TRIBUNSUMSEL.COM - Ridwan (39), seorang buruh gudang beras membunuh kekasihnya sendiri Siska Maharani (32) karena cemburu buta, setelah sang pacar diduga menjalin hubungan asmara dengan lelaki lain.
Ridwan membunuh Siska Maharani (32), warga Panjang, Bandar Lampung, dengan cara yang tergolong keji, Senin (4/8/2025) lalu.
Kepala Satreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol Faria Arista, mengatakan peristiwa itu terjadi di mes gudang Bulog, Kecamatan Sukabumi, pada Senin (4/8/2025) sekitar pukul 16.30 WIB.
"Motif perbuatan tersangka adalah cemburu karena korban diduga telah berselingkuh," kata Faria di Mapolresta Bandar Lampung, Rabu (6/8/2025) pagi.
Peristiwa ini berawal saat pasangan yang sudah berpacaran selama dua tahun itu bertengkar di dalam kamar korban sebelum kejadian.
Tersangka yang makin tersulut emosinya lantas mengambil celurit.
Korban sempat melawan dan berusaha merebut celurit itu hingga mengakibatkan jari-jari korban terluka.
"Pelaku kemudian menjambak rambut korban, lalu menggorok leher korban, dan korban meninggal di lokasi kejadian," katanya.
Baca juga: Kronologi Buruh Bulog Bunuh Kekasih Pakai Celurit di Lampung, Korban Teriak Lo Gak Sayang Sama Gua
Usai membunuh, pelaku langsung pergi mengendarai sepeda motor dan menyerahkan diri ke Polsek Sukarame.
Kombes Pol Alfret menambahkan bahwa celurit yang digunakan pelaku untuk menghabisi nyawa korban biasanya digunakan pelaku untuk memotong rumput untuk makan peliharaan kelincinya yang berada di belakang mes.
"Jadi celurit ini biasa digunakan tersangka untuk memotong rumput pakan kelinci peliharaannya di belakang mes," sebut Alfret.
Akibat perbuatannya tersebut, pelaku dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan atau subsider Pasal 351 ayat 3 KUHP dengan ancaman hukuman pidana mati atau hukuman penjara seumur hidup, atau selama waktu tertentu, paling lama 20 tahun kurungan penjara.
Korban Sempat Teriak
Sebelum tewas dibunuh, salah satu rekan pelaku sempat mendengar teriakan dari korban Siska Maharani.
Evi (35), rekan Iwan (35) mengungkapkan, Siska terdengar berteriak ke Iwan, meluapkan rasa kecewanya.