TRIBUNSUMSEL.COM -- Berikut ini adalah kumpulan hadits tentang anak yatim dan artinya. Keutamaan menyayangi, menyantuni dan membahagiakan anak yatim.
Rasulullah SAW sendiri ketika masih dalam kandungan telah ditinggal wafat ayahnya Abdullah. Lalu saat berusia 6 tahun menjadi yatim piatu karena ditinggal wafat ibunya Aminah. Karena itu Rasulullah sangat peduli dengan anak yatim dan mengharapkan keteladanannya ini dilestarikan umatnya.
Anak yatim memiliki kedudukan yang istimewa dalam pandangan agama Islam.
Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:
“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan hari pembalasan? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al-Ma'un: 1-7)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa orang-orang yang menghardik anak yatim atau yang berperilaku buruk terhadap anak yatim adalah golongan orang yang mendustakan agama. Perintah untuk menyayangi anak yati juga diterangkan secara lebih lengkap dalam beberapa hadits tentang menyayangi anak yatim, berikut ini:
Hadits tentang anak yatim dan artinya:
1. Hadits tentang Menyayangi Anak Yatim riwayat Imam Bukhari
عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا ، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا
Dari Sahl bin Sa’ad r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta merenggangkan keduanya.”
Daud a.s berkata: “Bersikaplah kamu kepada anak yatim sebagaimana seorang bapak yang penyayang.”
Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Saya dan orang yang memelihara anak yatim di surga, seperti ini (sambil merenggangkan jari telunjuk dan jari tengah).”
2. Hadits tentang Menyayangi Anak Yatim Riwayat Imam Muslim
كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ وَأَشَارَ مَالِكٌ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى
“Orang yang menanggung (mengasuh) anak yatim miliknya atau milik orang lain, aku dan dia seperti dua jari ini di surga.” Malik (perowi hadits) mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Muslim)
3. Hadits tentang Menyayangi Anak Yatim Riwayat Thabrani
مَنْ ضَمَّ يَتِيْمًا بَيْنَ أَبَوَيْنِ مُسْلِمَيْنِ فِيْ طَعَامِهِ وَ شَرَابِهِ حَتَّى يَسْتَغْنِيَ عَنْهُ وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ
Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Thobrani, Shahih At Targhib Al Albani bahwa: “Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim di antara dua orang tua Muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.”
Terdapat seorang lelaki datang kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya padanya: sukakah kamu? Jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu dapat terpenuhi? Kasihilah anak yatim dengan mengusap mukanya, serta berilah makan dari makananmu, maka niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu dapat terpenuhi.”
4. Hadits tentang Menyayangi Anak Yatim Riwayat Ahmad dan Abu Dawud
ياَ سَائِبُ انْظُرْ أَخْلاَقَكَ الَّتِيْ كُنْتَ تَصْنَعُهَا فِيْ الجْاَهِلِيَّةِ فَاجْعَلْهَا فِيْ اْلإِسْلاَمِ. أَقْرِ الضَّيْفَ و أَكْرِمِ الْيَتِيْمَ وَ أَحْسِنْ إِلَى جَارِكَ
“Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan, maka laksanakanlah pula dalam keislaman. Jamulah tamu, muliakanlah anak yatim dan berbuat baiklah kamu pada tetanggamu.”
Hak hak anak yatim, dikutip dari laman baznas.go.id :
1. Diperlakukan dengan Baik
Anak yatim harus diperlakukan dengan baik dan penuh kasih sayang. Allah dalam Al-Quran secara tegas melarang perlakuan sewenang-wenang terhadap mereka. Ini mencakup memberikan perlindungan, kasih sayang, dan kenyamanan kepada mereka.
“Maka terhadap seorang anak yatim piatu maka janganlah engkau berlaku sewenang wenang. Dan terhadap pengemis janganlah menghardik.”(QS. Ad Dhuha: 9–10)
2. Kecukupan Makan dan Kebutuhan
Anak yatim memiliki hak atas kecukupan makanan dan kebutuhan mereka. Memberikan makanan dan minuman kepada anak yatim adalah amal yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw bersabda: "Barang siapa yang memberi makan dan minum individu seorang anak yatim piatu diantara kaum muslimin, maka Allah akan memasukkannya kedalam surga, kecuali dia melakukan satu dosa yang tidak diampuni."
3. Perlindungan
Anak yatim juga berhak mendapatkan perlindungan. Allah mengingatkan umat Islam untuk melindungi anak yatim dalam Surah Al-Insan ayat 8 dan 9, dengan perintah memberi makan kepada mereka.
"Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan, (sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu." (QS. Al-Insan: 8-9)
Perlindungan ini mencakup menjaga hak-hak mereka, melindungi mereka dari eksploitasi, dan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
4. Pendidikan
Anak yatim berhak mendapatkan pendidikan yang baik. Islam sangat menekankan pentingnya pendidikan, dan memberikan pendidikan kepada anak yatim adalah salah satu bentuk amal yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW sendiri memuliakan pendidikan dan menyatakan bahwa orang yang merawat anak yatim akan mendapatkan kedudukan yang tinggi di surga.
5. Hak Harta
Anak yatim memiliki hak atas harta yang mereka miliki. Islam melarang siapa pun untuk mengambil atau menggunakan harta anak yatim tanpa izin atau tanpa kepentingan yang jelas. Allah dalam Al-Quran menyebutkan bahwa harta anak yatim hanya boleh digunakan untuk tujuan yang lebih bermanfaat bagi mereka. Hal ini merupakan upaya untuk melindungi hak-hak harta mereka.
“Dan janganlah kamu dekati harta seorang anak yatim piatu, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa.” (QS. al An’am [6]: 152).
Itulah Kumpulan Hadits tentang Anak Yatim dan Artinya, Mengapa Harus Menyayangi dan Menyantuni Anak Yatim. (lis/berbagai sumber)
Baca juga: Mengapa 10 Muharram Disebut Juga Lebaran Anak Yatim? Sejarah dan Hadis Tentang Menyayangi Anak Yatim
Baca juga: Doa Niat Puasa Tasua dan Asyura Beserta Jadwalnya, Dibaca Pada Tanggal 9 dan 10 Muharram 1446H
Baca juga: Bacaan Doa Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446H/2024, Beserta Doa Akhir Tahun, Amalkan Malam Nanti
Baca juga: Bacaan Doa Tutup Tahun dan Doa Awal Tahun Hijriyah Mohon Rahmat Taufik dan Hidayah-Nya di Masa Depan