TRIBUNSUMSEL.COM - Bolehkah puasa setelah nisfu Syaban? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini penjelasan dan dalil atau dasar hukum untuk melakukan suatu amalan.
Bulan Syaban, adalah bulan kedelapan pada kalender hijriah, sebelumnya adalah Rajab dan setelahnya adalah Ramadan.
Nisfu Syaban adalah pertengahan Syaban dan pada tahun ini Nisfu Syaban 1446 H/2025 jatuh pada Jumat, 14 Februari 2025 setelah sholat maghib.
Sebagian umat muslim berpendapat jika setelah Nisfu Syaban atau tanggal 16 Syaban dan seterusnya tidak dibolehkan lagi berpuasa, termasuk puasa qadha atau membayar utang puasa Ramadan yang tertinggal di tahun sebelumnya.
Mengutip laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), larangan berpuasa bila telah menginjak separuh akhir bulan Syaban terdapat pada hadist Nabi SAW yang menyatakan tidak boleh berpuasa ketika memasuki paruh kedua bulan Sya’ban yakni dari tanggal 16 sampai akhir.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” إِذَا انْتَصَفَ شَعْبَانُ فَلَا تَصُومُوا
Dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila telah memasuki paruh kedua bulan Sya’ban, maka kalian tidak boleh berpuasa!” (HR. at-Tirmidzi, Abu Daud, Ibn Majah, Ad-Darimi, dan Ahmad)
Terdapat perbedaan pendapat ulama terkait pemahaman hadist tersebut.
Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani jumhur ulama selain madzhab Syafi’i memandang boleh-boleh saja berpuasa di separuh akhir bulan Syaban dan menilai hadist di atas sebagai hadist lemah.
Sementara al-Ruyani yang merupakan ulama madzhab Syafi’i memandang makruh hukumnya puasa di setengah akhir bulan Sya’ban dan haram hukumnya bila berpuasa satu atau dua hari akhir bulan Syaban menjelang puasa Ramadan.
Di sisi lain, kebanyakan ulama madzhab Syafi’i dengan adanya hadist tadi menghukumi haram puasa di separuh akhir bulan Syaban yakni dari tanggal 16 sampai akhir. Tapi, keharaman tersebut tidak berlaku di beberapa kondisi.
Ada tiga situasi terkait puasa di paruh kedua bulan Syaban hukumnya boleh.
Pertama, puasa di separuh akhir bulan Syaban dibarengi dengan puasa di hari sebelumnya. Jadi, bila seseorang berpuasa sejak tanggal 15 kemudian lanjut ke tanggal 16, 17 sampai kira-kira tanggal 28, maka itu boleh. Karena tanggal 29 atau 30 itu termasuk hari syak (ragu) apakah sudah masuk Ramadan atau belum. Di hari syak ini, untuk konteks orang yang berpuasa baru dari tanggal 15 bulan Syaban, sebaiknya tidak berpuasa.
Kedua, bila puasa di paruh kedua bulan Syaban sesuai dengan jadwal puasa seseorang yang memang sudah terbiasa berpuasa di hari itu. Misalnya orang yang terbiasa puasa hari Senin dan Kamis tetap boleh melaksanakannya walau hari Senin dan Kamis itu memasuki separuh akhir bulan Syaban.
Ketiga, bila puasa yang dilaksanakan adalah puasa nadzar, qadha, atau kafarat. Jadi, terutama untuk perempuan, boleh hukumnya berpuasa di paruh kedua bulan Syaban, terlebih bila puasa tersebut adalah ganti atau qadla dari puasa Ramadan sebelumnya.
===
Demikian ulasan Bolehkah Puasa Setelah Nisfu Syaban? Berikut Ini Penjelasan dan Dalil Dasar Hukumnya.
Baca juga: Doa Ruwahan, Arab dan Artinya Lengkap, Amalan Bulan Syaban Sambut Bulan Ramadan
Baca berita dan artikel lainnya langsung dari google news
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com