Diplomat Kemenlu Tewas di Menteng

Isi Amplop Misterius Ungkap Petunjuk Baru Kematian Arya Daru Diungkap Keluarga, Ada 4 Simbol

Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DIPLOMAT MUDA TEWAS - Arya Daru Pangayunan semasa hidup. Foto ini diunggah di media sosialnya pada 4 Februari 2024. Pria yang akrab disapa Daru ini ditemukan tewas di sebuah kos di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.

TRIBUNSUMSEL.COM -- Baru-baru ini keluarga almarhum Arya Daru mengaku menemukan petunjuk penting dari sosok misterius

Bukti yang diterima itu makin menguatkan keyakinan keluarga bahwa Arya Dary tidak bunuh diri

Atas keyakinan itu, ayah Arya Daru yang bernama Subaryono minta bantuan Presiden RI Prabowo Subianto untuk mengungkap misteri kematian putranya.

Pertimabangan Subaryono meminta bantuan Prabowo Subianto karena peristiwa ini menyangkut anaknya yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).

 Selain itu Subaryono yang sudah berusia 70 tahun merasa lemah.

Oleh sebab itulah dia meminta agar pimpinan tertinggi negara, yaitu Presiden RI Prabowo Subianto, turut mengungkap misteri kematian Arya.

"Kami memohon kepada yang terhormat Presiden Republik Indonesia, yang terhormat Bapak Prabowo Subianto, kami mohon dengan rendah hati dan kami mohon setulus-tulusnya," katanya, Sabtu (23/8/2025) melansir dari Wartakotalive.com.

KEMATIAN ARYA DARU- Diplomat Kemenlu RI Arya Daru semasa hidup. (kanan) Arya Daru terekam CCTV naik ke rooftop lantai 12 kantor Kemenlu malam hari sebelum tewas. Ahli Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) mengungkap kondisi psikologis diplomat Kemenlu RI Arya Daru mengalami burnout (kelelahan mental) (Youtube Kompas TV/ig/ddaru_chee)

 

Arya diketahui meninggal dunia di kamar indekosnya di kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat pada  8 Juli 2025. Kepala Arya ditemukan dalam kondisi terlilit lakban.

Terkait kematian Arya tersebut, keluarga mengungkap temuan baru.

 Temuan baru itu berupa amplop cokelat berisi simbol-simbol tersebut.

Amplop tersebut diterima asisten rumah tangga ADP (Arya Daru Pangayunan) dari pria tidak dikenal saat pengajian mendiang ADP pada 9 Juli 2025 di rumah mereka di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Ada seseorang membawa amplop coklat, yang berisi simbol-simbol dari gabus putih, yaitu simbol bintang, hati, dan simbol bunga kamboja," kata kuasa hukum keluarga Arya, Nicholay Aprilindo dalam konferensi pers di Kotagede, DIY, Sabtu (23/8/2025). 

Ia menambahkan, amplop coklat tersebut dikirim oleh seseorang yang tidak dikenal oleh keluarga Arya.

"Itu sudah diserahkan kepada pihak keluarga kepada pihak-pihak yang melakukan penyelidikan. Kami minta diperdalam apa makna dari simbol-simbol itu, pesan apa yang terkandung dalam simbol itu," kata dia.

Sementara itu, Kuasa hukum keluarga Arya Daru, Nicholay Aprilindo, mengungkap pihak keluarga menerima sebuah amplop cokelat berisi simbol-simbol misterius. 

Amplop tersebut diterima asisten rumah tangga Arya Dary dari pria tidak dikenal saat pengajian mendiang pada 9 Juli 2025 di rumah mereka di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Ada seseorang membawa amplop cokelat, yang berisi simbol-simbol dari gabus putih, yaitu simbol bintang, hati, dan simbol bunga kamboja," kata kuasa hukum keluarga Arya, Nicholay Aprilindo, dalam konferensi pers di Kotagede, DIY, Sabtu (23/8/2025). 

 

Bantah Soal Perintah Geserkan CCTV

Kini setelah hampir sebulan polisi menyatakan tak ada tindak pidana dalam kematian Arya Daru, pihak keluarga pun muncul mengungkapkan beberapa kejanggalan yang mereka rasakan soal kematian sang Diplomat.

Kuasa Hukum Keluarga Arya Daru, Dwi Librianto mengatakan, munculnya keluarga ke publik ini didasari pada perasaan tidak puas mereka akan hasil penyelidikan polisi dalam kasus kematian Arya Daru.

Untuk itu kini keluarga memilih muncul di depan publik dan mengungkapkan segala kejanggalan yang mereka rasakan.

Bahkan pihak keluarga Arya Daru juga menyatakan kesiapan mereka untuk mengungkapkan segala informasi yang mereka punya terkait Arya Daru ini.

"Yang jelas bahwa kami dari pihak keluarga maupun istri almarhum merasa dalam tanda kutip kurang puas atas hasil daripada kesimpulan pihak penyidik."

 "Kami bersedia untuk membantu mengungkapkan apapun yang kami punya, lalu bersama-sama untuk membuat kasus ini menjadi lebih terang," kata Dwi dalam Program 'Kompas Petang' Kompas TV, Minggu (24/8/2025).

Hingga kini, Dwi bersama tim kuasa hukum keluarga Arya Daru masih mengumpulkan semua data-data terkait kasus kematian Arya Daru.

"Jadi kami saat ini masih mengumpulkan semua data-data, akan berkoordinasi lebih lanjut dengan keluarga."

"Ini kan kasus sudah berkembang cukup lama, banyak hal yang berkembang jauh sekali," terang Dwi.

Lebih lanjut Dwi mengungkap salah satu kejanggalan yang selama ini dirasakan keluarga adalah soal adanya informasi istri Arya Daru, Meta Ayu Puspitantri, memerintahkan penjaga kos untuk menggeser CCTV.

Pihak keluarga membantah keras adanya informasi tersebut, karena istri Arya Daru tidak pernah memerintahkan hal tersebut.

 Hal inilah yang kemudian mendorong keluarga Arya Daru memutuskan untuk mengungkap kejanggalan kematian Arya Daru ini ke publik.

Ke depannya pihak keluarga juga akan mengungkap kejanggalan-kejanggalan lain terkait kematian Arya Daru ini.

"Yang jelas begini yang paling awal adalah CCTV. Di awal waktu itu disebutkan bahwa penjaga (kos) itu diperintahkan oleh istri almarhum, atau diminta oleh istri almarhum untuk menggeser CCTV, itu kami bantah keras."

"Istri almarhum membantah keras, bahwa kami tidak pernah meminta menggeser CCTV. Mereka boro-boro meminta geser CCTV."

"Dari situ kan kita bisa kemukakan lebih dalam lagi diupayakan lagi penyelidikannya, siapa yang menggeser, apa maksud apa dan sebagainya. Dan banyak hal, akan kami coba resumekan, supaya bisa kita membantu membongkar misteri kasus ini," terang Dwi.

Selanjutnya, terkait keputusan keluarga yang baru muncul saat ini, Dwi menyebut pihak keluarga memang memilih untuk muncul setelah 40 hari kematian Arya Daru.

Selain itu, selama ini keluarga Arya Daru juga kesulitan untuk menemukan penasihat hukum yang bisa mewakili mereka.

"Pihak keluarga baru speak up keluar setelah 40 hari kematian almarhum. Pihak keluarga sampai terakhir ini belum menemukan penasihat hukum yang bisa mewakili keluarga," imbuh Dwi.

 

(*)

 

Berita Terkini