TRIBUN SUMSEL.COM, PALEMBANG - Ketua DPRD Sumsel Anita Noeringhati mengungkapkan kekecewaan dewan atas tidak hadirnya Rektor Universitas Sriwijaya (Unsri) memenuhi panggilan dewan, Senin (6/12/2021). Dewan mengundang Unsri untuk meminta klarifikasi dugaan pelecehan seksual oleh oknum dosen ke mahasiswi.
Meski telah diundang DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) untuk mengklarifikasi dan mengupdate, perkembangan dugaan asusila yang dilakukan oknum dosen Universitas Sriwijaya (Unsri) kepada mahasiswinya, Senin (6/12/2021) pihak Rektorat Unsri tidak hadir.
Namun nyatanya, pihak Rektorat Unsri mengirim surat undangan balasan kepada lembaga legislatif tingkat provinsi Sumsel tersebut, untuk membahasnya di Unsri.
Hal ini dibenarkan ketua DPRD Sumsel RA Anita Noeringhati, pasca tidak hadirnya pihak Rektorat Unsri yang diundang secara resmi pihaknya.
"Iya, pihak Unsri sudah mengirim surat permohonan maaf tidak hadir dan akan mengevaluasi dan nantinya Unsri akan memanggil DPRD Sumsel untuk hadir di Unsri, " kata Anita disela- sela melakukan Reses di Kantor Camat Ilir Barat (IB) I Palembang, Senin (6/12/2021).
Menurut politisi partai Golkar ini, mereka memanggil Rektorat Unsri hanya untuk menengahi masalah yang berkembang saat ini yang mewakili masyarakat umum, terkait dugaan asusila yang berkembang di tengah masyarakat ini. Namun, nyatanya terkesan tidak ada niatan baik dari Rektorat Unsri untuk menjelaskannya ke DPRD dan masyarakat luas.
"Kami kecewa mereka tidak hadir, sebenarnya kalau hadir bisa mengurai kebuntuan-kebuntuan komunikasi selama ini. Kalau mereka terbuka dan menjelaskannya ke masyarakat hal itu tidak masalah, tapi ini mereka terkesan berlindung pada Permendikbud nomor 30 tahun 2021, dan merasa tidak tersentuh, " Jelasnya, seraya pihaknya kemungkinan tidak akan hadir jika diundang pihak Unsri.
Hal senada diungkapkan Wakil ketua Komisi V DPRD Sumsel Mgs Saiful Padli, jika pihaknya mendapat kabar pihak Unsri akan mengundang DPRD Sumsel.
Politisi PKS ini pun tak menepis jika pihaknya tidak akan menghadiri undangan Unsri tersebut, mengingat dalam undangan DPRD Sumsel sendiri tidak ada etika baik pihak Unsri akan hadir.
"Ini kan lucu, kita mengundang mereka malahan mereka mengundang balik kita. Artinya, kita inikan lembaga DPRD Sumsel dalam hal ini netral mengundang pihak Unsri, korban dan terkait lainnya, agar semuanya menemui titik terang. Jadi sepertinya, jika mereka mengundang kita, maka kita tidak perlu menghadiri undangan tersebut, mengapa kita hadir mereka diundang saja tidak hadir, " tandasnya.
Dilanjutkan Saiful, pihaknya jelas akan mengawal masalah Unsri tersebut, mengingat Unsri merupakan Universitas kebanggaan masyarakat Sumsel selama ini.
"Insya Allah kita kawal kasus ini, hingga Unsri bersih dari oknum- oknum tindakan asusila ini, " pungkasnya.
Baca berita lainnya langsung dari google news.