TRIBUNSUMSEL,COM - Puisi Wiji Thukul Peringatan, cocok untuk Hari Buruh 2024, penuh makna tetap relevan.
Wiji Thukul adalah seorang penyair dan aktivis Indonesia yang dikenal karena vokalnya menentang rezim otoriter Presiden Suharto di Indonesia pada akhir abad ke-20.
Lahir dengan nama Widjiatmoko di Jombang, Jawa Timur pada tahun 1963, ia menggunakan nama samaran Wiji Thukul.
Puisi Thukul sering mengangkat tema ketidakadilan sosial, penindasan, dan perjuangan kaum marginal.
Wiji Thukul dikenal karena keterlibatannya dalam berbagai gerakan aktivis dan dukungannya terhadap hak-hak pekerja dan kelompok marginal lainnya.
Pada tahun 1996, di tengah meningkatnya represi politik, Thukul bersembunyi untuk menghindari penangkapan oleh pemerintah.
Dia terakhir terlihat pada tahun 1998 ketika terjadi kekacauan seputar jatuhnya rezim Suharto. Hilangnya Thukul masih menjadi misteri hingga hari ini.
Di antara puisi Wiji Thukul adalah Peringatan. Penuh makna dan tetap relevan hingga saat ini dan bisa jadi referensi dibawakan saat Hari Buruh 2024.
PERINGATAN
Jika rakyat pergi
Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati
Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembunyi
Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat berani mengeluh
Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa
Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam
Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan!.
(Wiji Thukul, 1986)
Berikut Puisi Ciptaan Wiji Thukul Selain Peringatan
# Kucing, Ikan Asin Dan Aku
Seekor kucing kurus menggondol ikan asin
laukku untuk siang ini aku meloncat
kuraih pisau biar kubacok ia biar mampus
ia tak lari tapi mendongak menatapku
tajam mendadak lunglai tanganku
-aku melihat diriku sendiri! lalu kami berbagi
kuberi ia kepalanya (batal nyawa melayang)
aku hidup ia hidup kami sama-sama makan
Baca juga: Kumpulan Poster Selamat Hari Buruh 2024, 18 Link Gratis Download, Rayakan May Day 1 Mei 2024
# Isyarat
Peringatan Jika rakyat pergi Ketika penguasa pidato
Kita harus hati-hati Barangkali mereka putus asa
Kalau rakyat bersembunyi Dan berbisik-bisik
Ketika membicarakan masalahnya sendiri
Penguasa harus waspada dan belajar mendengar
Bila rakyat berani mengeluh Itu artinya sudah gawat
Dan bila omongan penguasa Tidak boleh dibantah
Kebenaran pasti terancam Apabila usul ditolak tanpa ditimbang
Suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
Dituduh subversif dan mengganggu keamanan
Maka hanya ada satu kata: lawan! (Solo, 1986)
# Bunga dan Tembok
Seumpama bunga Kami adalah bunga yang tak
Kau hendaki tumbuh Engkau lebih suka membangun
Rumah dan merampas tanah Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun Jalan raya dan pagar besi
Seumpama bunga Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama Dengan keyakinan: engkau harus hancur!
Dalam keyakinan kami Di manapun tirani harus tumbang! (Solo, ’87 - ’88)
# Sajak Suara
sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
mulut bisa dibungkam namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
di sana bersemayam kemerdekaan apabila engkau memaksa diamaku
siapkan untukmu: pemberontakan! sesungguhnya suara itu bukan perampok
yang ingin merayah hartamu ia ingin bicara mengapa kau kokang senjata
dan gemetar ketika suara-suara itu menuntut keadilan?
