TRIBUNSUMSEL.COM - Kunci jawaban 3.3.f Eksplorasi Konsep Modul 3.3 Refleksi, referensi bagi guru penggerak, akan diulas pada artikel berikut ini.
Modul 3.3 pada platform merdeka mengajar (PMM) membahas topik Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid.
Pada alur Eksplorasi konsep mencakup konsep-konsep terkait topik yang sedang dipelajari, calon guru penggerak (CGP) diminta melakukan aktivitas refleksi menjawab pertanyaan atau survei
Berikut ini kunci jawaban 3.3.f. Eksplorasi Konsep Modul 3.3 Refleksi, Referensi Bagi Guru Penggerak.
__________
Refleksi
Setelah membaca beberapa situasi yang dideskripsikan di atas, lakukan refeksi dengan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1.Jenis Kegiatan atau program apakah yang dideskripsikan tersebut (Apakah intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler)?
Kunci Jawaban:
Situasi 1-8: Termasuk dalam kegiatan Ko-kurikuler.
Situasi 9-10: Melibatkan kegiatanIntrakurikuler, Ko-kurikuler, dan Ekstrakurikuler.
2. Dalam setiap situasi, identifikasilah dibagian mana dan bagaimana guru mencoba mempertimbangkan ‘suara’; ‘pilihan’; dan ‘kepemilikan’ murid untuk mendorong tumbuhnyakepemimpinan murid. Jelaskan jawaban Ibu/Bapak.
Kunci Jawaban:
Situasi 1:
Pak Segar. Dari situasi yang melibatkan Pak Segar dan murid-muridnya, terungkap bahwa pendekatan partisipasi terhadap pembelajaran lingkungan sangat efektif. Melalui diskusi, murid-murid tidak hanya mengekspresikan keinginan mereka untuk memiliki kebundi sekolah, tetapi juga aktif dalam menyumbangkan ide dan sumber daya untukmewujudkannya.
Dalam proses ini, Pak Segar berperan sebagai fasilitator yang mendukungdan mendorong kolaborasi antara murid-murid, bahkan mengajukan pertanyaan untukmemperluas wawasan mereka tentang perawatan lingkungan.
Kontribusi murid yangmemiliki latar belakang keluarga petani menunjukkan betapa pentingnya melibatkan komunitas lokal dalam proyek lingkungan seperti ini.
Kesimpulannya, melalui kerja samaantara guru, murid, dan komunitas, pembelajaran lingkungan dapat menjadi lebih bermakna,relevan, dan berkelanjutan.
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan lingkungan tidak hanyatentang pengetahuan, tetapi juga tentang tindakan nyata dan keterlibatan dalam menjaga bumi kita.
Situasi 2:
Kepemilikan Bu Ara. Pendekatan Bu Ara untuk mengizinkan murid-muridnya memilih layout kelas mereka adalah contoh yang kuat dari memberdayakan siswa dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah yang mendukung proses ini menunjukkan pentingnya dukungan dari pihak sekolah dalam inisiatif guru. Proses evaluasi dan refeksi yang dipimpinoleh Bu Ara adalah langkah krisis dalam memastikan bahwa keputusan yang diambil bersamamemenuhi kebutuhan dan kenyamanan murid dalam belajar.
Situasi 3:
Suara dan Pilihan Pak Atap Pak Atap memfasilitasi proses diskusi yang membukakesempatan bagi murid untuk menyuarakan preferensi mereka, sementara guru memberikan pandangan yang informatif tentang aspek keamanan dan logistik.
Proses pemilihan destinasidengan menggunakan checklist kriteria menunjukkan pendekatan yang sistematis danterarah dalam pengambilan keputusan. Diskusi yang terbuka dan inklusif membantu mengeksplorasi ide-ide dan mengatasi potensi tantangan. Selain itu, refeksi pascapelaksanaan studi wisata memberikan kesempatan bagi peningkatan berkelanjutan,memastikan bahwa proses tersebut menjadi pembelajaran yang berkelanjutan bagi semuapihak.
Kesimpulannya, pendekatan partisipatif dalam perencanaan dan evaluasi studi wisatamenghasilkan pengalaman yang lebih bermakna dan relevan bagi murid, sambil membangun keterampilan kolaboratif dan pengambilan keputusan yang penting dalam pengembanganmereka.
Situasi 4 :
Suara, Pilihan dan Kepemilikan Pak Bahri. Pendekatan Pak Bahri untukmendengarkan dan mengakomodasi gagasan murid membantu menciptakan program yanglebih relevan dan menarik bagi mereka. Diskusi tentang jadwal dan sumber daya menunjukkan kolaborasi antara guru dan murid dalam merencanakan dan mengorganisirkegiatan. Melalui promosi yang efektif oleh OSIS, partisipasi murid dalam kegiatanekstrakurikuler meningkat, menunjukkan betapa penngnya mendengarkan suara danpilihan murid untuk menciptakan lingkungan belajar yang beragam dan inklusi.
Situasi 5:
Pilihan dan kepemilikan dari situasi ini, terlihat bahwa memberikan kesempatankepada murid untuk memilih dan memiliki proyek mereka sendiri dalam pembelajaran dapatmenghasilkan solusi kreatif dan inovatif. Guru TPK memberikan tantangan yang relevan dan memungkinkan murid untuk mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah secara mandiri.
