Anak Racuni Keluarga Magelang

Dhio Daffa Syadilla Tak Sedih Racuni Keluarganya, Hasil Autopsi Organ Dalam Ketiga Korban Terbakar

Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dhio Daffa Syadilla Dikabarkan Tak Sedih Dipenjara Usai Meracuni Ayah Ibu dan Kakak Perempuan di Magelang

TRIBUNSUMSEL.COM -- Dhio Daffa Syadilla (22) si anak durhaka tega habisi nyawa ibu ayah dan kakak perempuannya di Magelang dengan racun dikabarkan tak bersedih.

Hal tersebut setelah pihak kepolisian membeberkan kondisi Dhio Daffa Syadilla di tahanan yang sama sekali tidak mengekspresikan kesedihan ataupun penyesalan.

Lalu bagaiamana kesehatan dari kejiawaan Dhio Daffa?

Melansir dari Tribunnews,com, Rabu (30/11/2022) Dhio disebut memiliki ketahanan jiwa yang baik setelah dilakukan interogasi.

Hal tersebut bak menepis jika Dhio Daffa Syadilla memiliki kelainan kejiwaan.

Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun kepada awak media, menyebut Dhio dengan lanar menjawab pertanyaan dari penyelidik.

"Tersangka lancar dalam hal memberikan jawaban, memberikan kronologis secara detail. Dengan gambaran seperti itu bahwasannya yang bersangkutan memiliki ketahanan jiwa yang bagus," kata AKBP Mochammad Sajarod Zakun.

Karenanya, lanjut dia, penyidik masih memfokuskan pada penyidikan kasus terlebih dahulu, bukan pemeriksaan kejiwaan tersangka.

"Kami fokus ke penyidikan terlebih dahulu, itu hanya tambahan nanti kita akan koordinasikan dengan pihak jasa  perlu tidaknya dilakukan pengecekan kejiwaan," tuturnya.

5 FAKTA BARU Dhio Daffa Syadilla Anak Durhaka Racuni Ayah Ibu dan Kakak di Magelang (TribunJateng/Tribunmedan)

Sementara itu, melansir dari Kompas TV, hasil pemeriksaan otopsi terhadap korban tewas dalam satu keluarga yaitu ayah, ibu dan anak di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Kecamatan Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah menunjukkan bahwa ketiganya meninggal akibat zat beracun.

Hal tersebut berdasarkan pada kondisi sejumlah organ tubuh yang mengalami kerusakan dan berwarna kemerahan seperti terbakar. Diantaranya pada bagian tenggorokan, lambung, usus, hati serta otak.

Dampak dari penggunaan zat tersebut juga sangat cepat yakni sekitar 15 hingga 30 menit. 

Dengan kondisi tersebut menunjukkan bahwa zat kimia yang digunakan sangat cepat, seperti zat kimia golongan sianida.

Hal ini seperti yang disampaikan oleh Kabid Dokkes Polda Jateng, Kombes Pol DR. dr. Sumy Hastry Purwanti.

"Zat yang beracun bisa golongan sianida, arsenik atau golongan yang lain" ujar Sumy.

Seperti diberitakan sebelumnya, satu keluarga di Dusun Prajenan, Desa Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah ditemukan tewas pada Senin (28/11/2022).

Korban tewas tersebut adalah Abbas Ashar (58) selaku kepala keluarga, kemudian istrinya Heri Riyani (54) dan anaknya Dhea Chairunnisa (24).

Ketiganya tewas usai mengkonsumsi minuman yang mengandung racun.

Petugas kepolisian mengamankan satu tersangka berinisial D yang merupakan anak kedua korban.

Adapun motif yang melatarbelakangi masih didalami petugas.

Polisi Kuak Dugaan Motif Lainnya

Terbaru, polisi menyebutkan jika harta warisan masih memungkinkan untuk menjadi motif dibalik peristiwa ini.

Polresta Magelang masih mendalami motif lain dari tersangka pembunuhan tiga anggota keluarga di Dusun Prajen, Desa Mertoyudan, Kabupaten Magelang.

Ketiga korban ini merupakan ayah  bernama Abbas Ashari (58),  ibu bernama Heri Riyani (54), dan anak perempuan pertama  bernama Dhea Chairunisa (25).

Mereka dibunuh oleh  anak kedua korban yakni DSS (22) yang mencampurkan racun ke dalam minuman, korban, pada Senin (28/11/2022) lalu. DSS sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Potret Dhea Chairunnisa semasa hidup, Tewas Bersama Ayah Ibu Diracuni Adik Kandung Dhio Daffa Syadilla Magelang (Kolase Linked.id)

Plt Kapolresta Magelang AKBP Mochammad Sajarod Zakun mengatakan, pihaknya sedang menggali lagi motif tersangka yang awalnya mengaku karena sakit hati.

"Ini (motif) yang sedang kami gali karena motif awal yang ada adalah sakit hati karena beban yang harus ditanggungnya. Yang bersangkutan juga tidak bekerja, orangtuanya baru pensiun.

Dan, kakak kandungnya juga tidak bekerja selepas kerja di salah satu perbankan.

Sehingga ini menjadi rasa sakit hati kenapa dia sendiri yang diberikan beban sedangkan kakaknya tidak," ungkapnya di halaman depan Mapolresta Rabu (30/11/2022).

Ketika disinggung pertanyaan terkait apakah ada  motif tersangka ingin menguasai harta warisan.

Dia menjawab bagaimana pun juga motif lain pasti ada.

"Ini yang sedang kami dalami karena bagaimana pun juga motif-motif lain pasti ada, tidak hanya satu. Namun, yang ada saat ini adalah sakit hati. Ini sedang kami dalami," ucapnya.

Sementara itu dalam mendalami kasus ini, pihaknya baru memeriksa sebanyak empat saksi.

"Untuk sementara ini baru ada empat saksi yang kami periksa dari mana barang tersebut didapat.

Kalau ada pihak-pihak yang terkait dengan kejadian ini akan kami proses lebih lanjut.

Kami terus menggali dari keterangan yang ada maupun dari keterangan para saksi yang ada di sekitar TKP," urainya. 

(*)

Baca berita lainnya di Google News

 

 

Berita Terkini