sesungguhnya suara itu akan menjadi kata ialah yang mengajari aku bertanya
dan pada akhirnya tidak bisa tidak engkau harus menjawabnya
apabila engkau tetap bertahan aku akan memburumu seperti kutukan
# Tanpa Judul
Kuterima kabar dari kampung rumahku kalian geledah buku-bukuku kalian jarah
tapi aku ucapkan banyak terima kasih karena kalian telah memperkenalkan
sendiri pada anak-anakku kalian telah mengajar anak-anakku membentuk makna kata penindasan
sejak dini
Ini tak diajarkan di sekolahan tapi rezim sekarang ini memperkenalkan kepada semua kita
setiap hari di mana-mana sambil nenteng-nenteng senapan kekejaman kalian adalah bukti pelajaran
yang tidak pernah ditulisIndonesia,
(11 agustus ’96)
# Seorang Buruh Masuk Toko
Masuk toko yang pertama kurasa adalah cahaya yang terang benderang
tak seperti jalan-jalan sempit di kampungku yang gelap sorot mata para penjaga
dan lampu-lampu yang mengitariku seperti sengaja hendak menunjukkan
dari mana asalku aku melihat kakiku - jari-jarinya bergerak
Aku melihat sandal jepitku aku menoleh ke kiri ke kanan - bau-bau harum
aku menatap betis-betis dan sepatu bulu tubuhku berdiri merasakan desir
Kipas angin yang berputar-putar halus lembut badanku makin mingkup
aku melihat barang-barang yang dipajang aku menghitung-hitung
aku menghitung upahku aku menghitung harga tenagaku yang menggerakkan mesin-mesin di pabrik
aku melihat harga-harga kebutuhan di etalase aku melihat bayanganku makin letih
dan terus diisap (10 september 1991)
Baca juga: 50 Kata-kata Untuk Hari Buruh 2024, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Bagikan di Medsos
# Bukan Kata Baru
Ada kata baru kapitalis, baru? Ah tidak, tidak sudah lama kita dihisap
bukan kata baru, bukan kita dibayar murah sudah lama, sudah lama
sudah lama kita saksikan buruh mogok dia telpon kodim, pangdam
datang senjata sebataliyon kita dibungkam
Tapi tidak, tidak dia belum hilang kapitalis dia terus makan
tetes ya tetes tetes keringat kita dia terus makan sekarang rasakan kembali jantung
yang gelisah memukul-mukul marah karena darah dan otak jalan kapitalis
dia hidup bahkan berhadap-hadapan kau aku buruh mereka kapitalis sama-sama hidup
bertarung
Ya, bertarung sama-sama? tidak, tidak bisa kita tidak bisa bersama-sama sudah lama ya sejak mula
kau aku tahu berapa harga lengan dan otot kau aku kau tahu berapa upahmu kau tahu
jika mesin-mesin berhenti kau tahu berapa harga tenagamu mogoklah
maka kau akan melihat dunia mereka jembatan ke dunia baru dunia baru ya dunia baru. (Tebet 9/5/1992)
# BUKAN DI MULUT POLITIKUS
BUKAN DI MEJA SPSI berlima dari solo berkeretaapi kelas ekonomi murah
Tak dapat kursi melengkung tidur di kolong pas tepat di kepala kami bokong-bong
kiri kanan telapak kaki tas sandal sepatu tak apa di pertemuan ketemu lagi kawan
dari krawang-bandung-jakarta-jogya-tangerang buruh pabrik plastik, tekstil, kertas dan macam-macam
datang dengan satu soal
Dari jakarta pulang tengah malam dapat bis rongsok pulang letih tak apa diri telah ditempa
sepanjang jalan hujan kami jongkok tempat duduk nempel jendela bocor bocor
sepanjang jalan tangan terus mengelapi agar pakeyan tak basah dingin dingin
tapi tak apa diri telah ditempa
kepala dan dada masih penuh nyanyi panas
hari depan buruh di tangan kami sendiri
bukan di mulut politikus
bukan di meja spsi (Solo 14 mei 1992)
# E d a n
sudah dengan cerita mursilah? edan! dia dituduh maling
karena mengumpulkan serpihan kain dia sambung-sambung jadi mukena
untuk sembahyang padahal mukena tak dibawa pulang padahal mukena dia taroh
di tempat kerja edan! sudah diperas dituduh maling pula sudah dengan cerita santi?
edan!
