Pilkada Muara Enim 2024

Muara Enim Seperti Daerah Tak Bertuan, Melihat Banyaknya Tokoh yang Incar Pilkada Muara Enim 2024 -3

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Politik dari ForDes Bagindo Togar - Muara Enim Seperti Daerah Tak Bertuan, Melihat Banyaknya Tokoh yang Incar Pilkada Muara Enim 2024 .

TRIBUNSUMSEL.COM - Pengamat politik dari Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDes) Bagindo Togar mengatakan, banyaknya sejumlah nama yang akan maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Muaraenim karena tidak "bertuan' dari sosok incumbent atau petahana.

Meski begitu hal ini patut diapresiasi, menunjukkan Kabupaten Muaraenim tidak mengalami krisis kepemimpinan, meskipun sejumlah kepala daerahnya akhirnya tersandung masalah hukum.

"Banyaknya nama hendak maju pastinya akan mengerucut. Namun perlu dihargai dan diapresiasi, artinya di sana tidak krisis sumber kepemimpinan," kata Bagindo, Selasa (21/5/2024).

Menurut Bagindo, banyaknya kandidat itu dikhawatirkan akan menjadikan Pilkada Muaraenim sulit dipahami, karena gesekan antar pendukung yang ada.

"Terlalu besar gesekannya kelompok pendukung karena terlalu banyak kandidat, dan akhirnya kompetisi tergolong sulit dipahami, " ucapnya.

Dijelaskan Bagindo, banyaknya nama yang berhasrat untuk maju Pilkada Muaraenjm pastinya magnet pertama dianggap, di wilayah itu seperti tidak "bertuan' Kepala daerah, dan beberapa kali diganti Pj (Penjabat) ataupun Plt (Pelaksana Tugas) Bupati.

Selain itu sosok mantan Bupati Ahmad Yani selama ini bukanlah putra daerah, dan daerah itu sering berkasus (kepala daerahnya) secara hukum dan terus menerus dipimpin oleh Pj dan Plt.

"Nah karena selalu ada kekosongan dan pergantian, Pj di sana merasa berperan, baik Rizali (Pj Bupati), HNU (H Nasrun Umar), Kaffah dan sebagainya ingin kembali memimpin Muaraenim secara definitif," tuturnya.

Baca juga: A Dessy Puspa Asni, Salah Satu Srikandi yang Ikut Bersaing di Pilkada Muara Enim 2024 -2

Baca juga: LIPSUS : 32 Balonkada Incar Pilkada Muara Enim 2024, Daftar di PDIP, Para Mantan Ikut Bersaing -1

Bahkan, diterangkan Bagindo sampai ada nama mantan istri Bupati Lahat Cik Ujang yang hendak maju meski akhirnya akan memilih maju di Pilkada Lahat. Belum lagi dari kader PAN, Golkar, Gerinda, PKB (Ramlan Holdan) dan sebagainya, hal ini menunjukkan semua merasa punya peluang.

"Jadi, inilah satu daerah yang over dan mengalahkan Palembang, simpang siurnya luar biasa karena "daerah tidak bertuan", dan rata-rata Pj atau Plt di sana merasa mudah untuk memenangkannya, dianggap mudah untuk menyakinkan masyarakat, padahal masyarakat di sana terbanyak faksinya tidak sesuai yang mereka bayangkan," tuturnya.

Ia mencontohkan sosok HNU, yang merasa seperti Mawardi, yang menganggap memegang Gerindra maka dapat memenangkannya. Padahal itu berbeda tidak semudah itu.

"HNU menganggap Partai Gerindra sebagai pemenang Pemilu, sehingga bisa meniru gaya politik Mawardi, padahal tidak semudah itu karena muncul isu putra daerah atau bukan kan. Maka terkenallah Rizali dan HNU yang bukan putra daerah, dan mereka berusaha untuk menggandeng putra daerah nyatanya," tandasnya.

Ditambahkan Bagindo, memang semua kandidat punya kesempatan sama, namun pada akhirnya terlalu banyak pemain, ibarat kue kalau terlalu banyak yang ngambil maka luar biasa kerja kerasnya nanti. Tidak mudah baik secara politik, kelompok sosial maupun dari segi kebutuhan finansial di sana cukup banyak, dan sulit memahaminya.

"Kita prediksi kalau tidak terbendung bisa empat pasang nanti, dari jalur parpol. Kalau calon independen beratlah, " pungkas Bagindo.

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung dalam saluran whatsapp Tribunsumsel.com

Berita Terkini