TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG-UMKM Mari Berkarya yang berlokasi di Talang Bubuk, Plaju, Palembang, mengembangkan kompor bahan bakar oli bekas.
Ketua UMKM Mari Berkarya, Chairul Bahri alias Elonk menjelaskan, ide ini dimulai dari kebutuhan sederhana untuk menghemat pengeluaran sehari-hari.
"Di sinikan saya lihat banyak bengkel motor dan warung pecel lele. bengkel dengan oli bekasnya sedangkan warung pecel lele itu kita manfaatkan minyak jelantahnya. Saya tergerak membuat kompor dengan bahan oli bekas dan minyak jelanta. Kemudian saya cari literasi cara kerja kompor oli bekas dan demi menghemat gas elpiji," ungkapnya ketika dikunjungi, Sabtu (21/9/2014).
Dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas seperti pipa dan besi bekas, warga Lorong Mari, Talang Bubuk, Plaju, Palembang ini berhasil merancang kompor sederhana yang mampu menghasilkan panas yang cukup dengan api biru untuk memasak.
Kompor kreasi Elonk mampu memasak air 10 liter hanya dengan 30 mililiter oli dengan waktu kurang lebih lima menit. Selain hemat, kompor ini juga menjadi solusi untuk mengatasi masalah limbah oli bekas.
.
"Jadi bahan buat kompor saya ambil bekasan semua dan mudah didapat. Kebetulan kegiatan kita masih di seputar barang bekas. Untuk tungku digunakan pipa besi 6 inchi, tebal 2 mili agar tahan panas, dirangkai jadilah kompor berbahan bakar oli bekas," jelas pria berambut keriting ini.
Kompor oli bekas ini bekerja dengan cara sangat mudah, pertama kita panaskan oli di dalam tungku hingga jadi api kemudian terbakar. Dari pipa yang sudah terkoneksi blower. Angin dari blower menghasilkan panas yang digunakan untuk memasak
Ia kini tengah merancang ulang kompor ini menjadi perangkat multifungsi.
Dengan melakukan beberapa modifikasi, berupa meningkatkan efisiensi kompor sehingga mampu memasak dalam waktu yang lebih singkat dan dengan konsumsi oli yang lebih sedikit.
Selain itu, ia juga mengembangkan teknologi untuk memanfaatkan panas sisa pembakaran oli untuk menghasilkan listrik.
"Ini masih ujicoba, ke depan saya pengennya energi panas dari kompor ini kita gunakan jadi energi listrik. Rencana di samping tungku ini kita pasang alat sehingga energi listrik blower sebesar 20 watt bisa dari situ," jelasnya.
Dijelaskan Elonk lagi, selain bisa digunakan untuk masak di rumah juga sangat tepat untuk masak-masak saat ada kenduri di kampung, industri pembuatan tahu dan tempe, serta bisa digunakan di pembakaran limbah medis.
"Cocok untuk industri tahu tempe, sedekahan, dan pembakaran sampah atau limbah medis, biasanya pakai gas elpiji bisa digantikan kompor ini, hemat sekali," ujarnya.
Sedangkan untuk keamanan, menurut Elonk salah satu tantangan utama. Penggunaan bahan bakar cair seperti oli bekas memiliki risiko kebakaran jika tidak dirancang dengan benar.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan penggunaan kompor oli bekas.
Selain itu, mendapatkan oli bekas memang mudah ditemukan, namun kualitasnya bervariasi. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja kompor.