TRIBUNSUMSEL.COM - Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berjanji akan mengucurkan dana Rp 5 miliar untuk tiap desa jika memenangkan Pilpres 2024.
Anies Baswedan pun buka suara menanggapi pernyataan pasangannya itu.
Anies menilai janji Ketua Umum PKB tersebut merupakan niat baik untuk memajukan desa.
Baca juga: Anies Sempat Pasrah Gagal Nyapres Gegara Demokrat dan Nasdem Saling Ngotot Soal Deklarasi Cawapres
"Komitmen kita adalah memberikan kesetaraan kesempatan, kenapa dulu ada niat yang sangat baik dari PKB, rencana sangat baik dari PKB , karena kita ingin desa kita maju," ujar Anies, dilansir dari Kompas.com, Selasa (12/9/2023).
Anies mengaku dirinya bersama Cak Imin memang tidak ingin ada desa tertinggal.
Sebaliknya, mereka berharap setiap desa mempunyai peluang yang sama.
Baca juga: Penjelasan dari Mulut Anies Langsung Soal Surat yang Bikin Heboh, Ternyata Ini Asal Muasalnya Dibuat
"Kita tidak ingin desa kita tertinggal, dan kita ingin ada kesempatan yang setara, agar kue APBN itu anggaran yang besar itu dirasakan oleh lebih banyak lagi unsur bangsa Indonesia," kata Anies.
Sebelumnya, Cak Imin berjanji jika ia bersama Anies memenangkan Pilpres 2024, maka Dana Desa akan meningkat menjadi Rp 5 miliar.
Menurutnya, pada tahun ini, setiap desa mendapatkan dana sebesar Rp 2 miliar.
Baca juga: Anies dan Muhaimin Buka-bukaan Akhirnya Bisa Berduet: Kami Tak Menyangka Secepat Ini Jalan Tuhan
Hal tersebut Cak Imin sampaikan dalam pidato politik di Pondok Pesantren Al Aqobah Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Minggu (10/9/2023).
"Kalau saya nanti sama Mas Anies menang, insyaallah akan ada perubahan drastis di dalam pengelolaan-pengelolaan aset dan kekayaan negara bagi percepatan kemakmuran negara.
Tahun 2023 berhasil Rp 2 miliar, insyaallah 2024 tiap desa bisa sampai Rp 5 miliar per desa," ujar Cak Imin.
Baca juga: Sosok Kiai Kholil Asad, Pernah Buat Muhaimin Terbungkam Saat Sebut Nama Anies Baswedan 2 Tahun Lalu
Cak Imin menjelaskan, Indonesia kaya secara alam dan memiliki Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang berlimpah.
Dia menilai angka Rp 5 miliar bukanlah harga mahal untuk memajukan ekonomi desa.
"Bayangkan dulu tiap desa cuma Rp 250 juta. Di tangan Pak Halim (Mendes), bisa melonjak langsung jadi Rp 2 miliar per desa," ucapnya. (*)