karena istirahat gaji dipotong edan! karena main kartu lima kawannya langsung dipecat majikan
padahal tak pakai wang padahal pas waktu luang edan! kita mah bukan sekrup (Bandung 21 Mei 1992)
# LEUWIGAJAH
Leuwigajah berputar dari pagi sampai pagi jalan-jalan gemetar debu-debu membumbung
dari knalpot kendaraan pengangkut mesin-mesin terus membangunkan buruh-buruh tak berkamar-mandi
tidur jejer berjejer alas tikar tanpa jendela tanpa cahaya mataharilantai dinding dingin lembab pengap
lidah-lidah penghuni rumah kontrak terus menyemburkan cerita buruk:
lembur paksa sampai pagi - upah rendah jari jempol putus - kecelakaan-kecelakaan
kencing dilarang - sakit ongkos sendiri mogok? pecat! seperti nyabuti bulu ketiak
tubuh-tubuh muda terus mengalir ke Leuwigajah seperti buah-buah disedot vitaminnya
mesin-mesin terus menggilas memerah tenaga murah satu kali dua puluh empat jam
Masuk - absen - tombol ditekan dan truk-truk pengangkut produksi meluncur terus ke pasar
Leuwigajah tak mau berhenti dari pagi sampai pagi cerobong asap terus mengotori langit
limbah mengental selokan berwarna Leuwigajah terus minta darah tenaga muda
Leuwigajah makin panas berputar dan terus menguras tenaga-tenaga murah (Bandung - Solo 21 Mei - 16 Juni)
# LEUWIGAJAH MASIH HAUS
leuwigajah tak mau berhenti dari pagi sampai pagi bis-bis-mobil pengangkut tenaga murah
bikin gemetar jalan-jalan dan debu-debu tebal membumbung mesin-mesin tak mau berhenti
membangunkan buruh tak berkamar-mandi tanpa jendela tanpa cahaya matahari
jejer berjejer alas tikar lantai dinding dingin lembab pengap mulut lidah-lidah penghuni rumah kontrak
Terus bercerita buruk lembur paksa sampai pagi tubuh mengelupas-jari jempol putus - upah rendah
mogok - pecat seperti nyabuti bulu ketiak tubuh-tubuh muda terus mengalis ke leuwigajah
seperti buah-buah disedot vitaminnya mesin-mesin terus menggilas memerah tenaga murah
satu kali duapuluhempat jam masuk - absen - tombol ditekan dan truk-truk pengangkut produksi
meluncur terus ke pasar leuwigajah tak mau berhenti dari pagi sampai pagi
Asap crobong terus kotor selokan air limbah berwarna mesin-mesin tak mau berhenti
terus minta darah tenaga muda leuwigajah makin panas
berputar dan terus menguras (Bandung 21 mei 1992)
# MAKIN TERANG BAGI KAMI
Tempat pertemuan kami sempit bola lampu kecil cahaya sedikit tapi makin terang bagi kami
tangerang - solo - jakarta kawan kami kami satu : buruh kami punya tenaga
tempat pertemuan kami sempit di langit bintang kelap-kelip tapi makin terang bagi kami
banyak pemogokan di sanasini tempat pertemuan kami sempit
Tapi pikiran ini makin luas makin terang bagi kami kegelapan disibak tukar-pikiran
kami satu : buruh kami punya tenaga tempat pertemuan kami sempit tanpa buah cuma kacang dan air putih
tapi makin terang bagi kami kesadaran kami tumbuh menyirami kami satu : buruh
kami punya tenaga jika kami satu hati kami tahu mesin berhenti
sebab kami adalah nyawa yang menggerakkannya (Bandung 21 mei 1992)
# Sajak Ibu
Ibu pernah mengusirku minggat dari rumah tetapi menangis ketika aku susah
ibu tak bisa memejamkan mata bila adikku tak bisa tidur karena lapar ibu akan marah besar
bila kami merebut jatah makan yang bukan hak kami ibuku memberi pelajaran keadilan
dengan kasih sayang ketabahan ibuku mengubah sayur murah jadi sedap
…
…
dengan kebajikan ibu mengenalkanku kepada tuhan Derita Sudah Naik Seleher
kaulempar aku dalam gelap hingga hidupku manjadi gelap kausiksa aku sangat keras
hingga aku makin mengeras kaupaksa aku terus menunduk tapi keputusan tambah tegak
darah sudah kauteteskan dari bibirku luka sudah kaubilurkan ke sekujur tubuhku
cahaya sudah kaurampas dari biji mataku derita sudah naik seleher kau
menindas sampai di luar batas
# AKU MASIH UTUH DAN KATA-KATA BELUM BINASA
Aku bukan artis pembuat berita tapi memang aku selalu kabar buruk buat para penguasa
puisiku bukan puisi tapi kata-kata gelap yang berkeringat dan berdesakan mencari jalan
ia tak mati-mati meski bola mataku diganti ia tak mati-mati meski bercerai dengan rumah
ia tak mati-mati telah kubayar apa yang dia minta umur-tenaga-luka
kata-kata itu selalu menagih padaku ia selalu berkata :kau masih hidup! aku memang masih utuh
dan kata-kata belum binasa (18 juni 1997)
# MOMOK HIYONG
Momok hiyong si biang kerok paling jago bikin ricuh kalau situasi keruh
jingkrat jingkrat ia bikin kacau dia ahlinya akalnya bulus siasatnya ular
kejamnya sebanding nero sefasis hitler sefeodal raja kethoprak
luar biasa cerdasnya di luar batas culasnya demokrasi dijadikan bola mainan
hak azazi ditafsir semau gue emas doyan hutan doyan kursi doyan nyawa doyan
luar biasa tanah air digadaikan masa depan rakyat digelapkan dijadikan jaminan utang
momok hiyong momok hiyong apakah ia abadi dan tak bisa mati?
momok hiyong momok hiyong berapa ember lagi darah yang ingin kau minum?
