Hari Paskah 2022

7 Puisi Paskah 2022 Menyentuh Hati dan Merenungkan Hari Kebangkitan Yesus

Penulis: Abu Hurairah
Editor: Abu Hurairah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

7 Puisi Paskah 2022 Menyentuh Hati dan Merenungkan Hari Kebangkitan Yesus

TRIBUNSUMSEL.COM - Umat Kristiani akan merayakan Paskah pada Minggu, 17 April 2022 mendatang.

Minggu Paskah, yang disebut pula Minggu Kebangkitan atau Hari Kebangkitan, adalah peristiwa sakral dalam hidup Yesus Kristus.

Untuk menggambarkan peristiwa sakral tersebut, beberapa puisi tentang Paskah untuk meriahkan pada hari tersebut.

Puisi-puisi ini bisa jadi bahan renungan, bisa pula dibagikan sebagai di media sosial untuk menyemarakkan Paskah 2021.

Berikut ini kumpulan puisi tentang Paskah dikutip dari berbagai sumber :

Baca juga: 10 Ucapan Selamat Paskah 2022 Pilihan Terbaik, Bisa Dibagikan Ke Media Sosial

1. Isa karya Chairil Anwar

Chairil Anwar merupakan penyair terkemuka Indonesia berdarah Minangkabau.

Penyair yang dijuluki 'Si Binatang Jalang' ini juga disebut sebagai pelopor puisi modern di Indonesia.

Ia meninggal di umur ke-26 pada 28 April 1949, dan hari meninggalnya diperingati sebagai Hari Puisi Nasional atau Hari Chairil Anwar.

Berikut ini puisinya tentang Paskah yang berjudul 'Isa'.

Isa
kepada nasrani sejati

Itu Tubuh
mengucur darah
mengucur darah

rubuh
patah

mendampar Tanya: aku salah?

kulihat Tubuh mengucur darah
aku berkaca dalam darah

terbayang terang di mata masa
bertukar rupa ini segara

mengatup luka

aku bersuka

Itu Tubuh
mengucur darah
mengucur darah

12 November 1943

Baca juga: Jadwal Masa Prapaskah 2022, Mulai Rabu Abu, Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Suci, Minggu Paskah

2. Via Dolorosa karya Gerson Poyk

Gerson Poyk adalah guru, jurnalis, novelis, cerpenis, dan budayawan yang setia menjalankan tugasnya hingga meninggal pada 24 Februari 2017 lalu.

Pria yang lahir di Rote, Nusa Tenggara Timur, 16 Juni 1931, ini merupakan seorang sastrawan yang cukup banyak menerbitkan buku-buku sastra, sejak memulai karier sebagai penulis dan kemudian wartawan pada 1950.

Di antara sekian banyak karyanya, ada satu puisi tentang Paskah yang sangat terkenal, yaitu yang berjudul 'Via Dolorosa'.

Berikut ini puisi 'Via Dolorosa' karya Gerson Poyk.

Via Dolorosa

makin terasa ada kesementaraan
berbunga dalam dada
bila kematian tadi di bayang sendiri
tanah kelahiran selalu menerima kepedihan umur
sampai pun suara seru: aku pun pergi tua selalu tersua
matahari pasir

aku pun ingin kembali, wahau matahari mawar
tinggal kini seberkas cahaya di mesin desis
dalam keinginan berjaga keinginan membela
mata yang kulalui genangan rawa tepi kota yang bengis
dengan sisa iman yang terkikis oleh tangis
kuterbang dari jiwa yang mengambang di rawa kota yang jauh
sebab sayatan ratap pedih diri sendiri
dosa dan binasa pernah padanya berkecup ramah
mengajak kembali ke tanah lahir yang menerima kepediman umur

wahai udara yang berdarah pengorbanan
dalam segala ruang, detik dan ketiadaan
sampai pun terbongkar hancur satu elektron oleh pencari
engkau masih buat apa bagi yang belum puas terima

3. Celana Ibu karya Joko Pinurbo

Penyair Joko Pinurbo lahir di Sukabumi pada 11 Mei 1962, dan kini bermukim di Yogyakarta.

Joko Pinurbo memang terkenal dengan ramuan kata-kata pada puisi karyanya yang punya warna tersendiri.

