Arti Kata Bahasa Arab

Arti Tasyakur Walimatussafar Lil Umroh, Hukum, Dalil Menggelar dan Bacaan Doa Melepas Jemaah Umroh

Penulis: Lisma Noviani
Editor: Lisma Noviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Arti Tasyakur Walimatussafar Lil Umroh, Hukum, Dalil Menggelar dan Bacaan Doa Melepas Jemaah Umroh

TRIBUNSUMSEL.COM -- Arti Tasyakur Walimatussafar Lil Umroh, Hukum, Dalil Menggelar dan Bacaan Doa Melepas Jemaah Umroh.

Tasyakur walimatussfar lil umroh adalah kalimat bahasa Arab yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti : Syukuran perjamuan untuk perjalanan umroh.


Walimatul atau walimah (وليمة) secara artinya pesta atau perjamuan, yaitu jamuan makan.

Safar artinya perjalanan.

Sedangkan umrah adalah maksudnya dalam rangka ibadah umroh.

Maka walimatussafar lil umroh artinya perjamuan makan atau pesta yang diadakan untuk melepas calon jamaah umrah pergi ke Tanah Suci.

Syukuran dengan pembacaan doa walimatussafar umroh serta rangkaian acara pemberangkatan umroh sejatinya adalah semacam pamitan, meminta doa agar dijaga dalam perjalanan, serta untuk mendapatkan umroh mabrur.

Tradisi walimatussafar umroh dalam skala kecil menurut riwayat, pernah dilakukan oleh Rasulullah ketika mendoakan seorang pemuda yang hendak berangkat menunaikan ibadah haji.

Dalam riwayat Ibn al-Sunni yang bersumber dari Ibnu Umar r.a. Beliau berkata: “telah datang seorang anak muda menghadap Rasulullah saw. yang menyampaikan niatnya untuk berangkat haji.

Kemudian Rasulullah saw. berjalan mengiringi pemuda itu seraya berkata, “hai pemuda! Semoga Allah menambahkan ketakwaanmu dan menghadapkan wajahmu kepada hal yang baik-baik serta mencukupi apa yang menjadi angan-anganmu.” Berdasarkan keterangan inilah para penyebar Islam di bumi Nusantara melaksanakan kebiasaan acara pelepasan calon haji atau umroh. Tujuannya untuk mengingatkan bahwa perjalanan yang dilakukan bukan perjalanan wisata atau mencari rejeki akan tetapi dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah swt.


Bacaan Doa Walimatussafar Umroh

 

Doa walimatus safar lengkap dengan Arab, latin, dan artinya.

زَوَّدَكَ اللهُ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَيَسَّرَ لَكَ الخَيْرَ حَيْثُمَا كُنْتَ

Latin:
Zawwadakallâhut taqwâ, wa ghafara dzanbaka, wa yassara lakal khaira haitsumâ kunta.

Artinya: "Semoga Allah membekalimu dengan takwa, mengampuni dosamu, dan memudahkanmu dalam jalan kebaikan dimanapun kau berada."

Dalam riwayat lain, Nabi Muhammad SAW bersabda kepada seorang laki-laki yang akan melakukan perjalanan jauh (bermusafir). Rasulullah SAW mengatakan semoga engkau selalu diberikan perlindungan oleh Allah SWT di mana pun kamu berada.

Doa rasulullah kepada pemuda yang melakukan musafir ke Makkah.

فِيْ حِفْظِ اللهِ وَكَنفِهِ وَزَوَّدَكَ اللَهَ التَّقْوَى وَغَفَرَ ذَنْبَكَ وَوَجَّهَكَ لِلْخَيْرِ أَيْنَمَا كُنْتَ

Latin:
Fi hifzhillahi wa fi kanafihi wa zawwadakallahuttaqwa wa ghafara dzanbaka wa wajjahaka ilal-khairi haitsu kunta wa aina ma kunta.

Artinya:
"Semoga engkau dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah SWT dan semoga Allah SWT memberikan perbekalan takwa kepadamu, mengampuni dosa-dosamu, dan membimbingmu kepada kebaikan di mana pun engkau berada."

Biasanya walimatussafar ini diisi dengan pembacaan doa bersama, tausiah dan ditutup dengan mengajak makan tamu undangan.

Selepas pulang dari ibadah umrahpun, biasanya jamaah haji dan umrah tersebut akan melayani para tetangga, sanak famili dan teman-teman yang berdatangan untuk menyambut kedatangannya, mereka disuguhi dengan makanan, minuman serta doa.

