Hari Pahlawan Nasional

6 Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar, Cocok Untuk Momen 10 November 2025

Enam Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar, cocok untuk momen 10 November 2025. Puisi berisikan semangat perjuangan, tokoh pahlawan dan pejuang.

Penulis: Vanda Rosetiati | Editor: Vanda Rosetiati
GRAFIS TRIBUN SUMSEL/VANDA/FOTO DOKUMEN TRIBUNNEWS
PUISI CHAIRIL ANWAR - Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar yang cocok dibagikan pada momen 10 November 2025.Tampak foto sosok penyair Chairil Anwar. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Artikel berikut memuat 6 Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar, cocok untuk momen 10 November 2025. 

Puisi-puisi karya penyair dan sastrawan Chairil Anwar ini berisikan semangat perjuangan untuk merdeka dan melawan penjajah. Tokoh pahlawan seperti Diponegoro, para pejuang yang gugur yang tak dikenal. 

Berikut ini selengkapnya 6 puisi untuk Hari Pahlawan karya Chairil Anwar yang cocok untuk dibawakan dibacakan atau dibagikan di media sosial pada momen peringatan Hari Pahlawan Nasional 2025 pada 10 November.

___________

PUISI HARI PAHLAWAN

---- Puisi 1 ----

AKU
Karya: Chairil Anwar

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu 
Tidak juga kau

Tak perlu sedu-sedan itu
Aku ini binatang jalan 
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku 
Aku tetap meradang menerjang 
Luka dan bisa kubawa berlari 
Berlari

Hingga hilang pedih perih 
Dan aku akan lebih tidak perduli 
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Pembangoenan,
No. 1, Th. I
10 Desember 1945


---- Puisi 2 ----

DIPONEGORO
Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini 
tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu 
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti

Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu Negeri
Menyediakan api.

Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai

Maju
Serbu
Serang
Terjang

(Februari 1943)

Budaya,
Th III, No. 8
Agustus 1954


---- Puisi 3 ----

KRAWANG-BEKASI
Karya: Chairil Anwar

Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi 
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.

Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, 
terbayang kami maju dan mendegap hati?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi 
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak 
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu. 
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa 
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan

atau tidak untuk apa-apa, 
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata 
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi 
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami 
Teruskan, teruskan jiwa kami 
Menjaga Bung Karno 
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami 
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu 
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

(1948)
Brawidjaja, Jilid 7, No 16, 1957

 

---- Puisi 4 ----

MALAM
Karya: Chairil Anwar

Mulai kelam
belum buntu malam 
kami masih berjaga 
-Thermopylae?-
jagal tidak dikenal ? 
-tapi nanti
sebelum siang membentang kami sudah tenggelam hilang


Zaman Baru,
No. 11-12
20-30 Agustus 1957

 

---- Puisi 5 ----

PRAJURIT JAGA MALAM
Karya: Chairil Anwar

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, 
bermata tajam 
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya 
kepastian 
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini 
Aku suka pada mereka yang berani hidup 
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam 
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu...... 
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!
(1948)


Siasat,
Th III, No. 96
1949

 

---- Puisi 6 ----

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Karya: Chairil Anwar

Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji 
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu 
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu

Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945 
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu 
Aku sekarang api aku sekarang laut


Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat 
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar 
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh 
(1948)


Liberty,
Jilid 7, No 297,
1954

===

Demikian ulasan 6 Puisi Hari Pahlawan Karya Chairil Anwar, Cocok Untuk Momen 10 November 2025. 

Baca juga: Kata kata Bung Tomo Merdeka atau Mati, Membakar Semangat Untuk Peringati Hari Pahlawan 2025

Baca juga: 50 Pertanyaan Lomba Cerdas Cermat Hari Pahlawan Nasional 2025, Lengkap Kunci Jawabannya

Baca berita dan artikel lainnya langsung dari google news

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved