Berita Viral

Iming-iming Sekolah Elite di Bekasi Janjikan Kurikulum Cambridge Ternyata Bodong, Wali Murid Ditipu

Penulis: Aggi Suzatri
Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEKOLAH BODONG DI BEKASI - Tangkapan layar Al Kareem Islamic School, salah satu sekolah swasta di kawasan Bekasi, Jawa Barat mendadak jadi sorotan publik, Rabu (18/6/2025). Al Kareem Islamic School terbukti tak merealisasikan iming-iming kegiatan belajar mengajar(KBM) berbasis kurikulum Cambridge selama 3 tahun beroperasi

TRIBUNSUMSEL.COM- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bekasi menyegel sebuah sekolah swasta elite di Jalan Baru Perjuangan, Bekasi Utara pada Selasa (18/5/2025).

Para wali murid pun merasa ditipu menyekolahkan anak mereka di Al Kareem Islamic School yang ternyata bodong. 

Sejak awal pendaftaran, para wali murid diiming-imingi penerapan pembelajaran berbasis kurikulum Cambridge.

Nyatanya, pihak sekolah juga terbukti tak merealisasikan iming-iming kegiatan belajar mengajar (KBM) berbasis kurikulum Cambridge selama 3 tahun beroperasi.

Baca juga: 6 Fakta Sekolah Elite di Bekasi Diduga Bodong, Guru Kompak Resign Diperlakukan Bak ART, Nunggak Gaji

SEKOLAH ELITE BODONG- Sekolah swasta elite Al Kareem Islamic School di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, ternyata bodong. Kini disegel atau diberhentikan beroperasi pada Selasa (17/6/2025). (Wartakotalive.com/ Rendy Rutama)

Sekolah tersebut terindikasi bodong setelah pengelola tak menyetorkan nomor Induk Siswa Nasional (NISN) ke Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

"Di mana sekolah tersebut sebelumnya menjanjikan kurikulum berbasis Cambridge, nyatanya tidak," ujar Sekretaris Disdik Kota Bekasi Warsim Suryana saat dihubungi, Selasa (18/5/2025).

Dengan penyegelan ini, sekolah kini dilarang menggelar KBM dan menerima peserta didik baru.

Diketahui, sekolah tersebut menggelar pendidikan untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan taman kanak-kanak (TK).

Selain itu, sekolah tersebut juga membuka kelas inklusi yang diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus.

Sebelumnya diberitakan, sebuah sekolah swasta mewah tingkat SD, TK, dan inklusi di Bekasi Utara, Kota Bekasi, diduga bodong karena tak sesuai prosedur dalam menjalankan kegiatan pendidikan.

Sejumlah wali murid mulai menaruh kecurigaan ketika penerapan kurikulum ala Cambridge yang dijanjikan ternyata tak terealisasi.

"Jadi Cambridge itu tidak kami dapatkan atau tidak sesuai dengan materinya," ujar salah satu wali murid, Silvia Legina (30) saat dikonfirmasi, Selasa.

Selain kurikulum, puluhan wali murid juga mengeluhkan penerapan metode pembelajaran yang tak sesuai standar seperti pada mata pelajaran bahasa Inggris dan agama.

Semula, para wali murid dijanjikan anak-anaknya akan mendapatkan pembelajaran Bahasa Inggris.

Jika sudah menguasai, anak-anak mereka akan mendapat pembelajaran dari para guru langsung menggunakan Bahasa Inggris sepenuhnya.

Baca juga: Imbas Sekolah Bodong di Bekasi, 3 Siswa Jadi Susah Baca dan Salah-salah Mengaji, Habiskan Rp150 Juta

Namun di dalam praktiknya, para pengajar ternyata selama ini hanya menggunakan Bahasa Indonesia.

"Lalu dari agamanya pun pelajarannya juga kurang, tidak ada hafalan (surat Alquran)," ungkap Silvia.

Silvia merasa ditipu karena anaknya tak mengalami kemajuan dalam proses KBM.

Terlebih, ia memasukkan anaknya ke sekolah mewah tersebut harus mengeluarkan biaya besar, yakni Rp 23 juta untuk pendaftaran.

Besaran biaya pendaftaran tersebut sudah termasuk biaya kegiatan sekolah dan uang bulanan selama tiga bulan awal.

Sementara pada bulan keempat, wali murid harus membayar Rp 2 juta per bulan untuk biaya pendidikan anak-anaknya.

"Makanya dengan biaya yang menurut saya mahal itu kami kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan," ujar Silvia.

Sementara itu, seorang wali murid inklusi, Benny Sugeng Waluyo juga mengungkapkan dugaan penipuan sekolah tersebut.

Sugeng mengatakan bahwa ia sengaja memasukkan anaknya ke sekolah tersebut karena iming-iming adanya terapi psikologi. 

"Tapi selama anak kami sekolah di sini realisasi itu tidak ada," kata Sugeng.

Guru Ngaku Diperlakukan Seperti ART

Seorang guru, Salsabila Syafwani, mengatakan, cara-cara kepala yayasan yang juga kepala sekolah memperlakukan para guru seperti asisten rumah tangga (ART) membuat ia bersama rekan guru lainnya menjadi resah.

"Kami kan dikontrak sebagai staf pendidik, tapi terkadang kami tuh diberikan jobdesk di luar tugas kami sebagai guru, jadi kadang masalahnya di situ aja sih," kata Salsabila saat diwawancara Senin (16/6/2025).

