Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNSUMSEL.COM, SOLO - Kasus pencurian masih sering terjadi di Indonesia.
Hal itu bahkan kini kembali terjadi lagi.
Diketahui, hal tersebut dilakukan oleh nenek berinsial S (60).
Tapi ternyata, polisi tidak memenjarakan nenek S (60) yang ditangkap dan dilaporkan karena mencuri tiga buah tahu di Pasar Kleco Solo, Sabtu (5/3/2022).
Barang yang dicuri nenek itu milik pedagang di pasar yang berada di Jalan Ahmad Yani, Karangasem, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Kapolsek Laweyan Kompol Bobby A. Rahman mengatakan, nenek tersebut tertangkap tangan saat mengambil 3 biji tahu di sebuah toko di dalam pasar.
Pemilik toko yang mengetahui hal tersebut, kemudian melaporkan kepada satpam pasar.
"Kami mendapatkan laporan dari Satpam pasar, dan anggota kami mendatangi Pasar Kleco," terang dia kepada TribunSolo.com.
Bobby menuturkan, dari hasil interogasi, nenek tersebut nekat mencuri tahu untuk makan.
S diketahui hanya bekerja serabutan di kawasan pasar dengan pendapatan yang pas-pasan.
Melihat kenyataan di lapangan itu, Bobby menekankan, jika polisi mengupayakan untuk memberikan restorative justice atau penyelesaian pidana dengan mediasi.
"Karena kerugian dan barang buktinya tidak seberapa nilainya, saya upayakan penyelesaian melalui mediasi antara korban dan pelaku disaksikan dua orang saksi," ucapnya.
Dia menjelaskan, dengan restorative justice ini, maka penyelesaian kasus dilakukan di luar proses peradilan.
Terlebih korban sudah menerima keputusan itu, lantaran kerugian tidak banyak.
Bahkan rencananya Senin (7/3/2022) besok, pihak Polsek akan kembali mendatangi sang nenek.
"Kita ingin mengetahui apakah nenek tersebut benar-benar tidak mampu. Kalau iya, nanti kami ingin memberikan bantuan," harap dia.
Baca juga: Mata Berkaca-kaca, Kagetnya Ibu Ini saat Mendengar Anaknya Dibebaskan Meski Terbukti Curi HP
Baca juga: Curi Alat Permainan Mangkuk Putar di TK PAUD, Pria Pengangguran Diringkus
Sudah Nenek Tetap Membuat Tempe
Pembuatan Tempe Kedelai Tradisional masih dipertahankan Mbah Rejo.
Pasangan Kakek Nenek dari Dukuh/Desa Denggungan, Kecamatan Banyudono, Boyolali ini tetap menggunakan daun pisang untuk membungkus Tempe Kedelai ini.
Mbah Rejo mengaku produksi tempe tradisional ini sudah dia lakoni sejak 52 tahun.
"Saya bikin tempe ini sudah sejak tahun 1970 lalu," ujarnya, kepada TribunSolo.com, Kamis (17/2/2022).
Sejak saat itu dia tak pernah mengganti bungkus daun pisang pada tempenya untuk menjaga kualitas rasa.
Sebab, banyak pelanggan yang tetap ingin merasakan tempe yang terbungkus dari daun pisang ini.
"Kan rasanya beda sama yang dibungkus plastik. Dan kalau dibungkus plastik pelanggan pasti akan lari," ujarnya.
Tempe ini dibuat oleh Mbah Rejo Kakung dan Putri.
Keduanya terus kompak dalam membuat tempe ini.
Dalam sehari sedikitnya 2 ribu tempe dihasilkan.
"Bikinnya hari ini, besok lusa baru dijual ke pasar. Saya jual ke solo," ujarnya.
Dua ribu tempe ini bisa terjual dalam waktu singkat.
Hanya butuh 2-3 jam untuk menghabiskan tempe ini.
"Jam 9 pagi sudah habis. Karena yang minat tempe tradisional ini masih sangat tinggi," ujarnya.
Mbah Rejo tak bisa berbuat banyak dengan kenaikan harga kedelai saat ini.
Pasalnya jika menaikan harga jual, pelanggan tidak mau.
"Ya dikurangi dikit takarannya. Harganya tetap Rp 500 per biji," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Alasan Polisi Tak Penjarakan Nenek yang Curi 3 Buah Tahu di Pasar Kleco Solo : Mengaku untuk Makan.