TRIBUNSUMSEL.COM, LUMAJANG - Kisah Hari, korban Gunung Semeru Meletus mengais sisa-sisa barang berharga dari rumahnya di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Tak sia-sia, Hari masih bisa menemukan uang puluhan juta rupiah yang sudah tertimbun abu vulkanik.
Tak hanya itu, barang berharga lainnya yang bisa dibawa Hari adalah satu unit mobil miliknya yang dalam kondisi rusak parah.
Kronologinya, tiga hari setelah erupsi Gunung Semeru, Hari kembali ke rumahnya untuk mengambil sisa-sisa barang berharga miliknya.
Salah satu yang diamankan adalah mobil Mitsubishi X pander yang terparkir di garasi rumahnya.
Saat Gunung Semeru erupsi, guguran awan panas meluluh lantakkan rumahnya.
Puing-puing rumah lantas menghantam mobilnya.
Mobil milik Hari pun mengalami kerusakan cukup parah.
Kaca depan dan spion pecah.
Bodi penyok dan dipenuhi abu vulkanik.
Baca juga: Heboh Rumah Masih Berdiri Kokoh Lolos dari Terjangan Lahar Gunung Semeru, Ini Sosok Pemiliknya
"Kalau ditotal, kerugian saya mencapai ratusan juta. Mobil ini rencananya saya evakuasi ke rumah saudara. Baru kemudian diperbaiki," paparnya.
Selain mobil, Hari sempat mengamankan uang puluhan di rumahnya.
Uang tersebut terpendam abu vulkanik.
"Saya mengais uang di tumpukan abu vulkanik. Yang berhasil diamankan Rp 50 juta. Sisanya rusak terbakar," terangnya.
Hari bisa selamat dari ganasnya awan panas guguran Gunung Semeru karena sedang tidak ada di rumah.
Pada waktu yang sama, Hari kebetulan mendatangi acara di wilayah Pronojiwo.
Baca juga: Jasad Pasutri Korban Erupsi Gunung Semeru Terjebak di Dalam Truk, Evakuasi Berlangsung Dramatis
Sedangkan anak dan istrinya bisa menyelamatkan diri dengan berlari sebelum Gunung Semeru memuntahkan awan panas.
Di bagian lain, tim DVI Polda Jatim terus melakukan identifikasi korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru di ruang Instalasi Pemulasaraan Jenazah RSUD dr. Haryoto Lumajang, Selasa (7/12).
Usai dapat mengidentifikasi, petugas bakal memanggil nama-nama korban.
Para keluarga yang duduk 20 meter dari pintu instalasi pemulasaraan jenazah tampak cemas.
Beberapa keluarga berkaca-kaca menanti proses identifikasi. Selain itu, mereka saling menguatkan dengan saling berdekapan.
Kapolsek Lumajang Kota, Iptu Samsul Hadi mengatakan hingga kini, total ada 30 jenazah berada di RSUD dr. Haryoto Lumajang.
Sebanyak 28 korban ditemukan di lokasi yang terdampak erupsi.
Sedangkan dua lainnya meninggal dunia di ruang ICU RSUD dr. Haryoto Lumajang usai mendapat penanganan medis.
"Berdasar data, totalnya ada 30 korban meninggal dunia yang dibawa ke RSUD dr. Haryoto," katanya.
Ia menyebut sebanyak 17 jenazah sudah diserah terimakan ke pihak keluarga. Belasan jenazah itu sudah diantar ambulans ke rumah duka.
Sehingga, di RSUD dr. Haryoto tersisa 13 jenazah korban erupsi Gunung Semeru.
Rinciannya, lima korban sudah teridentifikasi dan sisanya, delapan korban, belum teridentifikasi.
"Untuk hari ini, sebanyak tujuh jenazah sudah diserah terimakan keluarga dan dibawa ke rumah duka," pungkasnya.
Suami Istri Tewas Tertimbun Lahar Panas di Atas Truk
Terbaru, pasangan suami istri (pasutri) ditemukan tewas tertimbun di lokasi pertambangan pasir, Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Rabu (8/12/2021).
Tim rescue menemukan korban di dalam dump truk yang dinaikinya.
Sebagaian besar bodi kendaraan pengangkut material pasir itu terkubur lahar panas. Hanya kepala truk saja yang terlihat.
Pantauan di lokasi, petugas butuh waktu setengah jam lebih untuk mengevakuasi korban.
Petugas mengeruk kepala truk secara hati-hati. Sebab, jika terperosok, tim penyelemat bisa-bisa ikut terbenam material vulkanis setebal 30-an meter.
Anang salah seorang tim rescue mengataak kan, dua orang jenazah itu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
"Kalau dicocokan dari keterangan warga jenazah ini sepasang suami-istri yang biasa nambang di sini (Curah Kobokan)," katanya.
Memang beberapa warga yang mengikuti jalannya proses evakuasi mengaku mengenali kedua jenazah. Diduga tak hanya satu dua yang terjebak. Melainkan, juga ada satu anak kecil di dalamnya.
"Biasanya kalau nambang ngajak anaknya," kata warga.
Seorang kakek ngotot bertahan di rumah
Setelah tiga hari proses penanganan kedaruratan bencana berlangsung, Senin (6/12/2021) malam, petugas masih mendapati beberapa warga memilih bertahan di rumahnya.
Satu di antaranya seorang kakek yang menolak dievakuasi dari rumahnya.
Kakek ini bersikukuhbertahan di rumahnya, seraya menganggap situasi erupsi telah aman.
Kemudian, sejumlah petugas gabungan dari Basarnas dan Ditsamapta Polda Jatim dan Polres Lumajang, berusaha membujuk agar kakek itu, mau diajak ke tempat pengungsian.
"Pak kita evakuasi ya nanti kalo sudah kembali normal situasinya baru kita pulang kembali" ujar personel yang bertugas dikutip dari Instagram @polresta_sidoarjo.
Setelah dibujuk, kakek yang belum diketahui identitasnya itu akhirnya mau dievakuasi.
Baca berita lainnya di Google News