Melalui eksperimen dan penelitian, murid menemukan solusi pakan organik yang ekonomis.
Kolaborasi dengan media lokal membantu memperluas dampak proyek mereka, bahkanmenarik perhatian industri. Ini menunjukkan betapa pentingnya memberikan ruang bagimurid untuk mengambil inisiatif dan memiliki hasil dari pembelajaran mereka, memperkuatrasa kepemilikan mereka dalam proses pendidikan.
Situasi 6 : SDA
Situasi 7 :
Suara dan Pilihan ide awal dari murid-murid mengilhami pembentukan program ITS yang sukses. Meskipun mengalami kendala dana, kreativitas dan kerja keras murid-murid serta dukungan dari Pak Tegas memungkinkan program ini tetap berjalan.
Dengan menyediakan jasa service komputer sebagai langkah awal, murid-murid dapatmengumpulkan modal untuk mengembangkan program lebih lanjut.
Ini menunjukkan betapa pentingnya memberdayakan suara dan pilihan murid dalam menciptakan lingkungan belajaryang beragam dan inovatif.
Situasi 8 :
Pilihan dari situasi ini kita bisa menyimpulkan bahwa inisiatif seperti pasar tradisional senin legi di Bank SALAM mencerminkan pentingnya memberikan ruang ekspresibagi para warga belajar. Pasar ini tidak hanya sekadar tempat untuk berbelanja, tetapi jugamenjadi wadah bagi anak-anak untuk mengekspresikan preferensi dan kecenderunganmereka melalui permainan peran. Dalam konteks pendidikan, memberikan kesempatan bagianak-anak untuk membuat pilihan dan mengekspresikan diri mereka adalah langkah penting untuk memperkuat rasa kepemilikan mereka terhadap lingkungan belajar mereka. Ini jugadapat membantu dalam pengembangan kreativitas, kemandirian, dan penemuan identitas anak-anak. Dengan demikian, pasar tradisional senin legi di Bank SALAM tidak hanya menjaditempat untuk berinteraksi dan berbelanja, tetapi juga menjadi simbol dari pendekatanpendidikan yang inklusif dan mendukung perkembangan holistik anak-anak.
Situasi 9 :
Suara, Pilihan dan Kepemilikan dari pengalaman Alfonsina di Sanggar Anak Alam(SALAM) Yogyakarta, terlihat betapa pentingnya memberikan suara, pilihan, dan rasakepemilikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Di SALAM, Alfonsina diberi kebebasan untuk melakukan riset yang diminatinya, berpartisipasi dalam diskusi, dan merumuskantarget masa depannya.
Pendekatan ini memungkinkan Alfonsina untuk berkembang secara baik, menghargai proses pembelajaran, dan merencanakan masa depannya dengan jelas.Kesimpulannya, pendekatan pendidikan yang memperkuat peran siswa dalam pengambilankeputusan dan pengembangan diri mereka membawa dampak positif yang signifikan dalampembentukan pribadi yang mandiri dan berdaya.
Situasi 10 :
Suara, Pilihan dan Kepemilikan dari beberapa situasi sekolah yang merancang program berbasis suara, pilihan, dan kepemilikan, terlihat bahwa memberikan kesempatankepada murid untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran dapat menghasilkan dampak positif. Dalam lingkungan pendidikan yang memungkinkan murid untukmengemukakan suara dan membuat pilihan mereka sendiri, murid menjadi agen perubahanyang berharga bagi diri sendiri, teman-teman, dan lingkungan masyarakat mereka. Ini mencerminkan pentingnya pendekatan pendidikan yang inklusif dan memberdayakan, dimana murid diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk mengambil peran aktif dalam pembentukan pengalaman belajar mereka.
3.Dalam setiap situasi yang digambarkan di atas, apa dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dikembangkan? Jelaskan jawaban Anda!
Kunci Jawaban:
Dalam konteks situasi yang dijelaskan, dimensi-dimensi utama dari Profil Pelajar Pancasilayang telah dikembangkan mencakup: beriman, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa danberakhlak mulia, berkebhinekaan blobal, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
Hal ini dapat menunjukkan bahwa pendidikan Pancasila tidak hanya berkaitan denganpemahaman nilai-nilai filosofis, tetapi juga menggali aspek spiritual, sosial, dan intelektual.Dengan demikian, profil pelajar Pancasila yang terbentuk melalui proses pendidikan tersebutmemiliki pondasi yang kuat untuk memperkuat identitas kebangsaan, mempereratpersatuan, serta membentuk karakter yang berintegritas dan berdaya saing global.
Untuk file format PDF klik Jawaban 3.3.f. Eksplorasi Konsep Modul 3.3 Refleksi
===
*) Disclaimer:
Kunci jawaban di atas hanya hanya digunakan sebagai panduan bagi Guru Penggerak. Soal bersifat terbuka sehingga memungkinan ada jawaban lainnya.
Demikian Kunci Jawaban 3.3.f. Eksplorasi Konsep Modul 3.3 Refleksi, Referensi Bagi Guru Penggerak.
Baca juga: Berikan 6 Contoh Nyata Program Pengembangan Profesi Guru, Jawaban Tuton UT MKDK 4005 Keguruan
Baca berita dan artikel lainnya langsung dari google news
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com