Berita Pilpres 2024

Ternyata Capres yang Didukung Jokowi Berpotensi Kalah Versi Indostrategic, Waketum PKB Sependapat

Editor: Rahmat Aizullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi): Capres pada Pilpres 2024 yang didukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpotensi akan kalah berdasarkan hasil survei Indostrategic.

TRIBUNSUMSEL.COM - Calon presiden (capres) pada Pilpres 2024 yang didukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpotensi akan kalah.

Potensi itu dilihat dari hasil survei lembaga Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) yang menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen respondennya tidak akan memilih capres yang didukung Jokowi.

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid pun sependapat dengan potensi capres yang didukung Presiden Jokowi akan kalah tersebut.

Dilansir dari Kompas.com, Sabtu (15/7/2023), Direktur Eksekutif Indostrategic Ahmad Khoirul Umam menyatakan sebanyak 56,6 persen responden surveinya tidak akan mengikuti pilihan Presiden Jokowi.

Baca juga: Dua Bacapres Adu Gagasan Soal IKN di Rakernas Apeksi 2023, Ganjar Jawab Tegas, Anies Merasa Heran

"56,6 persen responden menyatakan tidak akan mengikuti pilihan Presiden Jokowi, dan selebihnya masih bimbang," kata Ahmad Khoirul Umam.

Umam mengatakan, hanya 19,3 persen responden yang akan mengikuti pilihan Presiden Jokowi terhadap capres yang didukungnya di Pilpres 2024.

Kemudian, sebanyak 21 persen responden masih bimbang, bisa saja mendukung atau pun tidak mendukung pilihan Presiden Jokowi.

Baca juga: Nama Dua Menteri Jokowi Ini Mencuat, Benarkah Jadi Calon Kuat Bakal Cawapres Ganjar Pranowo?

"Tampaknya hal ini (bimbang dan ragu-ragu) masih dipengaruhi oleh ketidakjelasan posisioning (dukungan capres) dari presiden itu sendiri," ujar Umam.

Dari hasil surveinya juga memperlihatkan bahwa 74 persen responden meyakini Jokowi akan mendukung Ganjar Pranowo.

Kemudian, 22,4 responden meyakini bahwa Jokowi bakal mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Baca juga: PDIP Bocorkan Arahan Jokowi Ajari Agar Ganjar Pranowo Menang di Pilpres 2024

Lebih lanjut, Umam memnjelaskan, survei ini juga menunjukkan bahwa responden ingin Presiden Jokowi bersikap netral pada Pilpres 2024.

Dalam arti, mayoritas publik enggan Kepala Negara ikut "cawe-cawe" atau mencampuri Pemilu 2024.

"Mayoritas masyarakat sekitar 64,6 persen responden berharap Presiden Jokowi bisa bersikap netral.

Baca juga: Pidato Politik AHY Kritik Presiden Jokowi: Utang Makin Membengkak, Ekonomi Tumbuh Rendah

Dan tentu ini memiliki korelasi yang positif terhadap harapan bagi hadirnya pemilu yang adil, yang berdemokrasi dan juga tidak menciptakan nuansa ketidakadilan karena adanya keberpihakan presiden kepada pihak tertentu," kata Umam.

Publik yang menyatakan Presiden bisa bersikap abu-abu atau tidak jelas sebesar 15,5 persen, sedangkan tidak netral atau boleh berpihak sebesar 16,4 persen.

Sementara itu, sebanyak 3,5 persen publik tidak tahu dan tidak jawab.

Baca juga: Prabowo Janji Lanjutkan Program Jokowi Bila Menang Pilpres 2024, Sebentar Lagi Bertemu Megawati

Untuk diketahui, survei ini menggunakan metode multistage random sampling yang melibatkan sampel 1.400 responden di 38 provinsi.

Survei ini dilakukan melalui face to face interview atau tatap muka dengan periode pengerjaan survei lapangan pada 9-20 Juni 2023.

Kemudian, margin of error survei lebih kurang 2,62 persen.

Terpisah, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid sependapat dengan potensi capres yang didukung Presiden Jokowi akan kalah.

Dia pun menyoroti hasil survei Indostrategic yang menunjukkan 56,6 responden tidak akan mengikuti arahan Presiden Jokowi terkait Pilpres 2024 tersebut.

"Jadi 56 persen dari responden atau kalau disebut tidak akan mengikuti arahan pak Jokowi terkait dengan Pilpres. Itu kalau diambil mafhum mukhalafahnya, maka yang didukung pak Jokowi ya kalah kira-kira begitu," kata Jazilul, dilansir dari Tribunnews.com.

Jazilul menilai sudah banyak masyarakat yang mulai tak terpengaruh dari pihak luar terkait pilihan capres.

Menurut dia, dalam hasil survei itu menunjukkan bahwa apa yang diputuskan para elit parpol termasuk king maker tak sepenuhnya diikuti oleh masyarakat.

"Setidaknya dalam hasil survei itu mendapatkan penolakan dari masyrakat. Artinya tidak diikuti, masyarakat punya nalar sendiri," katanya.

Baca berita menarik lainnya di Google News

Berita Terkini