Pasutri Lansia Tewas di Bogor

Bantah Hubungan Keluarga Tak Harmonis, Anak Pertama Opa Hans Akui Sering Rebutan Urus Orangtua

Penulis: Laily Fajrianty
Editor: Weni Wahyuny
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aris Tokra Tomasoa (kanan) anak pertama lansia yang tewas di Bogor didampingi pengacaranya bantah hubungan keluarga tak harmonis.

TRIBUNSUMSEL.COM - Aris Tokra Tomasoa anak pertama lansia, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa yang tewas di Bogor bantah hubungan keluarga tak harmonis.

Didampingi pengacaranya, Aris mengaku bahwa hingga saat ini hubungannya dengan orangtua baik-baik saja.

Meski begitu, Aris mengakui memang jarang berkomunikasi dengan orangtuanya, berbeda dengan adik-adiknya,

"Untuk saat ini hubungan kita sekeluarga biasa aja, cuma komunikasi memang jarang, itu salah saya," kata Aris lewat TikTok @storywartawanhiburan.

Dijelaskan Aris, bahkan anak kedua Hans Tomasoa sering memperhatikan makan kedua orangtuanya.

"Anak kedua sering kirim gofood makanan. Kalau saya diserang silahkan, emang saya salah, tapi jangan ke adik-adik saya," katanya.

Kemudian ia dan kuasa hukumnya juga memperlihatkan video anak kedua oma opa saat berkunjung ke rumah.

Saat itu, Bradley mengajak oma opa untuk tinggal bersama dia di Bandung.

Menurut Aris, ia dan adiknya itu saling berebut untuk mengurus kedua orangtuanya.

"Justru kami malah rebutan untuk ngurus, saya sama ade saya itu rebutan. Saya mau ngajak orangtua ikut saya, Bradly juga mau ngajak," tuturnya.

Baca juga: Sosok Bradley Anak Kedua Opa Hans dan Oma Rita, Disebut Rajin Komunikasi dengan Orangtua

Meski di sisi lain Aris juga mengaku mengalami kesulitan karena pekerjaan sehingga sudah dua tahun tidak mengunjungi orangtuanya.

"Saya memang kesulitan untuk ke sana, karena pekerjaan juga, kalau saya ke sana juga malem, nunggu kosong," kata dia lagi.

Momen Terakhir Aris Tomasoa Temui Orangtua Pada Tahun 2022, Minta Adik Tak Disalahkan (Kolase/Tiktok Storywartawanhiburan)

Minta Jangan Salahkan Adik-adik

Aris meminta utuk tidak menyalahkan kedua adik-adiknya.

Diakui Aris kedua adiknya kerap berkomunikasi dan menjenguk orangtuanya.

Adapun adik kedua Aris bernama Bradley dan bungsu bernama Ciro Juliano.

"Tapi jangan disalahkan ke adik-adik saya karena adik-adik saya yang paling rutin komunikasi, yang paling rutin komunikasi itu adik nomor dua, cuma yang sering kesana itu adik yang bungsu," jelasnya.

Baca juga: Ingin Tempati Rumah Orangtua, Aris Anak Pertama Opa Hans Ngaku Tak Bisa Masuk Dihalangi Pengurus RT

Anak pasutri lansia, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa ternyata mempunyai kesibukan masing-masing sehingga tak merawat orangtuanya. (Facebook @Vina Zerenesia)

Aris pun mengakui bahwa dirinya lah yang paling jarang menjenguk dan berkomunikasi dengan orangtuanya.

"Disini yang paling jarang datang kesana itu saya, di tahun 2012 ibu saya stroke, selama saya rawat," jelasnya.

Bahkan terakhir ia menjenguk orangtuanya pada tahun 2022 lalu.

"Saya antar ibu saya ke rumah sakit rutin itu sekitar tahun 2022, cek up, kondisi biasa-biasa aja," katanya.

Diketahui, pasutri lansia yang ditemukan tewas membusuk didalam kamar rumahnya pada Selasa (16/7/2024) di Jonggol, Bogor, Jawa Barat tengah viral di media sosial.

Disebut-sebut tak tak pernah menjenguk orangtuanya dan warga sekitar pun tak pernah melihatnya.

