TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Harga sawit per kg, daftar harga TBS Sawit Periode I Oktober 2022 dan berlaku 10-18 Oktober. Informasi disampaikan Analis PSP Madya Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian SP MSi
Sudah dua periode ini, harga tandan buah segar (TBS) sawit mengalami penurunan.
Kali ini di periode pertama Oktober 2022, harga TBS mengalami penurunan Rp 6,99 per kg.
"Untuk harga TBS sawit pada Oktober Rp 2.368 per kg, atau turun Rp Rp 6,99 per kg dibandingkan pada 20 September 2022," kata Analis PSP Madya Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel Rudi Arpian SP MSi, Senin (10/10/2022)
Harga TBS saat ini Rp 2.368 per kg untuk tahun tanam 10-20 tahun, harga ini turun Rp 6,99 per kg dari periode sebelumnya yaitu Rp 2.375 per kg.
Lalu untuk harga TBS tahun tanam 3 tahun Rp 2.060 per kg, tahun tanam 4 tahun Rp 2.115 per kg, tahun tanam 5 tahun Rp 2.164 per kg.
Baca juga: Awal Pekan, Harga Karet Dunia Turun, Harga Emas Antam Hari Ini, Update Senin 10 Oktober 2022
Tahun tanam 6 tahun Rp 2.208 per kg, tahun tanam 7 tahun Rp 2.248 per kg, tahun tanam 8 tahun Rp 2.284 per kg , dan tahun tanam 9 tahun Rp 2.314 per kg.
Kemudian, tahun tanam 10-20 tahun Rp 2.368 per kg, tahun tanam 21 tahun Rp 2.336 per kg, tahun tanam 22 tahun Rp 2.309 per kg.
Tahun tanam 23 tahun Rp 2.277 per kg, tahun tanam 24 tahun Rp 2.241 per kg dan tahun tanam 25 tahun Rp 2.156 per kg.
"Untuk harga CPO Rp 10.528 per liter dan harga ini turun dari sebelumnya Rp 10.562 per liter. Kemudian harga inti Rp 5.970 per kg dan turun dari periode sebelumnya Rp 6.383 per kg. Dengan indeks K 90,84 persen," katanya
Menurut Rudi, harga penjualan CPO dua minggu terakhir mengalami penurunan sebesar Rp 33,45 per Kg dan penjualan Inti turun 412,81 per kg sehingga berdampak kepada perhitungan harga TBS periode I bulan Oktober 2022.
Hasil Penetapan Harga TBS Periode I Provinsi Sumatera Selatan tgl 10 Oktober 2022
th 3(2.060,71):
th 4(2.115,02);
th 5(2.164,65);
th 6(2.208,66);
th 7(2.248,13);
th 8(2.284,03);
th 9(2.314,43);
th10-20(2.368,12);
th 21(2.336,49);
th 22(2.309,66);
th 23(2.277,88);
th 24(2.241,70);
th 25(2.156,23)
Harga CPO Rp. 10.528,56
Harga inti Rp. 5.970,89
Indeks K 91,64 persen
Cara Mencegah Penyakit Akar Busuk Sawit
Petani kelapa sawit jangan pernah sesumbar bahwa tanamannya tidak mungkin diserang penyakit.
Pasalnya, tanaman sawit ternyata bisa terserang beberapa jenis penyakit yang tidak bisa dianggap remeh.
Pada umumnya, penyakit kelapa sawit bisa menyerang pada seluruh bagian tanaman, mulai dari akar, batang, hingga pucuk tanaman.
"Misalnya pada bagian akar, biasanya ada penyakit yang menyebabkan akar sawit menjadi busuk," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Ade Meiri Siswani, Jumat (2/9/2022).
Ia menjelaskan, penyakit akar busuk disebabkan oleh cendawan atau jamur.
Cendawan menyerang sistem perakaran tanaman sawit yang berada dalam tanah.
Akibatnya tanaman sawit mengalami pertumbuhan yang tidak normal dan lama-lama bisa mati.
"Kalau akar tanaman sawitnya terinfeksi, membusuk, rusak, tentu fungsi akar sebagai penyerap nutrisi dan air otomatis terhenti," katanya.
Ade mengungkapkan, gejala yang terlihat pada tanaman yang terinfeksi penyakit tersebut biasanya pertumbuhannya tidak normal.
Tanaman sawit menjadi kerdil, lemah, hingga daunnya berubah warna dari hijau menjadi kuning.
"Penyakit ini bisa menyerang mulai dari pembibitan, tanaman muda, sampai dewasa," katanya.
Ade menambahkan, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh petani untuk mencegah penyakit akar busuk pada tanaman sawit.
Pertama, dengan melakukan budidaya yang baik dan benar sesuai dengan prosedur budidaya yang dianjurkan.
Menurut Ade, langkah yang paling efektif untuk mencegah penyakit akar busuk sebaiknya dilakukan sejak pemilihan bibit dan persemaian.
"Pemilihan benih sebaiknya menggunakan dari varietas bersertifikat yang sudah teruji kualitasnya," katanya.
Kedua, lanjut Ade, dalam proses penyemaian dianjurkan menggunakan media semai yang baik dan tidak terinfeksi jamur.
Untuk mencegah perkembangbiakan jamur caranya dengan mengkondisikan media semai pada pH yang ideal.
"Lakukanlah penyemaian dengan baik dan benar, medianya, pH-nya juga perhatian, harus ideal, agar bibit sehat dan kuat," katanya.
Selain itu, kata Ade, selama pembibitan dianjurkan memasang naungan pada bibit terutama di musim kemarau.
Begitu pula dalam pemberian air mesti cukup dan tidak berlebihan.
"Jangan lupa juga mengaplikasikan fungisida sejak dini untuk pencegahan penyakit akar busuk," ujarnya.
Baca berita lainnya langsung dari google news