Seputar Islam

Materi Khutbah Jumat Tentang Bulan Dzulqadah 1445 H, Edisi 31 Mei 2024, Penuh Makna dan Tersedia PDF

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Materi Khutbah Jumat Tentang Bulan Dzulqadah 1445 H, Edisi 31 Mei 2024, Penuh Makna dan Tersedia PDF

TRIBUNSUMSEL.COM - Berikut ini akan disajikan Naskah Khutbah Jumat tentang bulan Dzulqadah 1445H, edisi 31 Mei 2024, menyentuh hati dan penuh makna, tersedia juga dalam format PDF yang bisa Anda unduh melalui link tautan dibawah ini.

______

"Mencerdaskan Diri dengan Bertafakkur

Khutbah I

السَّلامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يُقَدِّرْ لانْتِهَاءِ عِزَّتِهِ نَحْوًا وَلَا قِطْرًا, وَلَمْ يَجْعَلْ لِمَرَاقِي أَقْدَامِ الْأَوْهَامِ وَمَرْعَى سَهَامِ الأَفْهَامِ إِلَى حِمَى عَظَمَتِهِ مَجْرًى أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَ لَأَ شَرِيكَ لَهُ يَعْجِزُ قُلُوْبُ الْمُتَفَكِّرِينَ عَنْ إِدْرَاكِ جَلَالِهِ نَظْرًا, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, شَهَادَةً تُبَلِّغُنَا تَدَبُّرًا وَتَفَكَّرًا, حَتَّى نَعْلَمَ خَيْرًا وَشَرًا, وَنَفْعًا وَضَرًّا وَعُسْرًا وَيُسْرًا, وَفَوْزًا وَخُسْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ آدَمَ وَإِنْ كَانَ لَمْ يَعُدَّ سَيَّادَتَهُ فَخْرًا, صَلَاةً تُبْقِي لَنَا فِي عُرْصَاتِ الْقِيَامَةِ عُدَّةً وَدَخْرًا, وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِينَ أَصْبَحَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ فِي سَمَاءِ الدِّينِ بَدْرًا, وَلِطَوَائِفِ الْمُسْلِمِيْنِ صَدْرًا, وَسَلَّمَ
تَسْلِيمًا كَثِيرًا.

أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ إِتَّقُوا الله, فَقَدْ فَازَ مَنْ أَعْطَاهُ وَاتَّقَاهُ, وَقَدْ خَابَ مَنْ كَذَّبَهُ وَعَصَاهُ. قَالَ الله تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهِ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى
جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً .
وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَفَكَّرُوا فِي خَلْقِ اللَّهِ وَلَا تَفَكَّرُوْا فِي اللَّهِ فَإِنَّكُمْ لَا
تَقْدِرُوا قَدْرَهُ. رَوَاهُ الطَّبْرَانِي)

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah...

Pada kesempatan khutbah Jum'at ini, setelah memuji kepada Allah SWT, bershalawat kepada Baginda Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, serta sahabatnya, saya mengajak kepada diri saya sendiri dan saudara-saudara

sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Yakni dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dalam kondisi apa pun, saat sehat, sakit, kaya, miskin, bahagia, ataupun derita.

Karena hanyalah orang-orang yang bertakwa yang memiliki kemuliaan di sisi-Nya. Kekayaan itu tidak akan abadi, kemiskinan pun tidak akan selamanya.

Bahagia dan derita, pun juga demikian adanya, datang silih berganti. Hanyalah amal shalih dan ketakwaan seorang hamba, yang dapat mengantarkannya meraih kebahagiaan yang abadi selamanya, hidup bahagia di surga kelak.

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah...

Allah SWT telah memerintahkan dalam Al-Quran untuk bertafakkur, merenung. Allah SWT senantiasa membeberi pujian atas orang-orang yang setiap saat selalu merenung dan berfikir. Tafakkur merupakan ibadah yang sangat utama dan begitu besar faedahnya. Allah SWT berfirman:

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Ali-Imran: 191)

Ibn Abbas Ra menceritakan ada satu kaum memikirkan tentang Dzat Allah SWT, lalu mereka ditegur oleh Nabi Muhammad SAW seraya berkata:

تَفَكَّرُوْا فِي خَلْقِ اللَّهِ وَلَا تَفَكَّرُوْا فِي اللَّهِ

Artinya: Berfikirlah tentang mahluk Allah SWT, jangan berpikir tentang Dzat Allah SWT.

Ada satu riwayat yang menyebutkan bahwa tafakkur satu jam lebih baik dari pada ibadah satu tahun.

تَفَكَّرُ سَاعَةً خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَنَةٍ. رَوَاهُ إِبْنُ مَاجَه)

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah...

Banyak sekali anjuran bertafakkur baik di dalam Al-Quran maupun Hadits Nabi, ada kejadian yang begitu mengharukan, pada satu malam Nabi Muhammad SAW menangis, entah apa yang membuatnya sampai begitu.

Datang Bilal Ra menghampirinya, lalu berkata: "Ada apa, ya Rasul, sampai engkau seperti ini?

