Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Thalia Amanda Putri
TRIBUNSUMSEL.COM - Terkuak fakta pilu dari sosok Indriana Dewi Eka wanita asal Jakarta Timu (Jaktim) yang dibunuh oleh kekasih dan selingkuhannya.
Rupanya selama ini Indriana Dewi Eka selama ini bekerja keras dan sengaja menabung demi bisa membeli hunian layak bagi orangtuanya.
Namun perjuangan berakhir sudah sebab Indriana Dewi Eka berakhir tragis dengan cara dibunuh.
Diketahui, dalang dari pembunuhan Indriana Dewi Eka adalah Devara Putri Prananda alias DP, Caleg DPR RI dari Partai Garuda yang selama ini berselingkuh dengan Didot kekasih korban.
Keduanya meminta Muhammad Reza Swastika alias RZ sebagai pembunuh bayaran untuk menghabis nyawa Indriana.
Baca juga: Dikenal Berbakti, Indriana Dewi Wanita Dibunuh Caleg DPR RI Ternyata Niat Belikan Orangtua Rumah
Sebelum meninggal dunia, ternyata Indriana sengaja menyisihkan uangnya selama bekerja sebagai marketing.
Diketahui Indriana yang dikenal sebagai anak berbakti, sudah menabung hingga sekitar Rp 40 juta demi bisa membelikan rumah layak huni bagi orangtuanya.
"Pimpinan kantor yang datang ke sini (rumah duka) cerita, dia punya tabungan untuk beliin rumah buat ibunya. Saya pikir ya Allah sampai segitunya seorang anak berbakti untuk orangtua," ujar Eko Sudiyanto selaku ketua RT 06/RW 14.
Tak hanya itu saja, Eko menyebut Indriana bukanlah anak yang neko-neko.
Pergaulannya dikenal baik di lingkungan sekitar. Orangtua pun sangat terpukul mendapatkan kabar duka dari polisi.
"Anaknya enggak neko-neko (hidupnya). Pergaulan di lingkungan sini baik, interaksinya enggak ada masalah. Makannya orangtua sedih banget pas dapat kabar duka dari Polisi," tuturnya.
Baca juga: Mira Hayati Ratu Emas Sawer Lesti Kejora Hingga Dewa 19, Netizen Sorot Reaksi Kocak Ahmad Dhani
Baca juga: Siasat Licik Devara Caleg DPR RI dan Didot Pasangan Selingkuh Tutupi Pembunuhan, Bajak WA Korban
DIKETAHUI Indriana dibunuh oleh kekasih dan selingkuhannya dengan cara dijerat menggunakan ikat pinggang di dalam mobil Avanza berwarna hitam di Jalan Bukit Pelangi, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor pada Selasa (20/2/2024).
Kemudian jasad korban dibuang oleh para pelaku di wilayah Kota Banjar dan berhasil ditemukan pada Minggu (25/2/2024).
Adapun pelaku pembunuhan berjumlah tiga orang yakni D, R, dan DP yang mana keempatnya merupakan warga Jakarta.
Sementara motif pembunuhan ini dipicu cemburu dengan korban yang menjalin hubungan cinta segitiga.
Ternyata, Didot (kekasih korban) mempunyai kekasih lain bernama Devara Putri Prananda alias DP yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Adapun dalang dibalik dalang pembunuhan tersebut ternyata Devara caleg DPR RI.
Pasalnya, caleg DPR RI ini cemburu dan tak mau jika sang kekasih D meneruskan hubungan asmaranya dengan Indirana Dewi.
Hingga akhirnya, DP meminta D untuk menghabisi Indriana Dewi.
Mereka menyewa pembunuh bayaran berinisial R untuk menghabisi nyawa korban.
Kronologi Kejadian
Dirkrimum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan aksi pembunuhan ini diawali ketika korban pergi nongkrong bersama tersangka D dan R ke wilayah Desa Gunung Geulis, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
Sepulangnya dari tempat itu, di tengah perjalanan tepatnya di Jalan Bukit Pelangi pelaku D menghentikan laju kendaraanya dan turun dari kendaraan dengan alasan buang air kecil.
