TRIBUNSUMSEL.COM -- Teladan Rasulullah SAW dalam berbangsa, bernegara dan berpolitik, mengedepankan kemaslahan umat.
Uswatun Hasanah atau teladan yang baik dalam diri Rasulullah SAW sangat penting bagi umat Islam, sebagai role mode menjalani kehidupan di dunia ini dan berharap selamat pula di akhirat.
Termasuk dalam meneladani Rasulullah SAW dalam berbangsa dan bernegara.
Ada banyak akhlak mulia dan prinsip yang bisa dijadikan contoh bagi kita sebagai panduan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat dan berpolitik.
Rasulullah memberikan banyak keteladan dalam aspek cara hidup berbangsa dan bernegara.
Berikut poin-poinnya.
1. Digelari Al Amin
Hal utama yang bisa diteladani dari Rasulullah adalah akhlaknya. Sebagaimana salah satu akhlak terpujinya adalah Al-Amin (dapat dipercaya), yang dibuktikan dengan bagaimana Rasulullah menjaga kesepakatan dan janji bersama.
Ketua Program Studi Magister Ilmu Al-Quran dan Tafsir, Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta, Abdul Muid Nawawi mengatakan Kemuliaan akhlak secara spesifik adalah bahwa Rasulullah ini adalah orang yang memegang amanah, bergelar Al-Amin yakni yang dapat dipercaya.
2. Menerapkan piagam Madinah
Dalam konteks bernegara, Nabi Muhammad SAW menerapkan apa yang disebut Piagam Madinah, sebuah pakta atau perjanjian yang melibatkan seluruh elemen masyarakat Madinah dengan segala perbedaan yang ada.
Di antaranya perbedaan agama, suku, tradisi, atau perbedaan lainnya yang kemudian itu dirangkul dalam suatu tempat namanya Madinah.
“Misalnya kita telah sepakat dengan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), maka menepati janji itu atau menepati kesepakatan itu adalah bagian dari kemuliaan akhlak yang bisa kita teladani, tidak kemudian memaksakan kehendak suatu kelompok baik mayoritas ataupun minoritas untuk dipaksakan. Kalaupun ada perubahan, maka perubahannya tentu lewat kesepakatan juga, bukan lewat pemaksaan,” urai Abdul Muid .
Pancasila sebagai dasar negara memiliki kemiripan dengan Piagam Madinah yang memiliki fungsi guna mempererat persatuan di atas perbedaan dan melindungi masyarakat Indonesia dari segala ancaman.
Pancasila itu merangkul seluruh perbedaan yang ada. Perbedaan agama, perbedaan suku, perbedaan ras, perbedaan budaya, semua itu dirangkul oleh Pancasila.
3. Masyarakatnya bersyukur dan merawatnya
Mengaktualisasikan semangat dalam membangun dan menjaga NKRI sebagaimana teladan Rasulullah dalam menjaga Madinah, dengan mensyukuri sepenuh hati nikmat besar yang diberikan Allah SWT kepada bangsa ini.
Kita harus mensyukuri bahwa para pendiri bangsa kita ini adalah orang-orang yang sangat cerdas, terpetunjuk, dan jenius. Tentunya ini adalah warisan yang patut kita syukuri. Dengan merawatnya, dan bagi yang menghianati itu berarti tidak mensyukuri.
4. Menjaga persatuan
Masih menurut Abdul Muid, konsep bernegara menjaga persatuan juga diterapkan Rasulullah.
Tidak perna ada non muslim yang atau beda suku, ras, yang terancam karena kehadiran Rasulullah SAW.
Bahwa semua umat dan suku yang ada adalah saudara sebangsa setanah air, dengan begitu, rasa aman dan nyaman akan tumbuh ditengah masyarakat, sehingga meminimalisir ancaman-ancaman yang hendak merusak persatuan dan persaudaraan bangsa. “
Akhlak Rasulullah untuk senantiasa menjaga dan memberi contoh baik bagi rakyat agar terbangun negara yang aman, maju dan sejahtera.
Pemimpin negara harus memiliki akhla terpuji.
5. Untuk Kemaslahatan umat
Nabi Muhammad dalam konteks kekinian adalah dalam bermasyarakat, bernegara dan berpolitik tujuan utama, yaitu untuk kemaslahatan dan kesejahteraan umat atau rakyat.
Tidak berbuat kerusakan, mengutamakan kepentingan bersama, agama dan masyarakat.
Firman Allah
وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash: 77).
Itulah teladan Rasulullah SAW dalam berbangsa, bernegara dan berpolitik, mengedepankan kemaslahan umat.
Baca juga: Arti & Hikmah Ma’asyirol Muslimin Wa Zumrotal Muminina Rahimakumullah Bacaan Bilal Saat Sholat Jumat
Baca juga: Arti Ridhoka Wal Jannah, Kalimat Doa Mohon Ampunan, Ridho Allah dan Surga, Lengkap Cara Menggapainya
Baca juga: Arti Allahumma Inni As Aluka Husnul Khatimah, Doa Baik Dibaca Sujud Terakhir, Mohon Berakhir Baik
Baca juga: Arti Allahumma Ashlih Qolbi, Allahummaj Al Fi Qolbi Nuran, Bacaan Doa untuk Kebaikan dan Cahaya Hati