Bukankah engkau telah diampuni dosa-dosamu, yang terdahulu maupun yang akan datang?" Nabi berkata, "Celaka kamu, Bilal, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan Allah SWT telah menurunkan padaku malam ini ayat:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ

Kemudian Nabi melanjutkan perkataannya, "Sungguh celaka orang yang membaca ayat ini dan tidak tafakkur atau merenungkannya."

Syekh al-Fudlail mengungkapkan bahwa tafakkur merupakan cermin yang memperlihatkan kebaikan dan keburukan kita. Pernah suatu ketika Nabi Ibrahim As ditanya, "Mengapa engkau terus menerus bertafakkur?" Beliau menjawab, "Tafakkur adalah inti dari akal."

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah...

Tidak samar lagi bagi kita, bahwa tafakkur adalah sumber pengetahuan.

Namun kita hanya mengetahui keutamaannya saja dan tidak mengetahui apa sebenarnya tafakkur itu sendiri. Bagaimana caranya, tentang apa kita bertafakkur, dan apa buah yang bisa diperoleh dari bertafakkur.

Imam Al-Ghazali mendefinisikan, tafakkur adalah merenungkan dua hal yang saling berkaitan sehingga bisa menghasilkan satu kesimpulan. Dalam hal ini madkhal (obyek) tafakkur ada empat macam:

Pertama, tentang kemaksiatan, hendaknya setiap saat kita merenung sudah berapa kesalahan yang kita lakukan pada hari ini, mulai dari pagi sampai malam, dan kesalahan-kesalahan pada hari kemarin.

Sehingga dengan begitu kita akan menyesalinya dan segera bertaubat serta tidak akan mengulanginya. Dengan kata lain, kita kapan pun dan di mana pun senantiasa muhasabah (mengoreksi diri) sebagaimana kata Rasulullah SAW:

حَاسِبُوا قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا

Koreksilah kesalahan kalian sebelum kalian dihisab (pada Hari Kiamat).

Kedua, tentang ketaatan kepada perintah Allah SWT. Kita harus melihat diri kita, bagaimana melaksanakan kewajiban-kewajiban kita, terutama ibadah fardu kita. Apakkah sudah terpenuhi syarat dan rukunnya agar diterima di sisi Allah SWT?

Bagaimana kita menyempurnakan dan menjaganya agar jangan sampai teledor dalam menjalankannya.

Dengan semua ini kita akan bisa dan mampu meningkatkan ibadah kita kepada Allah SWT, ikhlas menunaikannya sebagai wujud pengabdian dan rasa syukur kita terhadap-Nya.

Ketiga, tentang sifat-sifat yang tercela. Sudahkah kita membersihkan hati kita dan mengobatinya dari penyakitnya? Separti hasud, 'ujub, sombong, riya' dan sebagainya.

Kita harus merenung, bagaimana cara membersihkan hati kita? Sehingga dengan kebersihan hati akan semakin mendekatkan kita keharibaan Allah SWT.

Keempat, tentang sifat-sifat mahmudah (terpuji), hendaknya seseorang berpikir, sudahkah ia memiliki sifatsifat ini, sudahkah ia berprilaku baik, bersyukur, jujur, sabar, khauf, raja', dan ikhlas dalam beribadah?

Hendaknya ia mengetahui terlebih dahulu, ini semua tidak akan mungkin dicapai tanpa ilmu, dan ilmu tak akan bisa diperoleh tanpa tafakkur (berpikir dan merenung).

Imam Al-Ghazali melanjutkan, buah tafakkur ialah ilmu, ahwal (keadaan diri kita), dan amal perbuatan dengan ditopang pengetahuan tersebut. Namun buah tafakkur secara khusus adalah ilmu yang kita peroleh.

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah...

"Dengan i'tibar (mengambil hikmah atau pelajaran) akan bertambah ilmu kita. Dengan zikir akan bertambah kecintaan kita pada Allah SWT. Dari tafakkur akan bertambah takwa kita," demikian Syeikh Hatim berfatwa. Ditambahkan lagi oleh Imam asy-Syafi'i bahwa:

"Berdiamlah sejenak sebelum berbicara, dan menggalilah pengetahuan dengan tafakkur." Barang siapa yang ucapannya tidak mengandung hikmah, maka tiadalah berguna dia, dan barang siapa diamnya tidak bertafakkur, maka dia termasuk orang-orang yang lalai.

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah...

Bila kita menilik ayat:

وَفِيْٓ اَنْفُسِكُمْۗ اَفَلَا تُبْصِرُوْنَ

Artinya: (Begitu juga ada tanda-tanda kebesaran-Nya) pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan? (QS. Adz-Dzariyat:21)

Ayat ini mengisyaratkan kita untuk berpikir tentang proses kejadian manusia. Pada mulanya manusia-Nabi Adam As-diciptakan dari tanah kemudian proses selanjutnya "secara terus menerus" berasal dari setetes air yang menjijikkan dan sangat hina. Seandainya dibiarkan sebentar saja, akan rusak oleh hembusan udara.

