TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -- Kobaran api menghanguskan 14 rumah di kawasan padat penduduk tepatnya di RT 13 RW 03 Kelurahan Satu Ulu, Kecamatan Seberang Ulu Satu Palembang, Jalan Faqih Usman, Selasa (22/7/2025).
Sebanyak 86 jiwa harus kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran ini,
Api yang mulai berkobar sekitar pukul 02.30 WIB itu dengan cepat melahap habis bangunan, meninggalkan puing dan abu.
Agus (34) adalah salah satu saksi keganasan api menceritakan peristiwa terjadi hingga bagaiman ia harus berjuang menyelamatkan keluarganya.
Dalam kepanikan yang mencengkeram, ia sigap menggendong putranya, Rasyah (2), sementara istri dan anak-anaknya yang lain berpegangan erat, menerobos lorong-lorong sempit yang telah diselimuti kobaran api.
"Rumah kami memang tidak terbakar, tapi saat menyelamatkan diri, ibu saya kehilangan uang Rp 15 juta," cerita Agus dengan suara bergetar, raut wajahnya menggambarkan trauma.
"Saat itu panik, dompet berisi uang itu terkepit di tangannya, entah lepas di mana. Uang itu untuk persiapan pernikahan adik kami tanggal 11 bulan depan," ujarnya.
Baca juga: Kebakaran di Jalan Faqih Usman SU 1 Palembang Hanguskan 8 Rumah Semi Permanen
Pikiran Agus kala itu hanya tertuju pada keselamatan keluarganya.
"Yang aku pikirkan anak bini aku, Pak," ujarnya pilu.
Ia menggambarkan bagaimana api seolah muncul dari tengah pemukiman dan menjalar dengan cara yang tak biasa, bahkan terasa merambat di bawah rumah-rumah yang berada di tepi sungai.
"Aku gendong anak, lewat samping api yang menyala, lewat lorong. Yang aneh tuh api sepertinya lewat bawah rumah. Kami panik," ungkapnya.
Kepanikan itu jelas tergambar dari pengakuannya, membelah malam menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Nasib yang lebih tragis dialami Jul, tetangga Agus yang rumahnya tepat depan rumah Agus. Jul hanya bisa menatap nanar rumahnya yang luluh lantak diamuk api, dari dalam Sungai Ogan.
Beruntung, ia berhasil menyelamatkan istri dan anak-anaknya dengan menyeberangi sungai di depan Stasiun KA Kertapati, sebuah keputusan yang menyelamatkan nyawa mereka dari amukan api.
"Tinggal baju inilah, Pak, yang selamat. Semua ludes," ungkap Jul sapaannya dengan mata berkaca-kaca dan menunjukkan pakaian yang melekat di tubuhnya sebagai satu-satunya harta yang tersisa.
Tapi anak bini sudah aku evakuasi lewat sungai itu. Aku hanya bisa bergantung di tiang di sungai itu, melihat rumah aku ludes.
"Api besak nian, Pak, sambil berendam aku ngawasi rumah terbakar, " ujarnya.
Ketika ditanya bagaimana perasaannya melihat rumahnya dilahap si jago merah, Jul hanya bisa menghela napas panjang.
"Perasaan bercampur, Pak. Nangis juga sempat tertawa hilangkan stres. Aku juga sempat video call dengan keluarga," katanya, mencoba mencari hiburan di tengah musibah yang melanda.
Mendapat informasi kebakaran yang memilukan ini, Camat Seberang Ulu (SU) I Kota Palembang, Mukhtiar Hijrun SST, langsung bergegas menuju lokasi kejadian.
Respons cepat dari pihak berwenang pun segera terlihat.
Sementara ketua RT 13, Rumyani menuturkan total 14 rumah yang hangus terbakar.
Akibatnya, 86 jiwa harus kehilangan tempat tinggal. Rumah beliau juga dijadikan Posko darurat.
"Sebanyak 14 rumah yang hangus terbakar. Selain itu juga ada 7 rumah dengan 11 KK terdampak," rincinya.
Rumyani mengatakan, belum diketahui secara pasti mengenai penyebab si jago merah mengamuk di wilayahnya.
Informasi yang dia ketahui, kemungkinan api berasal dari korsleting listrik dari rumah warga bernama Farida.
"Belum diketahui penyebabnya, kerugian juga belum dapat kami taksir. Tapi info tadi kemungkinan karena korsleting listrik," sambungnya.
Meski begitu, ia menyebut tak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Hanya ada 1 yang keseleo, mungkin karena evakuasi diri tadi," jelasnya.
Menurutnya, belasan mobil PBK dari berbagai pos pun terjun untuk memadamkan api.
"PBK datang sekitar 03.20 WIB. Ada belasan mobil tadi yang datang, sampai ke jalan besar tadi," ujarnya.
Baca artikel menarik lainnya di Google News
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel