TRIBUNSUMSEL.COM - Inilah informasi terkait pertanyaan kapan perayaan Tahun baru China Imlek 2023? simak penjelasannya.
Imlek merupakan tradisi yang dirayakan oleh masyarakat Tionghoa di seluruh dunia sebagai ucapan syukur dan harapan akan rezeki di masa mendatang.
Menurut Kalender Gregorian, tahun baru Imlek jatuh di tanggal yang berbeda setiap tahunnya, antara 21 Januari hingga 20 Februari.
Pada tahun 2023 ini, Imlek jatuh pada tanggal 22 Januari 2022. Tahun baru Imlek merupakan hari besar Agama Budha.
Lantas kapan perayaan tahun baru China atau Tahun Baru Imlek 2023? Simak informasinya berikut ini:
Baca juga: Daftar Harga HP XIAOMI Terbaru 2023, Mulai dari 1 Jutaan, Redmi 10A - Redmi 10 5G
- Perayaan Tahun Baru Imlek 2023
Informasi tahun baru Imlek 2023 telah diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Nomor 3 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023.
SKB tertanggal 11 Oktober 2022 itu diteken oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas.
Berdasarkan SKB 3 Menteri terbaru itu, tahun baru Imlek 2023 jatuh pada tanggal 22 Januari 2023. Tanggal tersebut bertepatan pada hari Minggu.
Masih mengacu pada SKB 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2023 tersebut, tahun baru Imlek 2023 pada tanggal 22 Januari 2023 adalah tanggal merah hari libur nasional tahun baru Imlek 2023.
Selain itu, pemerintah terbaru juga menetapkan cuti bersama dalam rangka memperingati perayaan tahun baru Imlek 2023.
Menurut SKB 3 Menteri terbaru, cuti bersama tahun baru Imlek 2023 jatuh pada tanggal 23 Januari 2023, yang bertepatan pada hari Senin.
Sehingga dalam rangka memperingati perayaan tahun baru Imlek 2023, terdapat dua tanggal merah, yakni tanggal 22 Januari 2023 sebagai hari libur nasional Imlek 2023.
Dan pada tanggal 23 Januari 2023 untuk cuti bersama Imlek 2023 2574 Kongzili.
- Sejarah Perayaan Tahun Baru Imlek
Dilansir dari kupangtribunnews.com, selasa (3/1/23) Sejarah perayaan tahun baru Imlek memiliki beragam versi.
Menurut salah satu sejarawan, perayaan ini dilakukan oleh para petani di China untuk menyambut pergantian musim, dari musim dingin ke musim semi.
Petani dan nelayan sangat bergantung pada alam. Petani selalu menandai kapan musim dingin akan berganti ke musim semi supaya mereka bisa mulai bercocok tanam.
Sementara itu, para nelayan akan menandai lewat bulan purnama saat air pasang agar bisa memperkirakan kapan waktu yang tepat untuk mulai melaut.
Pergantian musim ini kemudian menjadi salah satu hari penting yang patut dirayakan oleh masyarakat Tionghoa saat itu, karena dipercaya dapat memberikan rezeki.
Selain itu, setiap musim semi datang, rakyat Tionghoa juga memiliki kebiasaan mengucapkan Sin Cin Kiong Hi, yang berarti Selamat Musim Semi Baru.
Perayaan yang disebut Sin Cia atau Festival Musim Semi ini berlangsung dari tanggal 1 bulan pertama (1 Cia Gwee) dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama (15 Cia Gwee).
Berbagai kegiatan yang dilakukan sepanjang perayaan itu adalah sembahyang, makan bersama keluarga, berkumpul bersama kerabat, hingga perayaan Cap Go Meh.
Perayaan ini dilakukan sebagai ungkapan syukur atas seluruh pencapaian sepanjang tahun serta harapan rezeki di tahun yang baru.
Baca juga: Arti Xin Nian Kuai Le Adalah, Ucapan Tahun Baru Imlek 2022 Selain Gong Xi Fa Cai
- Bertepatan dengan Lahirnya Giok Hong Sian Tee
Versi lain menyebut bahwa Imlek dirayakan untuk memperingati lahirnya Maha Dewa Giok Hong Sian Tee, yang dipercaya orang Tionghoa paling berkuasa di seluruh alam semesta.
Pada zaman dulu, di China, ada sebuah negara bernama Kuang Yuang Miao Lo, di mana rakyatnya hidup bahagia, karena apa saja yang mereka inginkan pasti akan terkabul.
Rakyat mengira apabila mereka bahagia, maka raja dan ratu yang memimpin tentu akan merasakan hal yang sama.
Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian. Pasalnya, Raja Tsing Teh dan permaisurinya, Pao Yueh Goat Kuang, justru dilanda kesedihan lantaran belum juga mendapat keturunan.
Raja dan permaisuri pun merasa sangat khawatir karena tidak memiliki penerus untuk melanjutkan kerajaan mereka.
Hari berganti hari, raja dan permaisuri terus berdoa kepada Thian (Tuhan), memohon agar segera diberikan seorang putera untuk menjadi ahli waris mereka.
Namun, sampai bertahun-tahun kemudian, harapan mereka belum juga terkabul. Sampai akhirnya, pada suatu malam, permaisuri bermimpi sedang menggendong anak kecil.
Ia pun memohon agar anak itu bisa diserahkan padanya. Tidak butuh waktu lama, harapan permaisuri terpenuhi.
Ia hamil dan melahirkan seorang putera, yang tumbuh menjadi sosok raja yang sangat bijaksana, sehingga disebut sebagai Giok Hong Siang Tee atau yang berarti Yang Tertinggi dari Segala yang Paling Tinggi.
Pada masa itu, anak laki-laki sangatlah didambakan, karena dianggap bisa melanjutkan takhta kerajaan.
Oleh sebab itu, hari kelahiran Giok Hong Siang Tee dirayakan pada perayaan Imlek melalui sembahyang.
- Penetapan Tahun Baru Imlek
Kalender China adalah sistem penanggalan tertua yang masih digunakan hingga saat ini. Konon, kalender ini diciptakan oleh Kaisar Huang Di (2697-2597 SM).
Kalender China menggunakan patokan pergerakan bulan dan matahari semu dalam mengelilingi Bumi.
Satu tahun penanggalan China terdiri atas 12 bulan, di mana penentuan awal bulan dan awal tahunnya memerlukan data dan perhitungan astronomi yang akurat.
Dengan cara perhitungan itu, Imlek selalu jatuh antara 21 Januari hingga 20 Februari dalam penanggalan Masehi.
Sistem penanggalan yang disebut Kalender Huang Di atau Kalender Xia ini pertama kali digunakan pada masa Dinasti Xia (2205-1676 SM).
Dalam perkembangannya penetapan hari pertama tahun baru terus mengalami perubahan.