Arti Kata Bahasa Arab

Arti Syajaah, Sifat Terpuji yang Harus Dimiliki dalam Islam, Dalil & Contoh dalam Sikap Sehari-hari

Penulis: Lisma Noviani
Editor: Lisma Noviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Arti Syajaah, Sifat Terpuji yang Dianjurkan dalam Islam, Dalil dan Contoh dalam Sikap Sehari-hari.

TRIBUNSUMSEL.COM -- Kata Syajaah berasal dari bahasa Arab اَلشَّجَاعَةُ

Syaja'ah artinya adalah  berani atau keperwiraan. Kata ini juga memiliki arti tekun, gagah, kuat hati, tenang, sabar, dan memiliki kekuatan yang jelas. 


Syaja'ah merupakan salah satu akhlak terpuji yang harus dimiliki oleh umat Islam. 
Lawan kata dari syaja'ah adalah al-jubn  (الجُبْن) yang berarti pengecut atau takut dengan sub pengertian dibawahnya antara lain takut mati, takut rugi, takut kalah, takut berperang, takut gagal dan lain-lain.

Orang yang syajaah artinya menggambarkan seseorang yang dapat bersabar dalam menghadapi musibah atau memiliki keberanian dalam melakukan sesuatu.

Sebaliknya, pada diri seorang pengecut, sulit ditemukan sikap sabar dan berani.

Selain itu, syaja’ah (berani) tidak hanya merujuk pada keberanian dalam berkelahi di medan perang, melainkan juga mencakup sikap mental seseorang yang dapat menguasai dirinya sendiri dan bertindak sesuai dengan yang semestinya.

Dikutip dari gramediablog.com,  Menurut pandangan Imam Syahid Hasan Al-Banna, syaja’ah diartikan sebagai ‘azhimul ihtimal yang berarti memiliki kemampuan untuk menanggung beban yang besar dan memiliki daya tahan yang kuat. Seorang yang memiliki sikap syaja’ah akan sabar dalam menghadapi ujian dan bersyukur dalam menikmati kenikmatan yang diberikan kepadanya.

Dalil Alquran dan Hadits tentang Syaja’ah

Dalil Alquran

Surah Ali Imran ayat 139
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Artinya: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (Q.S Ali Imran: 139)

Surat Hud Ayat 112
فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

Artinya: Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (Q.S Hud: 112)

Surat Ali Imran Ayat 139
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

Artinya: Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman. (Q.S. Ali Imran: 139)


Dalil Hadits


"Katakan kebenaran, sekalipun itu pahit”. (HR. Imam Baihaqi)


"Janganlah kamu menjadi orang yang ikut-ikutan, yang berkata: Bila orang melakukan kebaikan maka aku pun melakukannya. Namun bila orang melakukan keburukan maka aku pun ikut melakukannya juga. Akan tetapi tempatkanlah diri kalian! Jika orang melakukan kebaikan maka kamu pun melakukannya. Namun jika orang melakukan keburukan maka (tinggalkan sikap buruk mereka) jangan kamu berbuat zalim.” (HR. Tirmidzi).


"Seburuk-buruk sifat yang ada pada seseorang adalah sifat pelit yang sangat pelit dan sifat pengecut yang sangat pengecut”. (HR. Abu Dawud).

 

 

Jenis-jenis Syaja’ah
Ada dua jenis syaja’ah, yaitu:

Syaja’ah harbiyah
Syaja’ah harbiyah adalah jenis keberanian yang terlihat secara jelas oleh orang lain, terutama dalam situasi yang sangat berbahaya seperti di medan perang. Dalam medan perang, seorang tentara harus memiliki keberanian untuk menghadapi situasi yang mengerikan, seperti serangan musuh, ledakan, dan bahkan kematian. Kemampuan untuk tetap tenang dan berani di bawah tekanan yang ekstrem adalah ciri khas dari syaja’ah harbiyah.

Tentara yang memiliki syaja’ah harbiyah juga harus memiliki keterampilan tempur yang baik dan mampu menggunakan senjata dengan efektif. Mereka harus memiliki keberanian untuk melawan musuh tanpa rasa takut atau ragu-ragu. Selain itu, mereka harus mampu bekerja sama dengan rekan-rekan mereka dan mengambil keputusan yang cepat dan tepat dalam situasi yang berbahaya.

Selain di medan perang, syaja’ah harbiyah juga dapat diterapkan dalam situasi lain yang memerlukan keberanian seperti dalam operasi penyelamatan atau saat terjadi bencana alam. Dalam situasi-situasi tersebut, keberanian dan keterampilan yang dimiliki oleh para penyelamat dapat menjadi faktor yang menentukan untuk menyelamatkan nyawa orang lain.

Syaja’ah nafsiyah
Syaja’ah nafsiyah, adalah keberanian yang muncul dari dalam diri seseorang untuk menghadapi bahaya atau penderitaan. Keberanian ini tidak selalu kelihatan oleh orang lain, tetapi dirasakan oleh diri sendiri.

Contoh dari syaja’ah nafsiyah adalah ketika seseorang harus menghadapi situasi yang menakutkan seperti bencana alam, kecelakaan, atau penyakit yang serius. Dalam situasi-situasi ini, seseorang membutuhkan keberanian yang kuat untuk bisa menghadapinya dengan tenang dan tetap bersemangat.

Syaja’ah nafsiyah juga dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari ketika seseorang harus menghadapi kesulitan yang memerlukan ketekunan dan keberanian untuk bisa melewatinya.

