Berita Nasional

FAKTA Ferdy Sambo Ganti Hp Usai Bunuh Brigadir J, Kapolri Listyo Sigit Beberkan 8 Poin Penting Ini

Editor: Moch Krisna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolri Listyo Sigit Prabowo Saat Rapat Kerja Komisi III Bahas Kasus Brigadir J

TRIBUNSUMSEL.COM -- Fakta menguak soal Ferdy Sambo Dkk mengganti alat komunikasi dalam hal ini Handphone dengan yang baru terkuak.

Setelah Kapolri Listyo Sigit Prabowo membeberkan 8 poin penting hasil Anev (Analisis dan Evaluasi peraturan perundang-undangan) yang dilakukan timsus mabes Polri.

Baca juga: Nasib Dirreskrimum Polda Metro Kombes Hengki Haryadi Setelah Diperiksa Itsus Polri Kasus Brigadir J

Kapolri Listyo Sigit saat menghadiri rapat kerja dengan komisi III menyebut ada tekanan, dan intimidasi oleh personel Div Propam Polri anak buah Ferdy Sambo dalam pengungkapan kasus tersebut, Rabu (24/8/2022).

Kapolri Listyo Sigit Prabowo Saat Menjelaskan Kasus Brigadir J ke Komisi III DPR RI (Youtube Screenshoot Kompas TV)

Salah satu poin yang diungkap yaitu soal para tersangka dalam hal ini Ferdy Sambo, Ricky Rizal, Kuat Maruf dan Bharada Eliezer mengganti Handphone setelah aksi pembunuhan brigadir J.

Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan alat barang bukti dan demi menutupi peristiwa yang sebenarnya.

Berikut Hasil ANEV Disampaikan Kapolri

1. Pers Div Propam Polri memasuki TKP saat olah TKP seharusnya tidak boleh ada pers lain yang memasuki TKP untuk menjaga status quo

2. Adanya personel yang tidak berkepentingan ikut mengangkat jenazah alm Yosua sebelum olah TKP selesai sepenuhnya.

3. Setelah TKP mulai kosong, pers divpropam polri memerintahkan kepada ART untuk membersihkan TKP

4. Penanganan BB Senpi sdr Richard yang tidak profesional, senpi dipegang dan dikokang oleh SD susanto dan sdr agus nur patria.

5. BB dua pucuk senpi, magasin, dan peluru baru diserahkan kepada penyidik polresta jaksel pada senin 11 juli 2022.

Baca juga: Kapolri Listyo Sigit Prabowo Beberkan 8 Poin Hasil Anev Kasus Brigadir J, Ada Intervensi dan Tekanan

6. Penghilangan BB alat komunikasi para tsk yang terlibat dan mengganti dengan HP Baru untuk menutupi peristiwa yang sebenarnya.

7. Penyidikan dan penanganan CCTV oleh penyidik PMJ yang tidak utuh dan menghilangkan beberapa rangkaian peristiwa penting.

8. CCTV di TKP Duren Tiga rusak dan CCTV di pos security Duren tiga diganti.

Hasil ANEV timsus Polri (Youtube Screenshoot Kompas TV)

Sosok Rusak CCTV

Selain itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap sosok anggota yang diduga mengambil dan merusak CCTV terkait kasus kematian Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.

Menurut Kapolri, CCTV itu diambil dan dirusak oleh anggota Polri dari Divisi Propam Polri dan Bareskrim Polri.

Hal itu terungkap setelah Timsus bentukan Kapolri melakukan penyidikan kasus tersebut.

Baca juga: Iya Pak, Saya Salah, Pengakuan Ferdy Sambo ke Komnas HAM, Mengaku Salah Libatkan Bharada E

"Kami mendapati ini yang menjadi perhatian publik, CCTV yang saat itu hilang CCTV di satpam dari hasil interogasi saat ini kami mendapatkan kejelasan bahwa CCTV tersebut diambil oleh anggota ataupun petugas dari personil Divisi Propam dan personil dari Bareskrim," kata Sigit.

Sidang Kapolri dan Komisi III Terkait Kasus BRigadir J

Namun begitu, Sigit tak membeberkan secara rinci perihal anggota Polri yang diduga mengambil dan merusak rekaman CCTV tersebut.

Terungkapnya hal tersebut dapat menjadi kunci pengungkapan kasus kematian Brigadir J.

"Dari situ terungkap peran masing-masing siapa yang mengambil dan siapa yang mengamankan kemudian pada saat kita melakukan pemeriksaan lebih lanjut kita dapatkan siapa yang merusak CCTV. Tentunya ini bisa menjadi kunci pengungkapan kasus ini," pungkasnya.

97 Polisi Diperiksa

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap 97 anggota polisi diperiksa buntut penanganan dugaan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo.

Dari jumlah itu, kata Kapolri, 35 orang di antaranya terbukti melanggar kode etik profesi. Adapun 4 orang di antaranya merupakan perwira tinggi Polri.

"Kami telah memeriksa 97 personel. 35 orang diduga melakukan pelanggaran kode etik profesi dengan rincian berdasarkan pangkat ini selain pidana juga dikenakan kode etik, Irjen Pol 1 personel, Brigjen Pol 3 orang, Kombes Pol 6 orang, AKBP 7 orang, Kompol 4, AKP 5, Iptu 2, Ipda 1, Bripka 1, Brigadir Polisi 1, Briptu 2 dan Bharada 2," kata Sigit.

IPW Sebut Ferdy Sambo yang Akan Diumumkan Kapolri Sore Ini Tersangka Baru Kasus Tewasnya Brigadir J (Tribunnews.com)

Sigit menuturkan bahwa ada 18 anggota polisi yang juga harus ditahan di tempat khusus (patsus).

Mereka ditahan di Mako Brimob Polri maupun Provost Mabes Polri.

"Dari 35 personel tersebut 18 saat ini sudah kita tempatkan di penempatan khusus, sementara yang lain masih berproses pemeriksaannya. 2 saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka terkait dengan laporan polisi dari Bareskrim sehingga tinggal 16 orang yang ada dipatsus, sementara sisanya jadi tahanan berkait dengan kasus yang dilaporkan di Bareskrim," jelas Sigit.

Lebih lanjut, Sigit menuturkan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menuntaskan proses sidang etik kepada puluhan anggota yang melanggar di kasus Brigadir J paling lambat 30 hari ke depan.

"Kami tentunya berkomitmen untuk segera bisa menyelesaikan proses sidang etik profesi ini dalam waktu 30 hari ke depan, ini juga untuk memberikan kepastian hukum terhadap pada terduga pelanggar," pungkasnya.

(*)

Baca berita lainnya di Google News

Berita Terkini