TRIBUNSUMSEL.COM - Nama Benny Wenda merupakan sosok yang sembarangan.
Ia merupakan salah satu tokoh OPM.
Namun kini, tampaknya ia dalam masalah.
Benny Wenda, pentolan KKB Papua yang ditolak OPM dan bakal dilengserkan dari jabatannya.
Sosok Benny Wenda jadi sorotan baru-baru ini karena West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) menolaknya menjadi pemimpin kemerdekaan Papua Barat.
Hal ini dilandasi perbedaan sikap antara WPNCL dengan The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).
Keputusan tersebut diambil usai pemegang mandat WPNCL Ben Yanteo, Pendiri WPNCL Alex Makabori, Anggota WPNCL Zet Giyai, dan Panglima TPN OPM WPNCL Terianus Sato, melakukan pertemuan di Sentani, Kabupaten Jayapura, Minggu (6/2/2022) lalu.
Seperti dilansir dari WartaKotalive.com dalam artikel 'OPM Dilanda Konflik Internal, Benny Wenda Bakal Dilengserkan dari Jabatan Ketua ULMWP'.
Dalam pertemuan itu diputuskan WPNCL sebagai salah satu faksi yang mendirikan ULMWP melalui Deklarasi Saralana 2014, menolak kepemimpinan Benny Wenda dalam ULMWP.
ULMWP dinilai melenceng dari kesepakatan awal sebagai organisasi koordinatif.
"WPNCL menyadari kepemimpinan ULMWP sudah tak lagi sesuai dengan kesepakatan awal, yaitu koordinatif," kata Ben Yanteo lewat keterangan pers, Selasa (8/2/2022).
Ben Yanteo menegaskan, sejak 2020 seharusnya kepemimpinan ULMWP dipegang oleh perwakilan WPNCL, namun sampai saat ini kepemimpinan ULMWP masih dipegang Benny Wenda yang berdomisili di Oxford, Inggris.
Ia mengatakan, dalam waktu dekat WPNCL akan melakukan rapat kerja membahas strategi politik pasca-pernyataan sikap ini.
"Oleh karena itu, WPNCL menyatakan diri segera mengambil alih kepemimpinan ULMWP dari Benny Wenda," tegasnya.
Sebelumnya, Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP) menyusun konstitusi baru, dan menominasikan Benny Wenda sebagai presiden sementara provinsi itu.