TRIBUNSUMSEL.COM -- Keseharian Maman Permana satu dari tiga pendaki asal Tasikmalaya hilang kontak di Gunung Balease, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) diungkap Ketua RT Setempat.
Ujang Kustiwa, Ketua RT 05 RW 12 Kelurahan Sambong Jaya, Kota Tasikmalaya menyebut jika Maman Permana memiliki usaha di salah satu pasar di wilayah Tasikmalaya.
"Dengar kesehariannya suka jualan makanan sehari-hari di pasar," kata Ujang melansir dari Tribun Priangan, Minggu (24/11/2024).
"Orang sibuk jarang di rumah, tapi kalau lagi santai suka gabung dengan warga sekitar," ujar Ujang.
"Bahkan waktu saya menemui ke rumahnya mendapat info dari istrinya, bahwa korban habis pulang dari Maluku," jelasnya.
Bukan hanya itu, Ujang juga mendengar kabar, bahwa Maman sering keluar Jawa mendaki dan menjadi tim ekspedisi dan tim senior di Jerambah GC.
"Tahunya pencinta alam dan Pak Maman ini punya anak empat dan satu orang laki-laki paling dewasa sekolah di Semarang. Keduanya pun sudah lama tinggal di perum Marhamah 1 ini," tegasnya.
Selain Maman, diketahui dua pendaki lainnya asal Tasikmalaya dilaporkan hilang kontak ketika mendaki Gunung Balease, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Dua pendaki lainnya antara lain Tantan Trianaputra (68), dan Yudiana (46).
Kronologi Awal
Ketiganya memulai pendakian melalui jalur Bantimurung, Kecamatan Bone-bone, dan rencananya akan turun di Desa Tamboke, Kecamatan Sukamaju, diperkirakan pada Rabu (20/11/2024).
Namun ketiganya hingga Sabtu (23/11/2024) siang, belum juga tiba di lokasi tujuan, melewati batas waktu yang diperkirakan.
Sebelum dinyatakan hilang, beredar video yang dikirimkan ke petugas Polsek setempat saat ketiga pendaki diserang tawon di kawasan Gunung Balease.
Ketiga pendaki saat mengirimkan video diserang tawon sebelum dinyatakan hilang saat pendakian di Gunung Balease, Sulawesi Selatan, Sabtu (23/11/2024).
Dalam video yang beredar, salah satu Instagram @jejakpendaki, Minggu (24/11/2024), tampak ketiganya memakai topi penutup untuk melindungi diri dari serangan dari tawon tersebut.
Kabar hilangnya ketiga pendaki ini membuat komunitas pecinta alam se-Jawa Barat merasa prihatin.
Beberapa kelompok telah terbang ke Sulawesi Selatan untuk membantu pencarian.
Ketiga pendaki tersebut tergabung dalam Keluarga Pendaki Gunung dan Penjelajah Alam Jarambah QC Tasikmalaya.
Tiga pendaki yang tergabung dalam Keluarga Pendaki Gunung dan Penjelajah Alam Jarambah QC asal Tasikmalaya, Jawa Barat, dilaporkan hilang saat melakukan ekspedisi di Gunung Balease, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Komunitas pecinta alam di Tasikmalaya juga telah berkoordinasi dengan Tim SAR Tasikmalaya untuk merencanakan langkah-langkah pencarian.
"Kita juga sekarang di Tasikmalaya dan Jawa Barat, sedang menunggu update kabar terbarunya lagi. Kita juga sudah koordinasi dengan Tim SAR Tasikmalaya dan rekan-rekan se-Jawa Barat," tambah Obech.
Hingga saat ini, Tim SAR gabungan telah melakukan upaya pencarian dengan melibatkan 37 personel.
Mereka terdiri dari pos unit siaga SAR Luwu Utara, BPBD, KPA Arpala, KPA Korspala, Penat Celebes, Kirana Palopo, Akar Palopo, Kapas Palopo, Bivak Luwu Utara, dan Tagana.
Sempat Lapor ke Warga
Sementara, Kepala Desa Kamiri, Kecamatan Masamba, Raswan, mengungkapkan bahwa ketiga pendaki tersebut menaiki Gunung Balease melalui jalur Desa Bantimurung, Kecamatan Bone-bone.
Informasi yang dihimpun Raswan menyebutkan, sebelum naik, Tantan, Maman, dan Yudiana sempat melapor ke rumah warga yang biasa digunakan sebagai pos registrasi sebelum memasuki kawasan hutan.
"Yang kami tahu, mereka mendaki dan terdaftar di Bantimurung, di rumah warga yang sering dijadikan tempat singgah," jelas Raswan, Jumat (22/11/2024). Dikutip dari Tribun-Timur.com
Raswan menambahkan, ketiga pendaki memulai perjalanan pada Kamis (7/11/2024).
"Mereka naik di Bantimurung tanggal 7 November dan diperkirakan turun di Desa Tamboke pada 20 November," ujarnya.
Namun, organisasi tempat ketiga pendaki bergabung menerima laporan dari Maman Permana memberi kabar tentang keterlambatannya tiba di Desa Tamboke dari estimasi awal pada 20 November.
Karena itu, Raswan bersama kelompok pecinta alam berinisiatif melakukan pencarian di Pos 4 Balease, lokasi terakhir para pendaki berkoordinasi dengan teman-temannya di Tasikmalaya.
"Kami mengetahui ini mendesak. Saya dihubungi teman-teman Basarnas, saya Rabu siang ke Tamboke dan masuk ke pintu hutan bersama teman-teman pecinta alam, tetapi tidak ditemukan," terangnya.
Menurut Raswan, dalam keadaan normal, perjalanan dari Pos 4 Balease menuju Desa Tamboke hanya memerlukan waktu satu hari.
Ia juga menyesalkan bahwa ketiga pendaki tidak menggunakan porter untuk membantu perjalanan mereka ke puncak Gunung Balease.
"Saya konfirmasi ke Bantimurung, katanya ini pertama kali mereka naik ke Balease. Kalau pendaki baru, tentu akan kesulitan. Namun, jika berjalan normal, dari Pos 4 hanya butuh satu hari untuk sampai ke pintu hutan. Mereka sudah berumur juga," ujar Raswan.
"Karena sudah tidak wajar, saya bilang kita viralkan saja dulu. Teman pendaki dari Tasikmalaya sudah koordinasi dengan Basarnas untuk membantu pencarian," tambahnya.
(*)