TRIBUNSUMSEL.COM - Bek Sriwijaya FC Denny Arwin terang-terangan punya alasan lebih memilih bertahan di klub Sriwijaya FC untuk musim kompetisi Liga 2 2022 nanti.
"Ya saya masih kontrak di Sriwijaya sampe bulan Maret gajiannya, he..he... Kalau saya sih ikut aja sih. Kalau Pak Manajer masih butuh saya karena dari awal datang ke Sriwijaya saya pernah bilang saya kepingin bawa Sriwijaya ke liga 1. Saya sampai dua tahun di Sriwijaya, saya belum bisa bawa ke liga 1," ungkap Denny Arwin kepada Sripoku.com, Rabu (26/1).
Pemain kelahiran Bogor, 2 Mei 1993 yang kini tengah pulang kampung ke Depok menyatakan selagi Sriwijaya FC belum naik ke liga 1, ia masih mau mengangkat Sriwijaya ke liga 1.
"Jadi kayak masih ada hutang aja saya ke Sriwijaya. Masih ada hutang bawa amongan saya itu tersampaikan. Bahwa selagi Sriwijaya belum naik ke liga 1 kita masih berminat buat main di Sriwijaya. Ibarat saya masih ada hutang lah belum mengabulkan permintaan pada manajer dan buat masyarakat Sumsel," kata Denny yang telah dia musim bergabung dengan Laskar Wong Kito.
Denny yang mantan pemain Cilegon United mengaku selama libur kompetisi kegiatannya biasanya latihan. Sabtu Minggu latihan trofeo seperti kompetisi, menjaga kondisi badan. Kadang hari-hari biasa ada temannya mengajak main bola. Datang minta bantu tim.
Denny yang merupakan anak ketiga dari 4 bersaudara putra asli Betawi pasangan Asmui Zainal dan almarhumah Nuraini menyadari kewajibannya sebagai atlet yang namanya latihan walaupun kompetisi belum tahu tahun ini, memang harus tetap latihan.
Menurut Denny yang mengidolakan mantan pemain Timnas Mahyadi Panggabean dan Patrice Evra, kalau seminggu saja tidak latihan, khawatir berat badan naik, dan kalau sudah berat susah menurunkannya lagi. Cuma latihannya tidak seberat latihan fisik. Latihan sekadar jaga kondisi.
"Nanti sekiranya udah mau mulai kompetisi baru kita latihan fisik. Kalau ikut trofeo itu banyak timnya. Kadang saya main di tim ini. Kadang di tim itu. Kayak gitu. Lumayan sekali main Rp 700 ribu, Rp 500 ribu. Kita buat hidup beli beraslah. Cuma pemasukan dari sepakbola, gak ada yang lain lagi. Udah gaklah di golf (cady). Karena kita sibuk latihan di sepakbola. Kadang latihan ngegym," terangnya.
Baca juga: Manajemen Sriwijaya FC Bakal Bertemu Dengan Sosok Investor Baru Bagi SFC
Baca juga: Ikhwan Ciptady Ungkap Sriwijaya FC Musim Lalu Kurang Miliki Target, Sebut Syarat Untuk Kembali
Ia mengatakan jadwal kompetisi liga 2 masih lama. Liga 1 kan belum selesai. Bulan Juni, Juli setelah lebaran. Tim pada mau persiapan sebulan, dua bulanlah.
"Saya berharap tahun inilah bisa lolos Liga 1. Kalau udah lolos Liga 1 barulah, mungkin Sriwijaya mau cari pemain yang lebih hebat daripada saya ya udah saya cari (klub) yang lain. Yang penting saya udah bayar utang saya. Ini di Depok mau gowes," pungkas Denny yang berdarah Betawi.
Eks pemain belakang Cilegon United menapakkan kakinya di sepakbola mulai masuk SSB 2006. Piala Nike ke Malaysia final lawan Thailand hadiahnya mendapat kesempatan main di MU di Eropa lawannya Didier Drogba waktu main di Juventus.
"Dulu posisi saya sayap kiri. Pas juara Suratin se Indonesia jadi bek kiri. Tim Villa 2000 mewakili Indonesia. Saya main bola sejak kecil karena abang dan om pesepabola juga. Dan kalau mau diceritakan banyak prestasi selama ikut SSB," terangnya.
Awal karir di sepakbola profesional main di Persikat Depok 2010 U-17. Lalu main di Villa 2000 Divisi utama 2011-2012 yang pelatihnya Riki Nelsen (sekarang jadi pelatih Sulut United).
Setelah itu memperkuat Persepam Madura Utama (pelatih widodo) 2015 pas Liga dibekukan. Piala Torabika waktu bela Madiun FC 2016. Cilegon United 2017. 2018 membela Persita semifinal kalah lawan Semen Padang. Lalu 2019 kembali ke Cilegon United. Barulah 2020 bergabung dengan Sriwijaya FC. (fiz)