Bagaimana Allah SWT meletakkan dan mencampurnya dengan ovum di dalam rahim, bagaimana pula menjadikannya gumpalan darah, kemudian segumpal daging.

Lalu membentuknya dengan wujud yang menakjubkan, diberi telinga, mata, hidung, mulut dan sebagainya.

Sehingga menjadi makhluk paling sempurna di antara yang lainnya, sampai pada akhirnya ditiupkanlah ruh di dalamnya. Itu semua telah diutarakan dalam AlQuran:

إِنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ سُلَالَةٍ أَمْشَاجِ فَجَعَلْنَاهُ فِي قَرَارٍ مَكِيْنٍ وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ . ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ . ثُمَّ خَلَقْنَ النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا العَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْ نَاهُ خَلْقًا أَخَرَ, فَتَبَارَكَ اللَّهِ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ.

Hadirin Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah...

Buah dari tafakkur adalah ilmu dan kepahaman tentang hal baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Ketika ilmu sudah diperoleh berubahlah hati nurani. Ketika nurani mengalami perubahan, niscaya berubahlah tingkah laku kita sehingga menjadi lebih baik.

Dengan demikian tafakkur merupakan kunci dan permulaan semua kebaikan serta perilaku terpuji. Maka hendaknya kita setiap saat bertafakkur merenung tentang ciptaan Allah SWT. Dengan begitu, kita akan mengetahui keagungan Sang Pencipta.
Kita akan lebih bisa menghayati betapa kita hanyalah satu bagian yang kecil dari beraneka ragam makhluk Allah SWT.

وَاللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُولُ ، وَبِقَولِهِ يَهْتَدِي الْمُهْتَدُونَ : وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

أَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ : قُتِلَ الإِنْسَانُ مَا أَكْفَرَهُ مِنْ أَيِّ شَيْءٍ خَلَقَهُ مِنْ نُطْفَةٍ خَلَقَهُ فَقَدَّرَهُ، ثُمَّ السَّبِيلَ يَسَّرَهُ. ثُمَّ أَمَاتَهُ فَأَقَبَرَهُ ثُمَّ إِذَا شَاءَ أَنْشَرَهُ.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. أَقْوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah II

أَلْخُطْبَةُ الثَّانِيَّةُ

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الصَّمَدِ. اَلَّذِى لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أحَدٌ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْكَرِيْمِ الْمُمَجَّدِ. وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ الَّذِيْنَ شَيَّدُوْا الدَّيْنَ بِعَزْمٍ قَوِيٍّ وَعَزِيْزِ الْمَدَدِ.

أمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ! أُوْصِيْكُمْ وَنفْسِى بِتَقْوَى اللَّهِ بِفِعْلِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَتَرْكِ الْمَنْهِيَّاتِ. قَدْ أشْبَعَ لَكُمْ أنْوَاعُ الْخُطَبِ الْجُمْعِيَّةِ وَكَأَنِّى أنْظُرُ فِى أسْمَائِكُمْ بِهَا مَلْآن. وَلَكِنْ مَا أرَى مِنْكُمْ اِلّأ عَلَى جُمُوْدٍ عَرِيْقِ. قَلَّمَا تُغَيِّرُ أعْمَالَكُمْ تِلْكَ الْخُطَبُ اِلَى تَرْقِيَةِ الْأعْمَالِ وصَلَاحِ الْجَنَانِ. وَمَا اُمَثِّلُكُمْ اِلَّا كَالْحَدِيْدِ الْبَارِدْ. يُضْرَبُ كُلَّ وَقْتٍ لِيَمْتَدَّ فَلَمْ يَمْتَدِدْ. فّتَبَصَّرُوْا وَاَفِيْقُوْا ثُمَّ أحْسِنُوْا, اِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَ.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ. إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ, وَقَاضِى الْحَاجَاتِ. . اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِاُمَةِ مُحَمَّدٍ. وَارْحَمْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ. وَأَصْلِحْ أُمَّةَ مُحَمَّدٍ. واسْتُرْ لِاُمَةِ مُحَمَّدٍ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْهُمْ عَلَى أَعْدَائِهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِعَمَلٍ صَالِحٍ يَنفَعُهُمْ فِى دُنْيَاهُمْ وَأُخْرَاهُمْ. اَللّٰهُمََّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَعُلَمَائَنَا وَزُعَمَائَنَا وَاجْعَلْ هِمَّتَهُمْ فِى اِزَالَةِ الْمُنْكَرَاتِ وَالْمَعَاصِى وَاهْدِهِمْ سَبِيْلَ الرَّشَادِ. اللَّهُمَّ ارْفَعْ وَادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْن وّقَرَنَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ والْعَافِيَةَ وَالْمُعَافَاةَ الدَّائِمَةَ فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيأ حَسَنَةً, وَفِى ألآخِرَةِ حَسَنَةً, وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعّالّمِيْنَ.

عِبَادَ اللَّهِ. إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُؤْتِكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

**

Berita Terkini