 

Hukum Menggelar Walimatul Hajj dan umroh

Pada dasarnya walimatus safar dengan diadakannya pesta (tasyakuran) sebelum berangkat haji dan umrah serta sekembalinya dari haji dan umrah adalah tradisi yang baik. Karena di dalamnya ada unsur silaturahim, pemberian makanan dan doa untuk saling menumbuhkan rasa cinta sesama umat Muslim.

Di dalam hadis-hadis Nabi SAW juga terdapat riwayat penyambutan para sahabat atas kedatangan orang yang baru berpergian baik dari perjalanan haji, umrah, berdagang atau lainnya.

Dikutip dari bincangsyariah.com, imam Al Bukhari meriwayatkan hadis dari Ibnu Abbas yang mengatakan:

لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَكَّةَ اسْتَقْبَلَتْهُ أُغَيْلِمَةُ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَحَمَلَ وَاحِدًا بَيْنَ يَدَيْهِ وَآخَرَ خَلْفَهُ

“Ketika Nabi saw. tiba di Makkah, Beliau disambut oleh anak-anak kecil Suku Bani ‘Abdul Muthalib lalu Beliau menggendong salah satu dari mereka di depan dan yang lainnya dibelakang”

Selain itu, Abdullah bin Ja’far juga meriwayatkan hadis berikut:

كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ تُلُقِّىَ بِنَا – قَالَ – فَتُلُقِّىَ بِى وَبِالْحَسَنِ أَوْ بِالْحُسَيْنِ – قَالَ – فَحَمَلَ أَحَدَنَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَالآخَرَ خَلْفَهُ حَتَّى دَخَلْنَا الْمَدِينَةَ.

“Nabi saw. ketika datang dari suatu perjalanan, maka kami menemuinya, yakni saya, Hasan dan Husein menemui beliau, lalu beliau menggendong salah satu dari kami di bagian depan dan yang lainnya (digendong) di bagian belakang sampai kami masuk kota Madinah” (HR. Muslim).

Sementara terkait pemberian makanan dalam penyelenggaraan walimatus safar oleh umat Muslim yang akan berangkat haji dan umrah atau sepulangnya dari sana, maka hal ini telah dijelaskan oleh imam An Nawawi di dalam kitab Al Majmu’ Syarh Al Muhadzab. Beliau berkata:

يُسْتَحَبُّ النَّقِيعَةُ وَهِيَ طَعَامٌ يُعْمَلُ لِقُدُومِ الْمُسَافِرِ وَيُطْلَقُ عَلَى مَا يَعْمَلُهُ الْمُسَافِرُ الْقَادِمُ وَعَلَى مَا يَعْمَلُهُ غَيْرُهُ لَهُ.

Annaqi’ah itu disunnahkan. Yaitu makanan yang disedekahkan karena sekembalinya dari perjalanan. Dan hal ini dimutlakkan baik bagi musafirnya (Calon Haji) atau bagi orang lain (keluarganya).

Fatwa imam Nawawi tersebut berdasarkan hadis riwayat Jabir Ra.:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ مِنْ سَفَرِهِ نَحَرَ جَزُورًا أَوْ بَقَرَةً ” رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ

“Bahwasannya Rasulullah saw. ketika sampai di Madinah dari perjalanannya, beliau menyembelih kambing atau sapi.” (HR. Al Bukhari)

Berdasarkan keterangan di atas, sebenarnya acara walimatus safar tidak hanya sekedar tradisi baik yang dilakukan oleh mayoritas kalangan umat Muslim sebelum dan sesudah berangkat haji dan umrah. Tetapi ternyata ada riwayat dan dalil yang jelas tentang kesunahannya.

Namun, hendaknya acara walimatus safar tersebut diselenggarakan sesuai koridor agama dengan tanpa adanya israf (berlebih-lebihan) dan memberatkan bagi calon jemaah haji. Wa Allahu A’lam bis Shawab.

Itulah arti Tasyakur Walimatussafar Lil Umroh, Hukum, Dalil Menggelar dan Bacaan Doa Melepas Jemaah Umroh.

Baca juga: Arti Doa Allahumma Thawill Umuurona, Berikut Kumpulan Doa Ulang Tahun Berbahasa Arab dan Latin

Baca juga: Dahsyatnya Arti Allahumma Inna Nas Aluka Salamatan Fiddin, Berisi 10 Permintaan Kebaikan dalam 1 Doa

Baca juga: Arti Masya Allah Laquwwata Illa Billah, Kutipan Surat Al Kahf Ayat 39 Bentuk Kepasrahan kepada Allah

Baca juga: Arti Subhaanalladzi Yusabbihur Radu Bihamdihi, Bacaan Doa Ketika Ada Petir-Kilat Mohon Perlindungan

Berita Terkini