TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG – Keberadaan atap daun nipah sejauh ini masih menjadi andalan pendulang ekonomi bagi para warga yang membuatnya.
Salah satunya Ishaq (40), seorang pemilik usaha atap dari daun nipah, saat ditemui dikediamannya yang berada di jalan Mujidul, Kenten Laut, kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, yang masih mempertahankan untuk menjadi pengusaha atap dari daun nipah, yang sudha berjalan 50 tahun.
Ia mengaku tidak tega untuk meninggalkan usahanya ini walaupun sudah banyak masyarakat yang menggunakan atap yang lebih kuat untuk rumahnya seperti, seng, genteng tanah liat, asbes, genteng keramik, beton, serta atap metal, karena ini merupakan peingalan dari orang tua, yang diturunkan kepadanya.
“Ini usaha orang tua, kita teruskan, sayang untuk tidak diteruskan karena sudah lama, dan juga langganan yang memesan atap juga ada,” ungkap, Ishaq, pemilik usaha atap dari daun nipah, saat dijumpai, Senin (24/2/2025).
Daun nipah yang dipilihnya memiliki kaulitas yang baik, karena menggunakan daun yang masih hijau dan belum kering.
“Ngambil daunnya dari Jalur sama Sumsang,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan jika atap yang dijualnya per paket bisa 50 hingga seratus ataupun bisa mengambil satuan tergantung banyak atau tidaknya atap nipah yang diambil.
“Kita jual satu Rp 1.500 – Rp 2.000,” ungkapnya.
Baca juga: Perjuangan Pengrajin Gerabah Banyuasin Agar Tak Ditelan Zaman,Terus Berinovasi Ikuti Keinginan Pasar
Saat ini masih banyak juga yang berminat untuk memakai atap daun nipah untuk kandang hewan ternak dan juga di kirim ke Talang Buruk, karena banyak masyakatnya masih menggunaan atap dari daun nipah.
“Lumayan banyak ya, tapi kalau lagi sepi ya sepi, kadang sebulan gak ada pemasukan sama sekali dari daun nipah,” ungkapnya.
Ia berharap dapat bantuan dari pemerintah untuk memajukan usaha yang selama ini di jalaninya, karena selain sebagai pemilik, ia juga memperkerjakan tetangganya untuk membuat atap nipah tersebut.
“Kita makan dari hasil dari atap nipah inilah, kadang untuk menukupi kebutuhan ya kita bekerja ikut orang,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pegawai pengrajin daun nipah, Asia mengungkapkan jika pembuatan atap dari daun nipah ini masih sangat tradisonal .
“Buat atep ini dengan cara disemat atau menyulam menggunakan benang dan tali rapia,” ungkap Asia, sambil menyulam daun nipah untuk dibuat atap, pada Senin (24/2/2025).
Asia juga mengungkapkan jika daun nipah yang bagus adalah bewarna hijau dan tidak hancur ketika disulam.
“Tidak perlu di jemur ya, semakin cepat dijadikan atap maka semakin bagus kualitasnya,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan cara membuat daun nipah.
“Pilih 3 daun nipah, setelah itu dimasukkan kedalam sepotong bambu yang panjangnya dua meter, habis itu di masukkan jarum khusus untuk membuat atap nipah, yang telah diikat dengan tali rapiah lalu lakukan hal yang sama disisi lainnya,”ungkapnya sambil menyulam atap nipah.
Ia dapat membuat atap dari daun nipah sehari bisa 100 keping.
“100 keping itu diupah sebesar Rp 25 ribu,” ungkapnya.
“Ini pekerjaan tambahan saja karena sering sepi,” ungkapnya.
Ia berharap agar pemerintah dapat memajukan minat masyarakat untuk memakai atap dari daun nipah ini.
“Kita berharap ya sama pemerintah untuk memberikan minat kembali kepada pemakai atap daun nipah ini,” ungkapnya.
Baca berita menarik lainnya di google news