Anisa Dwi Zahra, guru lainnya, menjelaskan, dia bersama guru-guru lainnya diperlakukan mirip pembantu rumah tangga.

"Saya pernah disuruh belanja kebutuhan rumah tangga, nganter jemput anak beliau. Jadi banyak job desk yang tidak sesuai dengan tugas kami, jadi kita tuh disuruh jalani job desk kayak ART-nya mereka," jelas Anisa, Senin (16/6/2025).

Bahkan kata Anisa, dirinya sempat diminta membeli ayam goreng untuk anak pemilik yayasan dan lokasinya pun cukup jauh.

"Saya pernah disuruh membeli ayam goreng jauh-jauh ke Jatiasih, padahal ayam goreng di sekitar sini (Bekasi Utara) kan juga ada, Saya sudah komplain, kenapa beli jauh-jauh, terus dari pihak yayasan tidak tahu alasannya apa, akhirnya ya saya jalanin aja," tuturnya.

GURU RESIGN MASSAL- Sejumlah guru pengajar Sekolah swasta elite di Jalan Baru Perjuangan Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, diduga bodong, kini kompak resign atau berhenti kerja massal gegara diperlakukan seperti ART (Wartakotalive.com/Rendy Rutama)

Meskipun kerap diberikan uang tambahan, namun Anisa tetap keberatan dengan perlakuan kepala yayasan tersebut.

"Dapat uang bensin, tapi keberatan karena jauh sih, jarak dari sini ke tempat ayamnya itu kan lumayan jauh," ucapnya dengan wajah cemberut.

Tenaga pelajar lainnya, Raihan Tri Wahyudi, menegaskan setiap hari sebelum bekerja, ia selalu diminta ke rumah pemilik yayasan terlebih dahulu untuk mengantar anaknya sekolah.

"Setiap hari sebelum bekerja, harus ke rumah beliau (pemilik yayasan) untuk mengantar anak-anaknya berangkat sekolah," ucapnya.

Raihan mengatakan dirinya berat hati menolak permintaan pemilik yayasan karena menyadari dirinya berstatus karyawan.

"Untuk biaya tambahan saya cuma dapat gaji selama kerja di kantor sebagai staff education tapi saya bekerja kebanyakan di rumah beliau (pemilik yayasan) mengantar anak-anaknya ke sekolah, ke tempat les, dan belanja itu saya," tutur Raihan.

Kompak Resign Massal

Salsabila menjelaskan resign massal yang dilakukan tujuh orang guru itu dibuktikan dengan lembaran kertas yang ditandatangani di atas materak oleh seluruh guru dan kepala yayasan sekaligus diduga menjabat kepala sekolah.

Usai resign massal itu dilakukan, pihak guru mengaku sudah tidak berkomunikasi sedikitpun dengan kepala yayasan

"Sejujurnya dari per Juni itu kami sudah lost contact, tepatnya 13 Juni itu lost contact dalam artinya memang tidak mau komunikasi saja," jelasnya. 

Salsabila menuturkan informasi resign massal pihaknya rupanya tidak diberitahu oleh kepala yayasan kepada seluruh orangtua murid.

Bahkan pihak guru tidak lagi bisa atau diperkenankan berkomunikasi oleh kepala yayasan kepada orangtua murid melalui akun email sekolah yang sebelumnya kerap difungsikan untuk wadah komunikasnya.

Mengingat akun email sekolah tersebut sudah diganti password, dan para guru tidak mengetahuinya.

"Kami juga sudah kehilangan akses untuk memberitahukan informasi kepada parents (orangtua murid), jadi kami tidak tahu-menahu lagi untuk memberitahukan hal tertentu kepada parents," tuturnya.

Pihak Yayasan Janji Tanggunh Jawab

Sementara, pihak Al Kareem Islamic School berjanji akan bertanggung jawab dengan menjual seluruh aset sekolah untuk mengganti kerugian yang dialami seluruh wali murid. 

"Untuk kerugian yang dirasakan dan dialami oleh orangtua murid itu semua, yayasan akan menjual aset semuanya," kata kuasa hukum Yayasan Al Kareem Islamic School, Mario Wilson Alexander saat dikonfirmasi, Rabu (18/6/2025). 

Selain mengganti kerugian wali murid, penjual aset tersebut juga untuk melunasi gaji guru yang sempat menunggak.

"Semuanya dibayarkan karena ijazahnya yang kemarin ditahan sudah dikembalikan semua, jadi clear ijazah ditahan tidak ada," ujar dia. 

Mario juga mengungkapkan, masalah keuangan menjadi penyebab timbulnya dinamika di internal Al Kareem Islamic School. 

Hanya saja, Mario tak bisa menjelaskan secara rinci persoalan keuangan yang dimaksud.

"(Penyebabnya) keuangan, karena memang ada sesuatu hal yang bisa diekspos dan ada yang enggak," ungkap Mario. 

Bantu carikan sekolah Pihak yayasan juga berjanji akan mencarikan peserta didik yang naik dari jenjang TK ke SD dengan dibantu dari Disdik Kota Bekasi. 

Mengingat, para peserta didik tersebut sebelumnya tak didaftarkan ke Dapodik. 

"Yayasan akan mengikuti arahan selanjutnya dari dinas pendidikan," imbuh dia.

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Artikel ini telah tayang di Tribunbekasi.com dengan judul Tiga Anaknya Korban Sekolah Bodong di Bekasi, Pasutri: Jadi Susah Baca, Mengaji Juga Salah-salah,

Berita Terkini