TRIBUNSUMSEL.COM -- Apa itu adab, apa itu akhlak, dan apa pula itu etika? Mengapa adab, etika dan akhlak terpuji harus diutamakan atau didahulukan dibanding ilmu? Berikut penjelasannya.
Pengertian Akhlak
Menurut bahasa, akhlak adalah kebiasaan.
Dikutip dari fai.umsu.ac.id dalam artikel Pengertian dan Contoh Akhlak dalam Islam, Akhlak mengacu pada perilaku, sikap, dan moralitas seseorang.
Akhlak mencakup aspek etika, moralitas, dan tata krama yang diatur oleh ajaran agama Islam. Akhlak adalah bagian penting dari ajaran Islam yang melibatkan hubungan antara manusia dengan Allah dan hubungan antara manusia dengan sesama manusia.
Pengertian Adab
Adab adalah norma atau aturan mengenai sopan santun yang didasarkan atas aturan agama.
Norma tentang adab ini digunakan dalam pergaulan antarmanusia, antartetangga, dan antarkaum.
Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab atau sopan santun yang ditentukan dalam agama Islam.
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos. Etika adalah cabang filsafat yang mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku manusia.
Etika melibatkan pemikiran kritis tentang apa yang benar dan salah, baik dan buruk, serta tindakan yang sesuai
dengan standar moral tertentu.
Etika juga melibatkan pertimbangan tentang bagaimana kita seharusnya bertindak dan mengambil keputusan dalam berbagai situasi kehidupan.
Jadi pengertian akhlak, adab dan etika sebenarnya bersentuhan.
Dalam bahasa arab, akhlak juga disebut adat (kebiasaan). Kemudian kebiasaan tersebut akan menjadi (Tabi') yaitu karakter, melekat dalam jiwa, dan akan sulit untuk diubah.
Setelah itu keluar dalam bentuk gestur tubuh (salam, senyum), ekspresi (ungkapan kata-kata), sikap, dan perbuatan.
Lalu orang yang memiliki akhlak baik akan memperoleh marwah yaitu kehormatan, harga diri, dan martabat. Dan yang terakhir adalah (Addin) yaitu keteraturan dalam hidupnya (norma hukum, seperti fikih), peradaban (menghasilkan sesuatu seperti kenyamanan dan yang diridhoi), dan agama.
Nah akhlak atau kebiasaan ini dibagi menjadi dua yaitu akhlak /kebiasaan baik dan akhlak/kebiasaan buruk.
Allah SWT berfirman dalam Alquran Surat An Nahl ayat 78
Surat An-Nahl Ayat 78
وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Arab-Latin:
Wallāhu akhrajakum mim buṭụni ummahātikum lā ta'lamụna syai`aw wa ja'ala lakumus-sam'a wal-abṣāra wal-af`idata la'allakum tasykurụn
Artinya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Dari QS. An-Nahl: 78 dijelaskan bahwa kebiasaan atau akhlak itu dapat terbentuk karena mendengar, melihat, kemudian disimpan dalam jiwa.
Bahwa pembentukan akhlak dimulai ketika seorang manusia berada di dalam kandungan.
Dikutip dari tulisan Aulia Rahma dengan judul "Bila Ilmu Tanpa Adab" di laman kompasiana.com,
Proses pembentukan akhlak sejak dini sederhananya adalah sebagai berikut:
1. Mendengar kemudian menyimpan
Pada fase ini, bayi yang baru lahir baiknya sering-sering didengarkan oleh ayat suci Al-Qur'an, seperti dari rekaman atau langsung dari mulut ibu yang membaca ayat suci Al-Qur'an, sehingga anak sudah terbiasa mendengarkan hal-hal yang baik.
2. Melihat kemudian menyimpan
Pada pertumbuhan bayi, setelah mendengar proses selanjutnya adalah melihat. Pada fase ini baiknya seorang ibu memperlihatkan sesuatu yang baik kepada anak. Misalnya melaksanakan sholat didekatnya, sehingga pada saat itu anak sudah mengenal gerakan sholat.
3. Menirukan
Pertumbuhan anak berikutnya adalah menirukan. Anak yang masih kecil dan belum memiliki dosa sehingga dapat dikatakan masih suci. Mereka lebih mudah untuk menirukan sesuatu yang baru saja dilihat. Misalnya menirukan suara yang didengar atau gerakan yang dilihat.
4. Mengulang
Setelah anak dapat menirukan sesuatu yang telah dilihat atau didengar, hal tersebut sudah dipastikan akan dilakukan secara berulang. Sehingga jangan sampai anak melihat sesuatu yang buruk.
Kesimpulannya proses pembentukan akhlak yaitu mendengarkan kemudian menyimpan, melihat kemudian menyimpan, menirukan suara atau gerakan, lalu mengulang secara teratur dan berkesinambungan barulah terbentuk suatu kebiasaan (Akhlak). Sehingga dalam proses tersebut mulai dari pendengaran dan penghlihatan harus yang baik-baik.
Ketika akhlak atau adab dan etika telah baik tertanam, insya allah ilmu yang kita peroleh tidak akan sia-sia. Karena ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, tidak akan menghasilkan apapun.
Demikian arti Adab dan Akhlak dalam Islam, Berikut Penjelasan Bagaimana Proses Pembentukan Akhlak Sejak Dini. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Arti Waqul Rabbi Zidni Ilman, Peran Orang Tua, Doa dan Usaha Agar Anak Sukses dalam Pendidikannya
Baca juga: Arti Inna Min Khiyarikum Ahsanakum Akhlaq, Berikut Kumpulan Hadits Keutamaan Akhlak yang Mulia
Baca juga: Penjelasan Tujuan Pendidikan Menurut Ayat Alquran dan Hadis, Mencari Ridho Allah dan Berakhlak Mulia
Baca juga: Enam Bekal Meraih Pendidikan Menurut Imam Syafii, Bersungguh-sungguh, Sabar, Bimbingan hingga Biaya