Sosok Pak Samuri, Pria Lansia di Sidodadi Promosikan Akun Tiktoknya Lewat Masjid, Minta Bantu"Yupot"

TRIBUNSUMSEL.COM - Mengenal sosok Samuri, pria paruh baya asal Sidodadi, viral setelah membuat suaranya terdengar dari pengeras suara masjid.

Sidodadi adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Candi, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Bukan mengumandangkan azan atau menyampaikan kabar duka, Samuri justru mempromosikan akun TikTok pribadinya.

Dalam rekaman yang dibagikan akun Instagram @berita_gosip, Rabu, (24/9/2025), suara Pak Samuri terdengar lantang.

Baca juga: Sosok Pemilik Vespa Pink yang Dikendarai "Anggota" Pemukul ART Zaskia Adya mecca, Ngaku Sudah Dijual

Akun tersebut menyebut lokasi kejadian berada di daerah Sidodadi.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya memberi tahu kepada saudara, kawan-kawan, saya main Tiktok, jangan sampai lupa, nama saya Samuri dari Sidodadi," kata pak Samuri dari pengeras suara masjid.

Terdengar pula suara seseorang diduga didekatnya tak kuasa menahan tawa mendengar pak Samuri mempromosikan akun Tiktoknya.

Meski begitu, pak Samuri tetap melanjutkan ucapannya menyampaikan soal asal usulnya.

"Dulu itu saya dari Jawa Timur, Kecamatan Wajak, Malang, sekarang ada di Sidodadi, jangan sampai lupa," ucap Samuri.

Samuri pun berharap agar isi kontennya bisa menghibur dan mendapatkan dukungan dari warganet.

"Kawan-kawan dikasih yupot (support), sebelumnya saya minta maaf sama kawan-kawan makasih nian (banget), jangan sampai lupa ya, Tiktok saya sudah menghibur, Tiktoknya pak Samuri dari Sidodadi," tandas Samuri.

Unggahan tersebut mendapat ratusan komentar dari warganet yang terhibur.

Diketahui, akun Tiktok @vall_1721 dengan nama Pak Samuri Sidodadi kini telah memiliki 562Followers.

Ia telah mengunggah 4 konten berisi foto aktifitasnya, seperti minum kopi, ternak ayam, hingga membagikan pesan doa.

Baca juga: Sosok Nita, Mantan Istri Fahmi Bo yang Setia Bantu Rawat Meski Sudah Pisah, Ikhlas Ganti Popok

Banyak netizen menuliskan emotikon tertawa, menyebut peristiwa ini sebagai “sisi gelap toa masjid”, hingga ada yang menganggapnya sebagai hiburan tak terduga.