Berita Viral

Ibu Bocah 8 Tahun Ditemukan Tewas 5 Hari Membusuk di Kosan Jakut Diamankan, Korban Alami Kekerasan

Polisi mengamankan ibu dari AR atau Aliya bocah 8 tahun yang ditemukan tewas membusuk di kosan di Jalan Arwana, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Kharisma Tri Saputra
TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO
TKP BOCAH TEWAS - Indekos lokasi ditemukannya jasad AR atau Aliya, bocah perempuan usai 7 tahun di Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (21/9/2025) lalu. Ibu korban kini telah diamankan polisi. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Polisi telah mengamankan ibu dari AR atau Aliya bocah 8 tahun yang ditemukan tewas membusuk di kosan di Jalan Arwana, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Sebelumnya, jasad bocah malang itu ditemukan di kamar lantai tiga setelah tetangga mencium aroma tak sedap pada Minggu (21/9/2025) dini hari.

Ibu korban bernama Kelly Ratnasari tak berada di kamar saat penemuan jasad.

Baca juga: Kondisi Miris Bocah 8 Tahun Ditemukan di Kosan Jakut, Ada Belatung Hingga Diduga Tewas Sudah 5 Hari

KOS TKP BOCAH TEWAS - Suasana terkini kos-kosan yang menjadi lokasi ditemukannya AR atau Aliya, bocah perempuan 8 tahun yang tewas mengenaskan pada Minggu (21/9/2025) lalu.
KOS TKP BOCAH TEWAS - Suasana terkini kos-kosan yang menjadi lokasi ditemukannya AR atau Aliya, bocah perempuan 8 tahun yang tewas mengenaskan pada Minggu (21/9/2025) lalu. (TRIBUNJAKARTA.COM/GERALD LEONARDO AGUSTINO)

Kelly diamankan di wilayah Kertajaya, Penjaringan pada Senin (22/9/2025) dan masih menjalani pemeriksaan.

Selama ini, korban tinggal bersama ibunya setelah kedua orang tua bercerai.

Ayah korban, Suherman, juga diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini.

Berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, ditemukan kekerasan benda tumpul pada jasad.

Namun, penyebab kematian belum dapat dipastikan karena menunggu hasil uji laboratorium forensik.

Dokter forensik RS Polri Kramat Jati, Kombes (Purn) Hery Wijatmoko, menerangkan ada pemeriksaan toksikologi dan histopatologi yang masih berjalan.

Toksikologi adalah pemeriksaan zat beracun, dampaknya terhadap makhluk hidup, serta cara mendeteksi, mencegah, dan mengobatinya.

Sementara, histopatologi mempelajari perubahan struktur jaringan tubuh akibat penyakit, dengan cara mengamati jaringan tersebut di bawah mikroskop.

"Perkiraan kami setidaknya (korban meninggal) tiga sampai lima hari (sebelum ditemukan). Bisa lebih, karena kita juga mempertimbangkan lokasi, atau di sekitar (jasad) korban ditemukan," tuturnya, dikutip dari TribunJakarta.com.

Baca juga: Awal Mula Penemuan Mayat Bocah 8 Tahun di Kosan Jakarta Utara, Berawal Penghuni Kos Cium Bau Busuk

Ia belum dapat memastikan korban mengalami kekerasan seksual lantaran jasad ditemukan dalam kondisi membusuk.

"Jenazah sudah mengalami proses pembusukan lanjut, sehingga kita lakukan pemeriksaan semaksimal mungkin," imbuhnya.

Kabid Yandokpol RS Polri Kramat Jati, Kombes Ahmad Fauzi, menerangkan sejumlah luka yang ditemukan pada jenazah.

"Ditemukan luka terbuka di puncak kepala dengan resapan darah sampai di tulang kepala. Pada tulang iga kiri bagian depan didapatkan tulang iga yang menonjol dengan permukaan kasar," jelasnya.

Kondisi Korban Mengenaskan

Kondisi mengenaskan AR atau Aliya bocah 8 tahun yang ditemukan tewas membusuk di kosan milik ibunya di Jalan Arwana, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (21/9/2025). 

Kabid Yandokpol RS Polri Kombes Ahmad Fauzi menjelaskan, korban diperkirakan sudah meninggal sekira tiga sampai lima hari lalu.