Di momen itulah sang eksekutor yakni R yang duduk di kursi belakang menjerat leher korban sekitar 15 menit hingga akhirnya korban tak lagi bernafas.
Setelah korban tak bernyawa, para pelaku kemudian menjemput DP di Jakarta yang menjadi dalang dari pembunuhan ini.
"Setelah mereka melakukan pembunuhan di sini, jenazahnya sempet di bawa ke Jakarta, kemudian Cirebon, Kuningan sampai dibuang di wilayah Kota Banjar," ujarnya Kombes Pol Surawan kepada wartawan saat melakukan olah TKP, Jumat (1/3/2024). Dikutip dari TribunnewsBogor.com
Untuk menghilangkan jejak, para pelaku ini membawa korban menempuh perjalanan jauh selama empat hari.
Ketika di perjalanan, kendaraan yang ditumpangi para pelaku sempat mogok di wilayah Kuningan, Jawa Barat saat melaju menuju Pangandaran pada Rabu (21/2/2024).
Kemudian pelaku meminta bantuan towing untuk membawa mobil tersebut ke sebuah penginapan.
Para pelaku tiba di penginapan pada pagi hari (22/2/2024) dan pada siang harinya pelaku D kembali menghubungi jasa angkut kendaraan atau towing untuk mengantarkan mobil tersebut ke bengkel.
Selama di perjalanan, jasad IDES didudukan di jok belakang dengan kondisi wajah tertutup masker.
"Selama di mobil korban itu di dudukan di jok belakang dengan masker seolah-olah dia tidur. Di tengah jalan kemudian korban di tidurkan di jok belakang karna jok belakang bisa dibuat untuk tempat tidur, begitu juga pada saat di towing jenazah masih ada di dalam mobil," ungkapnya.
Kombes Pol Surawan mengungkapkan, pada Jumat (23/2/2024) sekitar pukul 02.00 WIB para pelaku mengeluarkan korban dari dalam mobil untuk selanjutnya dibuang ke sebuah jurang di belakang Tugu Gajah yang tak jauh dari bengkel.
Jasad korban Indriana Dewi juga dibuang oleh pelaku diwilayah Kota Banjar, Jawa Barat.
Namun sebelum dibuang, para pelaku mengambil barang-barang berharga yang melekat pada tubuh korban berupa jam tangan Rolex dan tas LV yang kemudian dijual oleh pelaku D dan DP dengan harga jual sebesar Rp 54 juta.
Sekitar pukul 16.00 WIB mobil tersebut selesai diperbaiki dan para pelaku itupun kembali pulang ke Jakarta.
Ketiganya berhasil diringkus pada Kamis (29/2/2024) di wilayah Jakarta.
"Para pelaku ditangkap di Jakarta. Sejauh ini hanya 3 tiga pelaku saja," pungkasnya.
Sewa Pembunuhan Bayaran
Untuk menghabisi korban Indriana Dewi, tersangka R dijanjikan upah sekitar Rp 50 juta oleh D dan DP.
"Memang ada (iming-iming), pengakuan dari D ini dibayar sekitar Rp 50 juta," kata dia.
Baca juga: Caleg DPR RI Devara Putri Prananda Jadi Otak Pembunuhan Indriana, Partai Garuda Didesak Buka Suara
Tersangka R pun sudah menerima uang muka sebesar Rp 15 juta dan sebuah ponsel merk iPhone.
Kini, ketiga diancam pasal 340, 338 dan 365 ayat 4 dengan ancaman pidana maksimal hukuman mati.
Kuasai Harta Korban
Sebelum membuang jasad Indriana Dewi di Banjar, mereka merampas barang mewah milik korban.
"Jam tangan, tas juga mereka ambil," katanya.
Kata Kombes Surawan, jam tangan korban merek Rolex.
Sedangkan tasnya adalah Louis Vuitton (LV).