Misalnya, ketika seseorang sedang mengalami masalah keuangan, atau dalam situasi konflik dengan orang lain, maka seseorang memerlukan keberanian untuk bisa menghadapi situasi tersebut dengan bijaksana dan tetap tenang.

Keberanian dalam menghadapi bahaya atau penderitaan juga bisa muncul ketika seseorang harus mengambil keputusan yang sulit dan berisiko. Seperti ketika seseorang harus memutuskan apakah akan mempertahankan pendirian yang benar atau mengikuti apa yang orang lain inginkan, atau ketika seseorang harus memutuskan apakah akan mengambil risiko dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Dalam semua situasi ini, syaja’ah nafsiyah diperlukan untuk bisa menghadapi dan melewatinya dengan sukses. Orang yang memiliki syaja’ah nafsiyah yang kuat akan dapat menghadapi situasi sulit dan penuh tekanan dengan lebih tenang dan lebih bijaksana.


Contoh Sikap Syajaah dalam Kehidupan Sehari-hari 

Membela teman atau siapapun ketika dirungdung (dibuli) meskipun ada kemungkinan pula akan dirundung.
Berkata jujur apapun keadaannya.
Memberanikan diri mengkritik pemimpin yang bersikap sewenang-wenang dan dzalim.

Sikap Syajaah

1. Daya Tahan Besar (Quwwatul Ihtimal)
Ketika seseorang memiliki sifat syaja’ah maka ia mampu bersabar dan siap untuk menghadapi kesulitan, penderitaan, bahaya, ataupun yang lainnya ketika berjuang di jalan Allah SWT. Banyak sekali kisah-kisah para sahabat yang menggambarkan hak ini. Seperti, Bilal bin Amr bin Yasir yang mengalami penyiksaan agar mengingkari keimanannya. Namun, beliau tetap teguh pada keimanannya.


2. Terus Terang dalam Kebenaran (Ash-Sharahah Fil Haq)
Seseorang dapat dikatakan memiliki sifat syaja’ah ketika berani berterus terang dalam menyampaikan kebenaran.


3. Memegang Rahasia (Kitmanu As-Sirri)
Ketika Grameds diamanahi memegang rahasia maka butuh keberanian dan kehati-hatianagar tidak membocorkannya. Apalagi jika informasi yang kita jaga kerahasiaannya akan menimbulkan bahaya jika bocor.

Di kalangan sahabat Nabi Muhammad SAW tidak banyak yang dapat dipercaya sebagai pemegang rahasia. Salah satu sahabat Nabi yang mampu menjaga rahasia adalah Hudzaifah Ibnul Yaman r.a. Ia dikenal juga sebagai Shahibus Sirri (pemegang rahasia).

Hudzaifah menjadi sahabat yang dipercaya oleh Rasulullah beritahukan mengenai semua orang-orang munafik yang ada. Selema hidupnya, Hudzaifah menjaga informasi mengenai hal ini bahkan kepada khalifah yang sedang menjabat ketika itu (Khalifah Umar).

4. Mengakui Kesalahan (Al-I’tirafu Bi9l Khatha’i)
Seseorang yang siap dan mau mengakui kesalahan menjadi salah satu ciri orang yang memiliki sifat syaja’ah. Hal ini disebabkan mengakui kesalahan tidaklah mudah. Kita harus siap untuk dicaci, dimaki, bahkan dikucilkan ketika mengakui kesalahan.

Mengungkapkan kesalahan membutuhkan keberanian yang besar. Tidak hanya itu, keberanian juga dibutuhkan untuk menerima segala konsekuensi dari kesalahan yang dilakukan.

5. Bersikap Objektif pada Diri Sendiri (Al-Inshafu Min Adz-Dzati)
Beberapa orang menganggap dirinya lebih dari orang lain baik dari kemampuan maupun finansial (over confidence). Sebagian lainnya justru menganggap dirinya lebih bodok daripada orang lain (under confidence).

Ketika hal-hal tersebut muncul maka membuat diri seseorang menjadi tidak proporsional dan tidak objektif terhadap diri sendiri. Seseorang yang memiliki sifat Syaja’ah akan melihat dirinya secara objektif dan meyakini bahwa dirinya memiliki kelebihan dan kekurangan yang seimbang.

6. Menguasai Diri Sendiri (Milku An-Nafsi ‘Inda Al-Ghadhabi)
Seseorang yang memiliki sifat syaja’ah akan mampu melawan hawa nafsu dan amarah. Meskipun dalam kondisi emosional, ia masih dapat berpikir jernih.

Itulah Arti Syajaah, Sifat Terpuji yang Dianjurkan dalam Islam, Dalil dan Contoh dalam Sikap Sehari-hari. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: 5 Kalimat Motivasi Bahasa Arab dan Arti, Penguat Diri Sendiri agar Comeback Stronger dan Bersemangat

Baca juga: Arti dan Tafsir Surat Yasin Ayat 9, Firman Allah Saat Rasulullah Mengusir Musuh, Fadilah Pagar Diri

Baca juga: Arti Faman Yamal Mitsqala Zarrotin Khairoyyarah Waman Yamal Mitsqala Zarrotin Syarron Yaroh

Baca juga: Arti Ya Hanana dalam Lirik Sholawat Ya Hanana Lengkap Teks Arabnya, Betapa Beruntungnya Kami

Berita Terkini