"Jadi bisa lebih (lama lagi waktu kematiannya) karena kita juga mempertimbangkan lokasi atau lingkungan di sekitar itu ditemukan," kata Fauzi, Rabu (24/9/2025) mengutip Wartakotalive.com

"Jenazah sudah membusuk lanjut sehingga kita melakukan pemeriksaan semaksimal mungkin," sambungnya.

Kemudian, wajahnya sudah mengering dan perabahan kasar di kulit leher kanan dan kirinya.

"Kemudian ditemukan luka terbuka di puncak kepala dengan resapan darah sampai di tulang kepala," ungkapnya

Sementara, pada tulang iga kiri, kata Fauzi, bagian depan didapatkan tonjolan dengan permukaan kasar diduga akibat proses penyembuhan tulang.

Fauzi memastikan, pihak RS Polri sudah melakukan pemeriksaan jenazah korban AR sesuai standard operasional prosedur (SOP).

"Kami juga melakukan pemeriksaan toksikologi dan histopatologi Yang merupakan standar operasional prosedur kami dalam melaksanakan pemeriksaan jenazah," imbuhnya. 

Sebelumnya, Rumah Sakit Polri Kramat Jati telah memeriksa jenazah bocah yang ditemukan tewas di kamar indekost di Jalan Arwana, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (21/9/2025) kemarin.

Kabid Yandokpol RS Polri Kombes Ahmad Fauzi menjelaskan, pada hari Minggu sekira pukul 05.42 WIB, pihaknya menerima jenazah korban dari Polsek Metro Penjaringan.

Korban diketahui berinisial AR (8) ditemukan sudah dalam kondisi membusuk di dalam kamar tersebut.

"Hasil pemeriksaan, pada jenazah ditemukan sudah membusuk, membusuk lanjut dan didapatkan belatung, wajah tampak lebih kering dan terdapat cejas dengan perabahan kasar di kulit leher kanan dan kiri," ucapnya, Rabu (24/9/2025). 

Baca juga: Kasus Dilimpahkan ke Pomdam Jaya, Sosok "Anggota" Penganiaya ART Zaskia Adya Mecca Adalah Oknum TNI?

Kronologi Ditemukan

Sebelumnya, jenazah bocah malang itu pertama kali diketahui oleh salah seorang penghuni kos.

Jasad AR pertama kali ditemukan penghuni kos yang mencium bau busuk dari lantai tiga. Para penghuni baru berani memeriksa kamar ketika ibu korban, MKR (35), sedang tidak berada di tempat.

"Begitu mereka (penghuni kost) mencium bau tidak sedap, mereka ramai-ramai punya inisiatif, mereka pengin melihat. Setelah mereka melihat, mereka mengintip ternyata ditemuin jenazah cewe anak kecil," ujar kepala keamanan setempat bernama Arif (42) saat diwawancarai di lokasi. Dikutip Grid.id

Setelah itu, para penghuni kos melapor kepada Arif. Ia kemudian memastikan kondisi jasad korban dan segera menghubungi Bhabinkamtibmas. Polisi dari Polsek Penjaringan bersama Polres Metro Jakarta Utara pun langsung melakukan olah TKP.

Dari pemeriksaan awal di lokasi, tim inafis menemukan adanya luka di bagian punggung korban. Namun, polisi belum bisa memastikan apakah luka tersebut akibat tusukan atau penyebab lain.

Hal ini karena kondisi jasad sudah membusuk dan membengkak. Untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut, jasad AR kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati guna menjalani autopsi.

Setelah AR ditemukan tak bernyawa, MKR sempat meninggalkan rumahnya. Menurut keterangan Arif, ibunya saat itu tidak ada di tempat dan tidak diketahui ke mana perginya.

Usai proses olah TKP, polisi bersama Arif menyusuri wilayah Penjaringan untuk mencari keberadaan MKR. Sekitar pukul 04.00 WIB dini hari, MKR akhirnya terlihat sedang berjalan di kawasan Kertajaya, Penjaringan, Jakarta Utara. Saat didatangi, MKR memilih bungkam ketika diajak berbicara oleh pihak kepolisian.

"Dia diam aja, cuma karena psikisnya agak kena jadi agak melantur. Cuma pembicaraannya kurang jelas karena ama polisi," kata Arif.

Kini, MKR sudah diamankan di Polres Metro Jakarta Utara untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Arif mengungkapkan, MKR memang sudah lama mengalami masalah kejiwaan.

