TRIBUNSUMSEL.COM - Briptu MK, anggota polisi yang menembak warga Gunungkidul bernama Aldi (20) ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
"Adapun proses penyidikan yang saat ini sedang dilakukan bahwasanya penyidik Polda DIY menetapkan satu orang sebagai tersangka bernama Briptu MK pekerjaan Polri," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Kombes Nuredy Irwansyah Putera kepada wartawan, Senin (15/5/2023) malam.
Briptu MK ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat pasal 359 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun penjara ujar Nuredy.
"Terhadap perbuatan tersangka saat ini dipersangkakan dengan pasal 359 KHUP yaitu karena kesalahannya atau kelalaiannya menyebabkan orang lain meninggal dunia," jelasnya dilansir Tribunnews.com .
Seperti diketahui Aldi (20) warga Pakuhan Wuni, Kalurahan Nglindur, Kapanewon Girisubo dikabarkan tewas tertembak, Minggu (14/5/2023) malam.
Peristiwa ini dibenarkan Polda DIY.
Kasubbid Penmas Bidhumas Polda DIY AKBP Verena SW mengatakan korban tertembak senjata laras panjang milik oknum anggota kepolisian.
Peristiwa ini terjadi ketika warga Kalurahan Nglindur, Kapanewon Girisubo menggelar acara hiburan pada Minggu (14/5/2023) malam.
Tiba-tiba terjadi keributan.
Pihak kepolisian kemudian berusaha melerai keributan dengan memberikan tembakan peringatan.
Namun, amunisi dari senjata api milik anggota kepolisian ini diduga nyasar dan terkena seorang warga.
Korban pun dikabarkan meninggal dunia.
"Betul, kami sudah mendapat laporannya," kata Kasubbid Penmas Bidhumas Polda DIY AKBP Verena SW, Senin (15/5/2023).
Verena masih mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai peristiwa itu.
Pihak Polda DIY juga sudah melakukan tindakan untuk mencari detail kejadian yang dimaksud.
"Tapi apakah kasus akan diambil alih Polda kami belum mengetahui," ungkapnya.
Aldi Pemuda Gunungkidul Tewas Tertembak Briptu MK, Tugas Jadi Panitia & Diam Saat Kerusuhan Terjadi
Naas nasib Aldi Aprianto (19) pemuda di Gunung Kidul tewas tertembak saat acara dangdutan di Padukuhan Wuni, Kalurahan Nglindur, Girisubo, DI Yogyakarta. Minggu (14/5/2023) malam.
Pelakunya yakni Briptu MK polisi yang tengah bertugas menjaga keamanan di panggung hiburan tersebut.
Aldi dalam acara dangdutan tersebut bertugas sebagai salah satu panitia dimana ketika kerusuhan terjadi posisinya hanya diam.
Fakta tersebut diungkap Totok Wahyudi sepupu dari Aldi yang ikut menonton acara dangdutan.
Melansir dari TribunJateng.com, Senin (15/5/2023) Totok mengatakan jika saat itu Aldi tidak ikut joget.
Saat kerusuhan terjadi, Aldi duduk di depan pangung dekat box sound dengan posisi duduk.
Tak disangka ketika suara letusan terdengar, Aldi tahunya kena tembakan itu.
"Korban ini pemuda pendiam, saat acara Aldi sebagai panitia," tuturnya.
Sementara itu, melansir dari kompas.com warga menyayangkan polisi membawa senjata laras panjang saat mengamankan acara dangdutan tersebut.
"Yang disayangkan acara kecil bawa senjata bawa pelor," kata Dukuh Wuni David Nurvianto (24) saat ditemui di rumah duka Padukuhan Wuni RT 23 RW 7, Senin (15/5/2023).
"Kalau untuk jenisnya saya enggak tahu. Tetapi itu kelihatannya laras panjang," kata dia.
Dikatakannya, saat itu dirinya berada di lokasi dan berada di atas panggung. Meski ada kericuhan, korban saat itu hanya duduk diam.
Sebab, sesuai dengan kesepakatan, pengamanan dilakukan Polri dan TNI.
Posisi saat itu, seorang polisi berada di atas panggung. Jarak antara korban dengan polisi yang berdiri di atas panggung hanya dekat. Tiba-tiba terjadi suara letusan. Korban terkapar dengan darah yang mengucur deras.
"Jaraknya tidak ada 1 meter, (saat kericuhan) dia (korban) cuma duduk diam," kata David.
Aldi merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Ngatiyo (56) dan Sutarmi (50) sempat dibawa ke puskesmas dan menggunakan ambulans diteruskan ke RSUD Wonosari
"Korban meninggal dunia saat dibawa ke rumah sakit. Saat itu korban tidak sadar," kata David.
Warga pun segera mengamankan polisi yang diduga menembak warga tersebut. Setelah itu, warga juga mendatangi Mapolsek Girisubo untuk meminta kejelasan kasus ini
"Warga dan keluarga, mereka sudah melihat langsung oknum (polisi) sudah diamankan sudah ada di Polres," kata David.
"Jadi kita menunggu lagi proses selanjutnya bagaimana, soalnya kita disuruh mengawal terus selama persidangan ," kata dia.
David berharap kasus ini diusut tuntas oleh pihak kepolisian. "Yang jelas, warga cuma meminta supaya ada keadilan.
Supaya ditegakkan keadilan juga. Soalnya korban ini enggak ngapa-ngapain. Yang jelas dia hanya orang duduk, tetapi terkena peluru," kata dia.
Salah seorang warga, Derry Saputra mengatakan, pihaknya juga menyayangkan adanya penggunaan senjata saat mengamankan musik tingkat Padukuhan.
"Kenapa harus menggunakan senjata," kata dia.