(30 september 96)
# Buruh Buruh
Di batas desa
pagi-pagi
dijemput truk
dihitung seperti pesakitan
diangkut ke pabrik
begitu seterusnya
Mesin terus berputar
pabrik harus berproduksi
pulang malam
badan loyo
nasi dingin
Bagaimana kalau anak sakit
bagaimana obat
bagaimana dokter
bagaimana rumah sakit
bagaimana uang
bagaimana gaji
bagaimana pabrik? mogok?
pecat! mesin tak boleh berhenti
maka mengalirlah tenaga murah
mbak ayu kakang dari desa
# Satu Mimpi Satu Barisan
Di lembang ada kawan sofyan
jualan bakso kini karena dipecat perusahaan
karena mogok karena ingin perbaikan
karena upah ya karena upah
Di ciroyom ada kawan sodiyah
si lakinya terbaring di amben kontrakan
buruh pabrik teh
terbaring pucet dihantam tipes
ya dihantam tipes
juga ada neni
kawan bariyah
bekas buruh pabrik kaos kaki
kini jadi buruh di perusahaan lagi
dia dipecat ya dia dipecat
kesalahannya: karena menolak
diperlakukan sewenang-wenang
Di cimahi ada kawan udin buruh sablon
kemarin kami datang dia bilang
umpama dironsen pasti nampak
isu dadaku ini pasti rusak
karena amoniak ya amoniak
Di cigugur ada kawan siti
punya cerita harus lembur sampai pagi
pulang lunglai lemes ngantuk letih
membungkuk 24 jam
ya 24 jam
Di majalaya ada kawan eman
buruh pabrik handuk dulu
kini luntang lantung cari kerjaan
bini hamil tiga bulan
kesalahan: karena tak sudi
terus diperah seperti sapi
Dimana-mana ada sofyan ada sodiyah ada bariyah
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
di mana-mana ada neni ada udin ada siti
di mana-mana ada eman
di bandung – solo – jakarta – tangerang
tak bisa dibungkam kodim
tak bisa dibungkam popor senapan
satu mimpi
satu barisan
# Sehari Saja Kawan
Satu kawan bawa tiga kawan
masing-masing nggandeng lima kawan
sudah berapa kita punya kawan
Satu kawan bawa tiga kawan
masing-masing bawa lima kawan
kalau kita satu pabrik bayangkan kawan
Kalau kita satu hati kawan
satu tuntutan bersatu suara
satu pabrik satu kekuatan
kita tak mimpi kawan!
Kalau satu pabrik bersatu hati
mogok dengan seratus poster
tiga hari tiga malam
kenapa tidak kawan
Kalau satu pabrik satu serikat buruh
bersatu hati
mogok bersama sepuluh daerah
sehari saja kawan
sehari saja kawan
Sehari saja kawan
kalau kita yang berjuta-juta
bersatu hati mogok
maka kapas tetap terwujud kapas
karena mesin pintal akan mati
kapas akan tetap berwujud kapas
tidak akan berwujud menjadi kain
serupa pelangi pabrik akan lumpuh mati
Juga jalan-jalan
anak-anak tak pergi sekolah
karena tak ada bis
langit pun akan sunyi
karena mesin pesawat terbang tak berputar
karena lapangan terbang lumpuh mati
Sehari saja kawan
kalau kita mogok kerja
dan menyanyi dalam satu barisan
sehari saja kawan
Kapitalis pasti kelabakan
# Suti
Suti tidak kerja lagi
pucat ia duduk dekat amben-nya
Suti di rumah saja
tidak ke pabrik tidak kemana-mana
Siti tidak ke rumah sakit
batuknya memburu
dahaknya berdarah
Suti kusut-masai
di benaknya menggelegar suara mesin
kuyu matanya membayangkan
buruh-buruh yang berangkat pagi
pulang petang
hidup pas-pasan
gaji kurang
dicekik kebutuhan
Suti meraba wajahnya sendiri
tubuhnya makin susut saja
makin kurus menonjol tulang pipinya
loyo tenaganya
bertahun-tahun dihisap kerja
Suti batuk-batuk lagi
ia ingat kawannya
Sri yang mati
karena rusak paru-parunya
Suti meludah
dan lagi-lagi darah
Suti memejamkan mata
suara mesin kembali menggemuruh
bayangan kawannya bermunculan
Suti menggelengkan kepala
tahu mereka dibayar murah
Suti meludah
dan lagi-lagi darah
Suti merenungi resep dokter
tak ada uang
tak ada obat
Demikian artikel mengenai Puisi Wiji Thukul Peringatan, cocok untuk Hari Buruh 2024, penuh makna tetap relevan.
Baca berita dan artikel lainnya langsung dari google news
Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com