Bantah Terlantarakan Orangtua

Anak pertama opa Hans dan oma Rita juga bantah terlantarkan orangtua hingga tewas.

Aris, anak pertama yang tinggal di Bogor muncul didampingi oleh pengacaranya, Andreas Sapta Finady.

"Kita sangat menyayangkan kepada oknum-oknum memberikan narasi pencemaran nama baik, memfitnah tanpa mengkonfirmasi kepada keluarga ini sangat disayangkan," kata Andreas lewat TikTok @storywartawanhiburan, Minggu (21/7/2024).

Andreas membantah bahwa anak-anak paustri lansia ini menelantarkan orangtuanya.

"Adapun narasi-narasi yang dimaksud tentang anak-anak mendiang yang telah menelantarkan mendiang, itu pada faktanya tidak benar," ujar Andreas.

Selain itu, ia juga membantah bahwa anak-anak opa Hans tidak merespon dengan kabar meninggalnya orangtua.

"Narasi terkait dengan tidak adanya respons dari anak-anak mendiang atas berita meninggalnya mendiang di kediaman mendiang itu adalah tidak benar," tegasnya.

Tak hanya itu, Andres juga membantah bahwa anak-anak opa Hans tidak menjenguk orangtuanya sejak tahun 2017.

"Narasi terkait anak-anak mendiang tidak pernah menemui mendiang sejak tahun 2017 itu tidak benar," jelasnya.

Andreas mengatakaan bahkan kliennya itu sempat tinggal bersama mendiang orang tuanya.

Ia menjelaskan, Aris bersama anak-anaknya tinggal bersama dalam satu atap sejak rumahnya dibeli pada 2018 silam.

Namun beberapa tahun setelahnya, Aris memutuskan untuk keluar dari rumah tersebut karena mendapatkan pekerjaan.

"Berdasarkan fakta-fakta yang ada, klien kami tidak tinggal serumah dengan mendiang sejak rumah dibeli oleh mendiang pada tahun 2018," bebernya.

Anak Disebut Tak Pernah Jenguk Orangtua

Sebelumnya, dari keterangan warga setempat, tiga anak Hans dan Rita itu sebelumnya diketahui tidak pernah menjenguk orang tuanya.

Padahal, anak-anak Hans dan Rita tinggal tidak jauh, yakni di Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

Rita diketahui sudah menderita stroke cukup lama, sementara Hans sudah tampak tertatih saat berjalan.

Namun, tidak ada anak-anaknya yang datang untuk sekadar menjenguk dan merawat mereka.

Sehingga, pasutri lansia itu hanya hidup berdua saja dengan dibantu warga sekitar dan jemaat gereja.

Setelah orang tuanya meninggal, ketiga anak tersebut baru datang.

Ketiga anak ketiga pasutri ini disebut-sebut tak pernah menjenguk orangtuanya sejak tahun 2017

Hal ini diakui oleh Jonathan Tobing, selaku pengurus RT setempat.

"Sejauh sepengetahuan saya memang betul anak dari almarhum tidak pernah, atau kalaupun memang pernah saya tidak tahu, atau mungkin menjenguknya hanya sebentar, tapi menurut pengakuan temen-temen yang lain itu tidak pernah," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com, Kamis (18/7/2024).

Jonathan Tobing mengatakan, Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa menempati rumah tersebut antara akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018 hanya berdua.

Sedangkan tiga anaknya tinggal di luar kota, ada yang di wilayah Jakarta, Bandung, dan Bekasi.

"Saya engga tau apakah ada warga lain yang bukan jajaran pengurus pernah melihat (berkunjung), tapi dari sesama kita, kita tidak pernah melihat ada kunjungan dari anak-anaknya," terangnya.

Namun, setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, ketiga anaknya pun akhirnya muncul.

Jonathan mengatakan anak bungsu opa dan oma muncul saat proses pemakan sedang berlangsung.

Sementara anak pertama dan anak kedua dari pasangan lansia tersebut baru muncul pada malam harinya.

"Jujur saya pertama kali melihat anak-anak dari almarhum itu setelah kejadian, sebelumnya saya tidak pernah melihat sama sekali," katanya.

Baca juga berita lainnya di Google News

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

 

Berita Terkini