"Saya tahu dia (MKR) dari kecil. Kalau gangguan kejiwaan dari dulu sudah timbul, cuma dia sempat menekannya dengan berobat atau gimana," ujar Arif.

Kondisi MKR membaik ketika dirinya mengenal lalu menikah dengan mantan suaminya. Namun, sekitar empat bulan lalu, keduanya berpisah. Sejak perpisahan itu, gangguan jiwa MKR kembali muncul.

"Mulai kambuh lagi setelah mungkin dia sudah enggak sama suaminya," ujar Arif.

Karena mengalami gangguan jiwa, MKR diduga sering menyiksa putrinya tersebut.

"Tapi, yang sering dengar mereka penghuni kost, mereka sering dengar anak kecil menangis digebukin," ungkap Arif.

Namun, kata Arif, penghuni koss tak berani bertanya banyak karena MKR merupakan orang yang tertutup. Arif sendiri mengaku, pernah melihat anak MKR dipenuhi luka lebam di wajahnya.

"Tersirat depan mata bahwa saya pernah melihat dia jalan sama anaknya, anaknya dalam kondisi lebam di wajah, di bawah mata," ucap Arif.

Sempat Hendak Diadopsi

Sementara, seorang tetangga korban, Apaw (60), mengungkapkan bahwa bocah berinisial AR (8) sempat hendak diadopsi.

"Mantu saya mau ambil anak itu, bilangnya enggak usah bayar, bayar rumah sakit aja, mantu saya kawin sudah lama tidak punya keturunan," kata Apaw, dikutip dari Wartakotalive.com.

Menurut Apaw, sejak AR masih dalam kandungan, menantunya sudah membantu ibunya, MKR, dengan membelikan susu kehamilan, membayar USG, serta vitamin.

"Engkongnya mau minta Rp 100 juta, namanya enggak ada duit, orang susah," jelas Apaw.

Karena tidak mampu memenuhi permintaan tersebut, niat Apaw dan menantunya untuk mengangkat AR sebagai anak akhirnya batal. Ia menilai, seandainya AR bisa diasuh oleh anak dan menantunya, hidupnya mungkin akan lebih bahagia.

Tragisnya, AR ditemukan meninggal dalam kondisi bersimbah darah di kamar kos lantai tiga milik ibunya pada Minggu (21/9/2025). Jenazah bocah malang itu pertama kali diketahui oleh salah seorang penghuni kos.

Korban Jarang Keluar Kos

Tetangga bernama Sukarni (61), menerangkan kos tiga lantai berwarna biru merupakan warisan dari orang tua Kelly.

"Ibunya memang tinggal di situ, kosannya itu sekaligus rumah dia. Dari lahir di situ, itu bekas punya orang tuanya dia," katanya 

Sukarni tak mengetahui penyebab Kelly berpisah dengan suaminya.

"Sebelum kejadian (Aliya meninggal) ini katanya sih suaminya diusir dari kos itu. Anaknya ada dua, yang meninggal itu anak pertama, anak keduanya dititipkan sama keluarga suaminya," lanjutnya.

Sejak bercerai, Sukarni sering melihat korban keluar rumah dalam kondisi lebam di area mata.

"Ada, matanya terlihat lebam. Itu sekitar bulan 8 (Agustus) ya, itu kedua matanya terlihat lebam. Kalau saya tanya ke si ibunya, kenapa sih anaknya, bilangnya jatuh dari motor gitu," bebernya.

Selama ini korban jarang keluar rumah dan bermain dengan anak-anak seusianya.

Kelly juga jarang bersosialisasi dengan tetangga.

Sebelumnya, petugas keamanan RW setempat, Arif, menerangkan penemuan jasad berawal dari warga mencium aroma busuk dari kos.

"Dilaporkan ke pos keamanan setempat, termasuk ada saya di sana, lalu saya langsung mengambil tindakan untuk melihat, dan fakta di lapangan benar ditemukannya mayat seorang anak kecil perempuan, umurnya 8 tahun, dia sebelumnya tinggal sama ibunya," katanya.

Berdasarkan laporan dari warga sekitar, bocah tersebut sering dianiaya ibunya.

"Pernah ada saksi mata dari warga sekitar juga bilang ngelihat dia membawa anaknya dengan wajah anaknya lebam," imbuhnya.

(*)

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved