Spesifikasi Senjata SS1-V1 yang Digunakan Briptu MK Amankan Konser Dangdut di Gunungkidul

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Senjata SS1-V1 yang Digunakan Briptu MK Amankan Konser Dangdut di Gunungkidul

TRIBUNSUMSEL.COM- Insiden penembakan oknum polisi terhadap anggota karang taruna di Padukuhan Wunim Desa Nglindur, Kapanewon Girisubo, Gunung Kidul menjadi atensi publik.

Penembakan itu terjadi ketika ada acara hiburan warga pada malam hari sedang ribut di depan panggung.

Diketahui, peristiwa itu melibatkan oknum polisi berinisial Briptu MK dengan korban meninggal bernama Aldi Aprianto (24)

Briptu MK sebelumnya melakukan pengamanan dengan membawa senjata laras panjang.

Adapun senjata laras panjang yang dibawa yakni SS1-V1.

Spesifikasi Senjata SS1-V1

Dari penelusuran Tribunsumsel SS1-V1 diketahui merupakan jenis senapan serbu buatan PT Pindad.

SS1-V1 diadopsi langsung dari senjata serbu FN FNC.

Senapan serbu ini dioperasikan dengan amunisi 5.56 x 45 mm standar NATO dan panjang laras 449 mm, SS-1 V1 dapat menembak dengan sangat akurat sampai dengan jarak 400 meter.

Senjata ss1 v1 (Pindad.com)

Mobilitas dalam penggunaan SS1 dapat semakin mudah dengan popor yang dapat dilipat.

Berikut ini spesifikasi lengkap senapan serbu SS1-V1

  • Panjang: 753 mm (dilipat) 997 mm (tambahan popor)
  • Kotak Peluru: Panjang 449 mm: 6 grooves RH 177.8 mm
  • Berat: 4,06 kg (dengan peluru kosong) 4,42 kg (peluru penuh)
  • Jarak efektif: 400 m
  • Kecepatan tembakan: Siklik : 720 - 760 rpm Tembakan otomatis efektif : 120 - 200 rpm Tembakan tunggal efektif : 60 rpm

Baca juga: Meletus dan Tewaskan Aldi, Briptu MK Ternyata Meminta Senjata Juniornya Tanpa Sepengetahuan Kapolsek

Baca juga: Inilah Senjata yang Digunakan Briptu MK Amankan Konser Dangdut Malah Tembak Warga Gunungkidul

Baca juga: Atasan Briptu MK yang Tembak Warga di Gunungkidul hingga Tewas Dinilai Kompolnas Perlu Diperiksa

Kronologi Insiden Penembakan

Melansir dari TribunJateng.com, Senin (15/5/2023) Totok mengatakan jika saat itu Aldi tidak ikut joget.

Saat kerusuhan terjadi, Aldi duduk di depan pangung dekat box sound dengan posisi duduk.

Tak disangka ketika suara letusan terdengar, Aldi tahunya kena tembakan itu.

"Korban ini pemuda pendiam, saat acara Aldi sebagai panitia," tuturnya.

Sementara itu, melansir dari kompas.com warga menyayangkan polisi membawa senjata laras panjang saat mengamankan acara dangdutan tersebut.

"Yang disayangkan acara kecil bawa senjata bawa pelor," kata Dukuh Wuni David Nurvianto (24) saat ditemui di rumah duka Padukuhan Wuni RT 23 RW 7, Senin (15/5/2023).

"Kalau untuk jenisnya saya enggak tahu. Tetapi itu kelihatannya laras panjang," kata dia.

Dikatakannya, saat itu dirinya berada di lokasi dan berada di atas panggung. Meski ada kericuhan, korban saat itu hanya duduk diam.

Sebab, sesuai dengan kesepakatan, pengamanan dilakukan Polri dan TNI.

Posisi saat itu, seorang polisi berada di atas panggung. Jarak antara korban dengan polisi yang berdiri di atas panggung hanya dekat. Tiba-tiba terjadi suara letusan. Korban terkapar dengan darah yang mengucur deras.

"Jaraknya tidak ada 1 meter, (saat kericuhan) dia (korban) cuma duduk diam," kata David.

Aldi merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Ngatiyo (56) dan Sutarmi (50) sempat dibawa ke puskesmas dan menggunakan ambulans diteruskan ke RSUD Wonosari

 "Korban meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit. Saat itu korban tidak sadar," kata David.

Warga pun segera mengamankan polisi yang diduga menembak warga tersebut. Setelah itu, warga juga mendatangi Mapolsek Girisubo untuk meminta kejelasan kasus ini

"Warga dan keluarga, mereka sudah melihat langsung oknum (polisi) sudah diamankan sudah ada di Polres," kata David.

"Jadi kita menunggu lagi proses selanjutnya bagaimana, soalnya kita disuruh mengawal terus selama persidangan ," kata dia.

David berharap kasus ini diusut tuntas oleh pihak kepolisian. "Yang jelas, warga cuma meminta supaya ada keadilan.

Supaya ditegakkan keadilan juga. Soalnya korban ini enggak ngapa-ngapain. Yang jelas dia hanya orang duduk, tetapi terkena peluru," kata dia.

Salah seorang warga, Derry Saputra mengatakan, pihaknya juga menyayangkan adanya penggunaan senjata saat mengamankan musik tingkat Padukuhan.

"Kenapa harus menggunakan senjata," kata dia.

Baca artikel dan berita Tribun Sumsel lainnya langsung dari google news

Berita Terkini