"Barang berharga yang hilang jam tangan Rolex kemudian tas merek LV," katanya.
Dua barang mewah yang biasanya dibandrol ratusan juta justru dijual tersangka hanya Rp 54 juta.
Para tersangka yang merupakan sepasang kekasih dan pembunuh bayaran tersebut menjual jam tangan Rolex dan tas Vuitton dengan harga di bawah Rp100 juta.
Sebelum menjual jam tangan Rolex dan tas LV, 3 tersangka membuang jasad korban di pinggir tebing Jalan Raya Banjar-Cimanggis Ciamis, Kota Banjar.
Tipu Keluarga Korban Lewat Chat
Disisi lain, berdasarkan pengakuan pihak keluarga, Didot Alfiansyah dan Devara Putri mengambil alih handphone korban untuk membalas pesan WhatsApp pihak keluarga sehingga Indriana seakan-akan masih hidup usai dibunuh di kawasan Bukit Pelangi, Bogor.
Pasalnya, handphone Indriana masih dalam keadaan aktif setelah dibunuh pada Selasa (20/2/2024) oleh Didot, Devara, dan pembunuh bayaran berinisial MR.
Hal ini membuat kedua orangtua korban, Mohamad Roi dan Endang Tatik yang merupakan warga RT 06/RW 14, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur awalnya tak percaya Indriana dibunuh.
"Handphone aktif dan masih bisa merespon chat WhatsApp dari ibunya. Hanya saja tidak selalu aktif, seperti biasa," kata Ketua RT 06/RW 14, Eko Sudiyanto, Senin (4/3/2024). Dikutip dari TribunJakarta.com
Kendati begitu, lantaran handphone aktif dan masih dapat merespon pesan WhatsApp, pihak orangtua korban beranggapan bahwa Indriana masih berlibur di kawasan Puncak, Bogor.
Pasalnya saat terakhir meninggalkan rumah, wanita yang bekerja sebagai marketing satu perusahaan di Jakarta tersebut menyampaikan hendak berlibur selama dua hari.
Namun kakak laki-laki Indriana sempat merasa curiga saat melihat tutur kata dalam pesan WhatsApp yang dikirim ke sang ibunda berbeda dengan kebiasaan korban saat menulis.
Terlebih Indriana selalu menolak panggilan dan hanya merespon pesan chat WhatsApp, berbeda dengan kebiasaan korban yang semasa hidup tidak pernah mengabaikan panggilan orangtua.
"Kakaknya sempat curiga karena melihat isi chat WhatsApp bahasanya bukan bahasa Indriana. Tapi tetap ibunya positive thinking bahwa Indriana masih ada, lagi liburan," ujar Eko.
Bahkan pada Senin (26/2/2024) malam orangtua korban mendapat paket makanan berupa sate yang diantar ke unit kontrakan mereka melalui seorang pengemudi ojek online (Ojol).
Beberapa saat paket makanan diterima, ibu korban mendapat pesan WhatsApp yang dikirim menggunakan nomor handphone Indriana berisikan permintaan agar segera menyantap hidangan.
Baca juga: Sosok Devara Putri Jadi Otak Pembunuhan Wanita Jaktim Bersama Selingkuhan, Diduga Oknum Caleg DPR RI
Kendati begitu, keluarga tak menyangka Indriana sudah meninggal lalu jasadnya dibuang dalam keadaan terbungkus selimut ke Kota Banjar, Jawa Barat untuk menghilangkan jejak oleh Didot, Devara, dan MR.
Nomor WhatsApp Indriana pun masih aktif usai mendapat kabar duka dari personel Ditreskrimum Polda Jawa Barat dan diminta datang ke RSUD Banjar untuk proses identifikasi jenazah.
"Saya enggak tahu sejauh mana komunikasi itu. Pokoknya sampai keluarga korban diminta datang ke RSUD Banjar itu masih merespon pesan WhatsApp. Polisi juga mengarahkan balas saja," tutur Eko.
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
(*)
Baca juga berita lainnya di Google News