Berita Travel

Pengunjung Keluhkan Tarif Fasilitas di Air Terjun Bedegung Muara Enim, Banyak Sampah dan WC Jorok

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengunjung di tempat wisata air terjun Bedegung, Muara Enim mengeluhkan ketidakjelasan tarif dan buruknya fasilitas seperti toilet.

TRIBUNSUMSEL.COM, MUARA ENIM -- Pengunjung mengeluhkan tarif fasilitas air terjun Bedegung, Muara Enim, Sumsel karena dinilai tidak sesuai dengan apa yang didapat. 

Mereka mengeluhkan harga tarif yang dibayar tidak sesuai dengan tarif resmi yang diberlakukan secara resmi oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim.

Namun kondisi fasilitas seperti toilet dan tempat bilas dinilai jorok serta banyak sampah berserakan. 

"Seperti tarif toilet di sini dipatok Rp 5.000, padahal tarif resmi cuma Rp 2.000. Mending pelayanannya bagus ini wc-nya jorok tidak ada tempat kaitan pakaian, air juga keruh tidak layak untuk dipakai bilas," keluh Siska salah satu pengunjung air terjun Bedegung, Jumat (27/12/2024).

Menurut Siska, jika Pemda benar-benar ingin memajukan wisata sir terjun Bedegung, seharusnya mereka lebih memperhatikan fasilitas dan pelayanan bagi pengunjung.

Apalagi pada saat libur akhir tahun atau libur panjang, karena Air terjun Bedegung merupakan lokasi wisata alam air terjun andalan untuk wisatawan di Provinsi Sumsel baik dari dalam maupun luar kota.

"Poskonya bagus, tapi fasilitas buat pengunjung seperti toilet tidak diperhatikan, kesannya Pemda cuma mau cuan saja. masuk bayar, parkir bayar, toilet bayar, bilas bayar, tapi gak sesuai," keluhnya.

Ia juga menyayangkan fasilitas wisata yang tidak menyediakan tempat buang sampah.

Sebab ketika masuk ke lokasi wisata Bedegung, banyak sekali sampah dan kulit durian dibuang sembarangan di sungai.

Padahal, sangat sayang sekali, kondisi alam yang asri namun kita kotori, padahal yang datang ke sini banyak orang luar kota, nanti apa kesan mereka setelah melihat kondisi ini.

"Ini masukan dan saran membangun, sebab saya asli orang Muara Enim, saya malu bawa orang lain jika kita tidak siap," ujarnya.

Sementara itu ketika dikonfirmasi ke Plt UPTD Bedegung Else Yusiani SPd, bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan pelayanan dan fasilitas di wisata Bedegung untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung.

Dan salah satu transparansi kita adalah dengan mencantumkan semua tarif telah dicantumkan dekat pintu masuk dengan tujuan supaya pengunjung tahu dan tidak merasa dirugikan.

"Sebelumnya banyak pengunjung yang mengeluhkan masalah tarif parkir, tarif masuk dan sebagainya, sekarang kita tuliskan dan gunakan karcis," ujarnya.

Lanjut Else, mengenai masih adanya keluhan pengunjung seperti masalah bilas ada yang tarif Rp 2.000 dan Rp 5.000, sebab tempat bilas ada yang milik pemerintah dan milik swadaya masyarakat.

Mungkin yan tarif Rp 5.000 tersebut adalah milik masyarakat yang dibangun secara swadaya di lahan milik mereka sendiri, sedangkan yang milik pemerintah itu tetap Rp 2.000 sesuai Perda.

Untuk airnya yang keruh, itu dikarenakan sumber airnya berasal dari aliran sungai di bukit, jika sumbernya keruh maka air yang ditampung keruh terutama pada musim hujan begitupun sebaliknya sebab mereka tidak menggunakan air tanah atau air PDAM.

Sedangkan masalah sampah, itu pihaknya sudah sering memberikan teguran dan edukasi baik ke masyarakat maupun ke para pedagang namun hanya sebagian yang sadar, selebihnya masih banyak yang acuh tak acuh.

Padahal jika mereka sadar, kalau pengunjung puas tentu yang akan diuntungkan adalah mereka sendiri begitupun sebaliknya.

"Kita ini serba salah pak, kita tegas kita dimusuhi pedagang, kita lembut kita diremehkan. Namun pihaknya sangat berterimakasih atas saran dan masukannya dan akan segera ditindaklanjuti untuk perbaikan ke depan dan mencari solusi terbaik," harapnya.

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp 

 

Berita Terkini