TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG -Meningkatnya kasus covid-19 yang terjadi beberapa waktu belakangan ini banyak dikaitkan sejumlah orang dengan buruknya kondisi cuaca.
Bahkan sudah beredar pesan berantai melalui Facebook hingga whatsapp yang menyebutkan kabar akan terjadi
Fenomena Aphelion, dimana letak bumi akan sangat jauh dari matahari.
Disebutkan, kondisi tersebut membuat cuaca akan jadi lebih dingin dari sebelumnya sehingga bisa menimbulkan sejumlah penyakit diantaranya meriang flu, batuk, sesak nafas dan lain-lain.
Berikut isi pesan berantai yang beredar :
*info Penting*
Mulai besok jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION, dimana letak bumi akan sangat jauh dr matahari. Kita tdk bs melihat fenomena tsb, tp kita bs merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus. Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya,yg akan berdampak meriang flu,batuk sesak nafas dll. Oleh Krn itu mari kita semua tingkatkan imun dgn byk2 meminum vitamin atau suplemen agar imun kita kuat. Smg kita semua selalu ada dlm lindunganNYA. Aamiin
Jarak bumi ke matahari perjlnan 5 mnt cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 % lbh jauh. Jadi hawa lbh dingin, dampaknya ke badan kurang enak karna ga terbiasa dgn suhu ini.
*Tetap jaga kesehatan*
Pesan berantai itu secara tidak langsung membuat keresahan di tengah masyarakat.
Mengingat kasus covid-19 di Indonesia nyatanya juga terus mengalami peningkatan yang signifikan.
Menanggapi keresahan tersebut, Kepala Unit Analisa Dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Sinta Andayani memberikan penjelasan terkait kondisi sebenarnya dari fenomena cuaca yang terjadi di Indonesia.
Sinta menjelaskan, Fenomena Aphelion memang benar terjadi pada pada 6 Juli 2021, pukul 05.27 WIB, 06.27 WITA, atau 07.27 WIT pada jarak 152.100.527 km.
Hal itu sebagaimana dikutip dari instagram Lapan @lapan_ri yang diunggah pada 5 Juli 2021.
"Fenomena Aphelion memang rutin terjadi di setiap tahun tepatnya di bulan Juli. Sebaliknya, Perihelion (jarak terdekat matahari dengan bumi) terjadi setiap bulan Januari," jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (14/7/2021).
Namun dijelaskan juga bahwa fenomena Aphelion tidak mempengaruhi panas yang diterima Bumi.
Perbedaan distribus panas di permukaaan bumi paling signifikan disebabkan oleh pola angin.
"Jadi yang menyebabkan suhu dingin periode Juli-Agustus (Khususnya di beberapa tempat di Indonesia) sebagian besar karena pola angin," ucapnya.
Sinta juga menjawab pertanyaan terkait penyebab suhu udara terasa lebih dingin pada malam hari yang terjadi di sejumlah wilayah seperti di Kota Palembang, Sumsel.
Dijelaskannya, hal tersebut dikarenakan saat ini posisi relatif matahari berada di belahan bumi utara (BBU).
Dimana, wilayah tropis di BBU menerima radiasi matahari yang relatif besar dibanding wilayah belahan bumi selatan (BBS).
Hal ini menyebabkan suhu udara rata-rata di BBS menjadi lebih rendah dibandingkan dengan BBU.
Ditambah lagi, wilayah Indonesia saat ini berlangsung monsun Australia (Angin timur).
Di Australia sendiri, saat ini berlangsung musim dingin.
Menyebabkan adanya pergerakan massa udara yang relatif dingin dan kering dari Australia menuju Indonesia atau disebut dengan angin monsun dingin Australia (Australian Winter Mosoon).
"Angin tersebut melewati perairan Indonesia sehingga suhu permukaan lautnya juga relatif lebih dingin dan mengakibatkan beberapa wilayah di Indonesia terutama di bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) mengalami penurunan suhu," jelasnya.
Lanjut dia, rendahnya kandungan uap air di udara dan kurangnya tutupan awan (Clear sky) menyebabkan energi radiasi yang dipancarkan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.
Akan tetapi langsung dilepaskan dengan maksimal ke angkasa.
"Pada saat ini wilayah Jawa hingga NTT menuju puncak musim kemarau yaitu dari mulai Juli hingga Agustus/September. Biasanya pada periode ini suhu menjadi terasa lebih dingin. Masyarakat Jawa biasa menyebut periode ini dengan istilah "bediding".
Fenomena ini merupakan hal yg biasa terjadi setiap tahun," paparnya.
Baca juga: Terekam CCTV, Aksi Pencuri Kotak Sampah Pakai Mobil Pick Up di Sukabangun I Palembang
Atas kondisi cuaca yang terjadi, Sinta mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik atau termakan hoax yang kerap beredar dari sosial media manapun.
Ia mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu update kondisi cuaca melalui berbagai kanal yang disediakan BMKG.
"Kami juga tetap mengimbau kepada masyarakat di situasi pandemi ini untuk selalu menjaga kesehatan, meningkatkan imunitas dan menjalankan prokes. Mulai dari memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan menghidarkan diri dari kerumunan harus selalu diterapkan," imbaunya.