Liputan Khusus Tribun Sumsel

Persentase Angka Stunting di Daerah Turun Jauh Lampaui Target

Editor: Vanda Rosetiati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Angka stunting pada tahun 2022 di daerah Muratara ini turun drastis mencapai 8,1 persen dari yang ditargetkan hanya 3 persen. Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Muratara saat mengintervensi ke rumah-rumah keluarga kasus stunting atau yang berisiko stunting baru-baru ini.

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemerintah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) mengklaim kerja keras mereka dalam menurunkan persentase angka kasus stunting di daerah ini sudah amat baik. Bahkan tahun 2022 terjadi penurunan signifikan, jauh melampaui target.

Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Muratara, Mugono menyebut angka stunting pada tahun 2022 di daerah ini turun drastis mencapai 8,1 persen dari yang ditargetkan hanya 3 persen.

"Kita bersyukur turunnya lumayan signifikan, jauh melampaui target. Kita ditargetkan turun hanya tiga persen, tapi kita mampu turun mencapai delapan persen," kata Mugono pada Tribun Sumsel, Jumat (5/5).

Dia mengungkapkan, berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) penurunan 8,1 persen tersebut dari angka 28,3 persen di 2021 menjadi 20,2 persen di 2022. Mugono menyebut capaian ini adalah hasil kerja keras bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Muratara, serta dibantu pihak-pihak lain.

Dia berharap capaian tersebut menjadi motivasi untuk terus mengejar target di tahun ini dan seterusnya. "Kita ditargetkan di tahun 2023 ini turun menjadi 20,97 persen, sementara kita sekarang berada di angka 20,2 persen karena tahun 2022 kemarin kita turun drastis, insyallah kita bisa," katanya.

Penurunan angka stunting di Sumsel terus digencarkan. Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi stunting. (TANGKAP LAYAR TRIBUN SUMSEL)

Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Muratara, Inayatullah mengatakan berbagai upaya mereka lakukan untuk menurunkan angka stunting di daerah ini. "Kami melakukan kunjungan ke rumah-rumah, mengintervensi kepada keluarga kasus stunting, maupun yang berisiko stunting," katanya.

Lanjut Wakil Bupati Muratara itu, upaya lain yang mereka lakukan adalah meningkatkan peran serta organisasi perangkat daerah (OPD) untuk ikut bekerjasama menekan angka stunting. "Misalnya Dinas Pekerjaan Umum, dengan program perbaikan sanitasi dan pemukiman keluarga yang beresiko stunting maupun kasus stunting," ujarnya.

Selain itu, Pemkab Muratara juga melibatkan perusahaan-perusahaan yang ada di daerah ini untuk menjadi 'bapak asuh' anak stunting. "Kami juga meningkatkan peran kelompok kegiatan bina keluarga balita di 82 desa dan 7 kelurahan. Kemudian meningkatkan peran aktif tim pendamping keluarga," katanya.

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Muratara mengajak jajarannya hingga tingkat desa/kelurahan untuk turut serta menggerakkan ekonomi masyarakat di wilayahnya dan menekan angka stunting.

Menurut Anggota DPRD Provinsi Sumsel dari Fraksi PDI Perjuangan itu, angka stunting di Kabupaten Muratara masih menjadi perhatian serius, sehingga TP-PKK diharapkan dapat menekan hal tersebut.

"Peran kita bisa membantu misalnya mencari anak-anak stunting yang benar-benar butuh perhatian. Nanti kita beri makanan tambahan bergizi secara rutin. Kita tidak lagi mengajak anak-anak ayo kumpul, bukan seperti itu lagi, tapi kita akan datangi satu-satu yang menjadi target. Mereka nanti akan kita lihat perkembangannya," kata dia.

Di Lubuklinggau juga Turun

Angka stunting di Kota Lubuklinggau Sumatra Selatan (Sumsel) mengalami penurunan.

Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 lalu menyebutkan bahwa angka stunting dari 20,8 persen, namun hasil terbaru tahun 2022 turun menjadi 12,429 persen atau sebesar 10 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau, Erwin Armeidi mengatakan aksi konvergensi ke tujuh stunting sudah tuntas dilaksanakan oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Lubuklinggau.

Halaman
12

Berita Terkini