TRIBUNSUMSEL.COM, MAKASSAR - Kisah Brigadir Polisi (Brigpol) Moh Ridha Rusni Rauf, seorang dari Sat Intelkam Polrestabes Makassar, nyambi jadi badut sulap.
Tak dimakan sendiri, Brigpol Ridha menyisihkan uang hasil menjadi badut sulap untuk diberikan ke anak yatim.
Ternyata, profesi sebagai badut sulap sudah ditekuninya jauh sebelum menjadi anggota polisi.
Ia memulai perjalanannya dalam dunia sulap pada tahun 2006, ketika masih duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar (SD).
“Awal jadi badut itu pertama kali saat kelas 2006, sampai di tahun 2020 saya menggabungkan seni sulap dengan seni badut untuk memberikan keceriaan, tawa serta penonton yang menonton saya bermain sulap lebih terpesona melihat keajaiban dan kekocakannya,” ujarnya dalam wawancara dengan Kompas.com, Rabu (13/8/2025).
Ridha mempelajari seni sulap secara otodidak dengan berbagai cara, termasuk menonton video di YouTube.
Berkat ketekunan dan semangatnya, ia kini telah menguasai banyak trik sulap, dari permainan kartu hingga atraksi yang spektakuler, seperti mengeluarkan burung dan membuat seseorang melayang di udara.
Ketika diundang untuk menghibur anak-anak dalam berbagai acara, Ridha tidak mematok tarif tetap.
Sebagian dari penghasilan tersebut ia sisihkan untuk disedekahkan kepada panti asuhan.
“Untuk budgetnya itu sesuai dengan kesepakatan tidak menentu, jadi dari hasilnya itu saya sisihkan untuk sedekahkan ke panti asuhan, anak yatim,” jelas Ridha.
Ia menambahkan bahwa sisa penghasilannya digunakan untuk membeli perlengkapan sulap dan kostum badut.
Kombinasi Peran sebagai Polisi dan Pesulap
Meski telah menjadi seorang polisi sejak lulus dari Sekolah Polisi Negara (SPN) di Batua Polda Sulsel pada tahun 2017, Ridha tetap menjalankan hobinya dalam seni sulap.
Ia merasa terpuaskan ketika dapat menghibur orang, terutama anak-anak.
“Banyak customer biasa tidak percaya saya juga polisi. Banyak juga saya dapat cerita kenapa mau jadi badut padahal sudah kerja abdi negara. Alasannya saya itu hobi saya dari kecil, ditambah saya suka hibur anak-anak,” katanya.