Puisi yang diciptakannya cenderung berbahasa sederhana dan ada sentuhan kelakar, namun tetap bermakna dalam.

Salah satu karyanya yang menjadi perhatian, di tengah perayaan Paskah adalah puisi yang berjudul 'Celana Ibu'.

Berikut ini sajak 'Celana Ibu' karya Joko Pinurbo.

Celana Ibu

Maria sangat sedih
menyaksikan anaknya
mati di kayu salib tanpa celana
dan hanya berbalutkan sobekan jubah
yang berlumuran darah.

Ketika tiga hari kemudian
Yesus bangkit dari mati,
pagi-pagi sekali Maria datang
ke kubur anaknya itu, membawa
celana yang dijahitnya sendiri
dan meminta Yesus mencobanya.

“Paskah?” tanya Maria.
“Pas!” jawab Yesus gembira.

Mengenakan celana buatan ibunya,
Yesus naik ke surga.

4. Paskah di Kentucky Fried Chicken karya Subagio Sastrowardoyo

Subagio Sastrowardoyo adalah seorang dosen, penyair, penulis cerita pendek dan esei, serta kritikus sastra.

Selama bertahun-tahun, ia adalah direktur perusahaan penerbitan Balai Pustaka.

Berikut ini puisinya tentang Paskah yang nyeleneh tapi bermakna dalam.

Paskah di Kentucky Fried Chicken

Bagaimana akan makan ayam goreng ini
kalau tiba-tiba aku melihat bayi
menangis di gendongan-karena lapar
dan perempuan kurus mengorek sisa roti di tong sampah di muka restoran?
Coca cola terasa sangat kesat di tenggorokan
ketika teringat kepada muka-muka ceking
dirubung lalat hijau di gurun pasir.
Kapan akan berakhir musim kemarau
di sebelah selatan? -Makhluk terkapar!
Mari, potong-potonglah tubuhku
dan nikmati dagingku -roti yang paling putih
dan darahku -anggut yang paling murni
sampai tinggal hanya tulangbelulangku lunglai
terkulai di dahan.
Eli, Eli, lama sabakhtani -Tuhan, Tuhanku,
mengapa kami kau terlantarkan?

5. Ditulis oleh paskah.sabda.org

Hari ini, dan pada hari yang sama setiap tahun
aku terjaga dari tidur lelap yang panjang.

Dari balik kerudung kematian
aku memandang dengan mata duka ke arah Golgota
Hari ini, dan pada hari yang sama setiap tahun,
Jiwaku naik di atas sayap-sayap kenangan
Terbang menuju ke Yerusalem.

Di sanalah insan berdiri bergerombol,
Berselimut lupa dan kebodohan masa silam.
Memukul dada sendiri,
seraya memandang Yesus bermahkota duri.

Hari ini, di tengah prahara bukit Golgota
di antara gerombolan insan yang yang lupa
Ku lihat berjajar wajah-wajah dosa
Wajah tetangga-tetanggaku,
wajah kekasihku,
wajah teman seperjuanganku,
dan astaga!!
wajahku sendiri terpampang paling muka!
Hari ini aku terjaga dari tidur lelap yang panjang,
Terbang dalam sayap kenangan dan fajar kesadaran
susuri jalan kematian dan jalan kehidupan.

6. Dikutip dari Paskah.sabda.or "Jalan Salib"

Langkah-Mu tertatih menuju salib Golgota
Dengan badan penuh luka sayatan aniaya
Darah mengalir tercecer di mana-mana
Demi untuk keselamatan manusia

Pedih dan perih pasti terasa
Berkorban 'tuk menghapus dosa
Tak ada seorang yang membela
Semua mencerca dan mencela

Kini KAU telah rela mati
Tiga hari bangkit kembali
Hidup kekal telah diberi
Bagi mereka yang mengimani

7. "Dengan Kasih Ilahi yang Penuih Pengurbanan"

Dengan kasih ilahi yang penuh pengurbanan,
Yesus menolak menyelamatkan nyawa-Nya sendiri.
Dia mati agar dapat memberikan pengampunan atas dosa-dosa kita.
Juruselamat kita tetap bertahan di kayu salib untuk Anda dan saya
--M.R. De Haan, M.D.

Berita Terkini