TRIBUNSUMSEL.COM - Pengakuan mantan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Gilang Nabaris membuat sejumlah pihak kaget.
Gilang menceritkan semua hal terkait anggota JAD yang ia ketahui.
Dari awal ia bergabung hingga akhirnya dipenjara dan memilih setia kepada NKRI.
Mantan anggota kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Gilang Nabaris mengurai cerita kepada Najwa Shihab.
Gilang mengungkap cerita perihal dirinya saat dulu masih bergabung dengan JAD hingga akhirnya ditangkap Densus 88.
Seperti diketahui, Gilang Nabaris ditangkap Densus 88 anti teror pada Agustus 2017.
Terbukti terlibat dalam jaringan teroris JAD, Gilang pun ditahan di rutan dan bebas bersyarat pada tahun 2020.
Kini bebas dari penjara, Gilang yang tergabung dalam jaringan JAD Tegal pun membagi ceritanya.
Dilansir TribunnewsBogor.com dalam tayangan Mata Najwa, Gilang blak-blakan bercerita perihal latar belakang dirinya bergabung dengan JAD.
Rupanya, Gilang awalnya tertarik masuk ke dunia jihad lantaran merasa iba melihat konflik di Timur Tengah.
"Waktu itu kenapa saya tertarik dengan dunia jihad karena rasa empati saya terhadap korban timur tengah. Kemudian saya mencari, apa sih yang saya bisa kasih untuk kaum muslimi. Akhirnya saya ikut pengajian," ungkap Gilang.
"Jadi niatan awalnya ingin ke Timur Tengah, membantu perjuangan kaum muslim di Timur Tengah ?" tanya Najwa Shihab.
"Iya betul," ujar Gilang.
Ingin membela kaum muslimin, Gilang pun mencari pengajian yang bisa membawanya ke daerah konflik Timur Tengah.
Hingga akhirnya, Gilang tergabung dalam sebuah pengajian yang ternyata berafiliasi dengan kelompok teroris JAD.
Tergabung dalam JAD, Gilang mengaku kala itu langsung melakukan beberapa pelatihan.
Namun pelatihan yang dilakukan Gilang hanya berupa fisik saja.
"Apakah ada semacam tutorial atau pelatihan ?" tanya Najwa Shihab.
"Pernah ada. Cuma tutorial itu berbentuk fisik. Untuk menyiapkan fisik kita, gimana caranya kita itu kuat dan siap di medan tempur," kata Gilang.
"Apa saja pelatihan yang Gilang ikuti ?" tanya Najwa Shihab lagi.
"Naik gunung, berenang, dan bela diri," pungkas Gilang.
Baca juga: Fakta Baru ZA Terduga Teroris Serang Mabes Polri, Sempat Dicari Kakaknya, Kerap Ganti Nomor Ponsel
Baca juga: Baiknya Partai Demokrat, Moeldoko Siap Dibantu Maju Pilgub DKI Jakarta Dengan Satu Syarat Mudah
Baca juga: Simulasi Pilpres 2024, Pasangan Prabowo-Puan Unggul Jauh Dari JK-Anies, Hingga Ridwan Kamil-AHY
Ditanyai Najwa Shihab perihal pelatihan lain, Gilang menjawab dengan lugas.
Bahwa kala masih berada di dalam jaringan JAD, dirinya hanya diminta untuk latihan fisik, bukan hal lain yang berkaitan dengan membuat bahan peledak atau penyerangan.
"Apakah diajarkan secara spesifik cara membuat bahan peledak, menyerang ?" tanya Najwa Shihab.
"Di jaringan saya enggak disuruh seperti itu. Jadi kita fokusnya ke latihan fisik. Karena menurut amir saya, kita fisik dulu di sini, baru nanti di Suriah dilatih militer," ungkap Gilang.
Lebih lanjut, Gilang pun mengurai ajaran yang ditanamkan JAD kepadanya.
Kala itu, Gilang diberi pemahaman bahwa polisi adalah musuh.
Namun saat itu, Gilang hanya difokuskan untuk menyiapkan fisik guna membela umat islam di Timur Tengah, bukan untuk menyerang polisi di tanah air.
"Apakah diajarkan misalkan menyerang yang berbeda, kepada polisi, itu sesuatu yang disampaikan ?" tanya Najwa Shihab.
"Kalau di jaringan dijelaskan kalau polisi itu ansor thougut, musuh kita juga. Cuma di jaringan saya, fokusnya untuk keberangkatan ke Timur Tengah," akui Gilang.
Waktu itu tugas Gilang adalah sebagai kurir yang mengirimkan uang ke Filipina.
Setelah mengirimkan uang ke Filipina, Gilang dijanjikan akan diberangkatkan ke Filipina lalu ke Suriah.
Tapi sayang, belum sempat berangkat ke Suriah, Gilang terlebih dahulu ditangkap Densus 88.
Kembali mengulas perihal JAD, Gilang mengungkap fakta terkait doktrin.
"Pertama yang disampaikan tentang imam mahdi. Kemudian saya merasa ini jalan saya untuk sumbangsih ke agama. Di situ saya merasa yakin karena doktrinnya begitu kuat. Yang disampaikan berita tentang Timur Tengah terus," ungkap Gilang.
Kini bebas dari penjara, Gilang mengaku tak lagi tergabung dalam jaringan teroris JAD.
Gilang pun kini sudah tak lagi berkomunikasi dengan anggota JAD yang lainnya.
Bahkan diakuinya Gilang, ia kini dimusuhi jaringan JAD lantaran dianggap telah setia kepada NKRI.
Ya, Gilang mengaku kini setia kepada NKRI.
Ada alasan tersendiri mengapa Gilang akhirnya keluar dari JAD dan memilih untuk setia kepada NKRI.
Alasan itu terkait dengan perlakuan yang Gilang dapatkan dari sesama anggota JAD selama di penjara.
Gilang mengaku sempat disebut kafir oleh sesama anggota JAD saat berada di dalam rutan.
"Kenapa saya NKRI, karena ketika saya ingin ke Suriah, menegakkan syariat, ingin keadilan ada di muka bumi. Tapi justru ketika saya masuk ke rutan, justru mereka (jaringan teroris) saling mengkafirkan, padahal kita satu organisasi, kalau seperti ini di mana persatuannya ?" ujar Gilang.
Mendengar penuturan Gilang mengenai anggota JAD yang justru saling mengkafirkan anggota lain, Najwa Shihab terlihat terkejut.
Najwa Shihab lantas terdiam usai mendengar cerita Gilang tersebut.
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Cerita saat di Rutan, Gilang Mantan JAD Diperlakukan Begini oleh Sesama Anggota, Najwa Shihab Kaget.