian.
  • Korban dan pelaku dikenal keluarga harmonis.

 

TRIBUNSUMSEL.COM - Gelagat BW (54) pegawai bank swasta di Banyuwangi ditusuk pegawai BUMN GDF (41), sempat mengikuti acara pengajian.

Diketahui, GDF membunuh istrinya di rumah mereka Jalan Serayu Nomor 54, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Senin (20/10/2025) pagi. 

Rosi, tetangga yang rumahnya bersebelahan dengan lokasi kejadian, mengaku tidak pernah mendengar pasangan tersebut cekcok.

Rumah mereka hanya terpisah gang kecil.

 

SUAMI BUNUH ISTRI- Olah TKP Polisi. GDF (41), seorang suami dengan tega membunuh istrinya sendiri DW (54) di Jalan Serayu, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (20/10/2025). 
SUAMI BUNUH ISTRI- Olah TKP Polisi. GDF (41), seorang suami dengan tega membunuh istrinya sendiri DW (54) di Jalan Serayu, Kelurahan Panderejo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (20/10/2025).  (SURYAMALANG.COM/Aflahul Abidin)

 

Menurutnya, jika adu mulut terjadi dengan suara-suara yang keras, besar kemungkinan suaranya sampai hingga rumah tetangga.

"Nggak pernah. Sampai pagi tadi pun nggak ada suara bertengkar. Tiba-tiba saja sudah ada polisi, sudah ramai. Saya baru tahu bahwa ada pembunuhan," kata Rosi, dikutip Tribunjatim.com

Rosi mengaku mengenal akrab korban BW.

Baca juga: Sosok BW, Pegawai Bank di Banyuwangi Dibunuh Suaminya yang Pegawai BUMN, Sempat Pengajian

Pada malam sebelum kejadian, ia sempat bertemu dalam sebuah kegiatan warga. 

Saat itu, tidak ada hal yang berbeda yang Rosi lihat dari BW. Semua terlihat normal seperti biasanya.

"Kemarin waktu pengajian ketemu. Ketemu, ya, biasa saja, nggak ada cerita apa-apa, Orangnya sibuk juga, jadi jarang ngobrol panjang," ucapnya.

Pada malam sebelum kejadian, ia sempat bertemu dalam sebuah kegiatan warga. 

Saat itu, tidak ada hal yang berbeda yang Rosi lihat dari BW. Semua terlihat normal seperti biasanya.

"Kemarin waktu pengajian ketemu. Ketemu, ya, biasa saja, nggak ada cerita apa-apa, Orangnya sibuk juga, jadi jarang ngobrol panjang," ucapnya.

Rosi bercerita, pasangan suami-istri itu sudah lama tinggal di rumah tersebut. 

Sang istri warga asli lingkungan. Sementara sang suami berasal dari kelurahan lain di Kecamatan Banyuwangi.

Menurut informasi, GDF (41) dan BW (52) menikah sekitar 2011.

Saat menikah, sang suami yang pegawai BUMN masih perjaka, sementara sang istri janda beranak dua.

Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai seorang anak.

"Jadi anaknya semua tiga. Yang pertama kuliah di Malang, yang kedua sekolah SMK, dan ketiga masih SMP. Yang tinggal di rumah ini dua anaknya, karena yang satu di Malang," tuturnya.

Rosi mengaku kaget dan sempat tak percaya apabila GDF membunuh BW. Sebab, mereka selama ini dikenal sebagai pasangan yang tak bermasalah.

"Baik-baik saja, nggak pernah ada masalah atau keributan. Sosialisasinya juga bagus, mereka orangnya baik," tutur dia. 

 

Pelaku Diri ke Polisi

Setelah membunuh sang istri, pelaku mencari informasi nomor telepon polisi dari sebuah grup WhatsApp. 

Ia pun langsung mengirimkan pesan yang mengaku telah membunuh sang istri.

"Tadi sekitar pukul 08.30 WIB, terduga pelaku ini mengirim pesan WhatsApp kepada salah satu personel Polresta Banyuwangi dari unit Laka. Isi pesannya adalah menyampaikan, bahwa ia ingin menyerahkan diri karena telah melakukan pembunuhan terhadap istrinya," kata Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra.

Mendapat kabar itu, anggota Satlantas Polresta Banyuwangi meneruskan informasi ke Satreskrim. 

Aparat langsung datang ke lokasi tempat pembunuhan untuk mencari tahu kebenarannya.

"Tim Resmob Polresta Banyuwangi bergerak menuju TKP, dan menemukan terduga pelaku berada di teras rumah dengan kondisi pintu terbuka," tutur Kapolresta. 

Benar saja, saat itu polisi menemukan korban dalam keadaan terlentang di ruang makan. Dadanya bersimbah darah.

Mengetahui hal itu, tersangka langsung diamankan dan digelandang ke Mapolresta Banyuwangi. 

Sementara, aparat menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan berbagai barang bukti.

"Proses penyelidikan dan penyidikan akan dilakukan lebih lanjut," imbuh Rama.

Tersangka mengakui menusuk istrinya dengan pisau dapur. 

Tusukan bersarang tepat di bagian dada korban hingga ia meninggal di lokasi.

"Saat ini jenazah korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi," ucapnya.

Saat penusukan terjadi, lanjut Rama, kondisi rumah dalam keadaan sepi, anak-anak korban tengah bersekolah. 

Diketahui, pasangan itu memiliki tiga orang anak.

Anak pertama berada di Malang untuk berkuliah.

Sementara anak kedua bersekolah di tingkat sekolah menengah kejuruan, dan anak bungsu bersekolah setingkat sekolah menengah pertama.

"Berdasarkan keterangan, anak-anak pasangan ini ada tiga orang, dan saat kejadian mereka sedang berada di luar rumah. Beberapa di antaranya sedang sekolah. Jadi, di rumah hanya ada pelaku dan korban," tandas Rama.

(*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved