TRIBUNSUMSEL.COM - Ajang pemilihan presiden (pilpres) masih lama akan digelar.
Namun, sejumlah tokoh sudah disebut bakal maju pada pilpres tersebut.
Jika sesuai rencana. Pilpres akan digelar pada tahun 2024
Direktur Eeksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, menilai tawaran Golkar pada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tidak bisa dianggap serius.
Pasalnya, tawaran tersebut datang dari Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halid, bukan sang Ketua Umum, Airlangga Hartarto sebagai sosok pengambil keputusan.
"Saya pikir belum bisa dianggap serius ya ajakan dari salah satu kader Partai Golkar untuk kemudian membuka dirinya agar Ganjar Pranowo bisa masuk ke Partai Golkar."
"Karena yang bicara bukan Ketua Umum, bukan sosok pengambil keputusan," kata Yunarto dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Sabtu (13/11/2021).
Selain itu Yunarto juga melihat ada beberapa penghalang masuknya Ganjar Pranowo ke Partai Golkar pada Pilpres 2024 mendatang.
Penghalang yang pertama, yakni Golkar masih fokus kepada sosok Ketua Umumnya untuk menjadi calon presiden.
"Kalau kita lihat pun dari pendekatan kekuasaan ada beberapa hal yang bisa menjadi penghalang."
"Pertama bagaimana Golkar masih fokus kepada sosok Ketua Umumnya menjadi calon presiden," terang Yunarto.
Selanjutnya, penghalang kedua yaitu Ganjar Pranowo sering muncul dengan statementnya sebagai kader.
Sehingga, diperkirakan tidak mudah untuk membuat Ganjar Pranowo keluar dari PDI Perjuangan.
"Yang kedua kita tahu Ganjar Pranowo dari beberapa statement yang muncul masih berbicara mengenai dirinya sebagai kader."
"Dan sepertinya tidak mudah untuk menggoyang Ganjar Pranowo keluar dari PDIP," imbuhnya.
Lebih lanjut, Yunarto menambahkan, Megawati biasanya akan mengambil keputusan terkait capres ini pada saat injury time.
Dan kini masih ada waktu dua tahun untuk Megawati menentukan siapa sosok capres yang akan diusung PDIP pada Pilpres 2024 mendatang.
Yunarto juga mengaku, sekarang ini masih sulit untuk memprediksi apakah nantinya Ganjar akan keluar dari PDIP dan masuk ke Partai Golkar, atau partai lainnya.
"Kita tahu PDIP, Ibu Mega biasanya itu masih akan menunggu injury time untuk mengambil keputusan."
"Jadi dalam periode masih dua tahun lagi akan sulit untuk diprediksi."
"Apakah mungkin Ganjar Pranowo keluar dari PDIP dan masuk ke dalam Partai Golkar atau partai lain," pungkasnya.
Baca juga: Golkar Disebut Hendak Membajak Ganjar Pranowo Ikut Pilpres 2024 Oleh PDIP
Baca juga: Pengamat Prediksi Koalisi PKS-Demokrat Tantang Golkar-NasDem dan PDIP-Gerindra di Pilpres 2024
Golkar Siap Tampung Ganjar Jika PDIP Menolaknya Ikut Pilpres 2024
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan, pihaknya membuka kesempatan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk bergabung menjadi kader dari partai berlambang pohon beringin tersebut.
Seperti diketahui, kini diduga internal PDIP terpecah antara mendukung Ganjar Pranowo yang memiliki elektabilitas tinggi dan ada juga ingin mendorong Ketua DPP PDIP Puan Maharani di Pilpres 2024 mendatang.
"Kalau Ganjar tidak ada tempat di partainya, Golkar terbuka. Apakah jadi nomor 1 atau nomor 2, itu soal nanti," kata Nurdin di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/11/2021).
Ia menyebut, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membutuhkan pendamping untuk mengikuti agenda pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Kan Airlangga enggak mungkin maju sendiri karena harus ada wakil. Karena ada aspirasi dari relawan Ganjar, di rumahnya enggak ada tempat, maka ada rumah baru, bersama-sama dulu baru jadi pemilik," ujarnya.
Ia menjelaskan, menilik pemetaan politik, ada dua partai yang butuh koalisi dua partai untuk mengusung capres-cawapres yaitu Partai Gerindra dan Partai Nasdem.
Sementara itu, menurut dia, Golkar hanya membutuhkan satu partai untuk berkoalisi sementara PKB membutuhkan 3-4 partai.
"Kalau mau exercise, feeling saya tiga calon maksimal, kan ada PT 20 persen. PKB ada Cak Imin, Golkar tinggal butuh satu partai, PDIP enggak perlu," kata dia.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Hasanudin Aco)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pengamat Sebut Tawaran Golkar pada Ganjar Pranowo Tak Bisa Dianggap Serius karena Bukan dari Ketum.