TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Serangan bertubi-tubi kepada Partai Demokrat hingga saat ini masih berlangsung. Setelah isu "kudeta" kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dilakukan sejumlah eks kader Demokrat dengan melibatkan orang disekitaran kekuasaan saat ini, kini kembali memanas dengan isu lainnya.
Terbaru, hubungan Partai Demokrat dengan PDI Perjuangan kembali memanas. Itu terjadi setelah adanya cerita yang diungkapkan mantan Sekjen Partai Demokrat, Marzuki Alie terkait Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali oleh SBY.
Menanggapi hal itu, wakil ketua DPD Partai Demokrat Sumsel Firdaus Hasbullah, mengaku tidak nyaman dengan sikap Marzuki Alie yang seolah-olah mengadu domba PDI Perjuangan dan Partai Demokrat.
"Saya sebagai Ketua BPOKK Demokrat Sumsel meminta dengan hormat, Pak Marzuki Alie untuk memberi contoh serta tauladan yang baik kepada junior," katanya, Senin (22/2/2021).
Ia pun mengingatkan pepatah kepada mantan anggota DPR RI Itu, jangan menjadi orang seperti kacang lupa dikulit. Mengingat apa yang didapatnya selama ini tak terlepas dari perjuangan kader partai Demokrat lainnya.
"Jadi jangan seperti kacang lupa pada kulitnya," ujar Firdaus
Firdaus hasbullah kemudian mengungkit jabatan yang diemban Marzuki karena jasa besar dari sosok presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang notabanenya ayah dari AHY kala itu. Dimana, itu dibuktikan setelah duduk sebagai ketua DPR, Marzuki nyatanya tidak terpilih lagi sebagai legislator Senayan.
"Bapak Marzuki Alie kalau bukan karena Pak SBY, tidak akan duduk di Senayan. Buktinya, bapak yang sudah ketua DPR, tidak terpilih lagi sebagai anggota DPR. Artinya kemampuan bapak juga biasa-biasa saja," ucapnya.
Ia pun mengingatkan kepada pihak- pihak lainnya, termasuk kepada Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristianto, Agung Nugroho meminta agar Hasto tidak terpancing dan terpengaruh dengan ucapan Marzuki.
Dia juga memastikan bahwa sikap yang
ditunjukan Marzuki tidak lebih sebagai dagelan politik, untuk mengadu domba PDIP dan Demokrat.
"Kepada Pak Hasto, saya izin, jangan terpengaruh ocehan Pak Marzuki Alie ya Pak. Jangan mau kita diadu domba," tandasnya.
Dilanjutkan Firdaus, hingga saat ini kepengurusan partai Demokrat se Sumsel masih tetap solid mendukung kepengurusan AHY.
"Demokrat Sumsel tetap solid dan patuh terhadap ketua umum AHY. Kami selalu mengawal ketum kami AHY yang sah hasil kongres," pungkasnya.
Sebelumnya, Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie mengungkapkan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah mengatakan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri kecolongan dua kali.
Hal itu ia sampaikan dalam bincang-bincang dengan mantan anggota DPR Akbar Faizal. Bincang-bincang itu ditayangkan di akun YouTube Akbar Faizal Uncensored, seperti dilihat Tribunnews, Kamis (18/2/2021).
Marzuki menceritakan pernah menjadi orang yang sangat dipercaya SBY, di masa awal berdirinya Partai Demokrat, sekaligus pencalonan SBY sebagai Presiden di Pilpres 2004.
Dalam suatu momen, Marzuki bercerita soal pertemuannya dengan SBY setelah Pemilu Legislatif 2004.
"Setelah Partai Demokrat lolos pemilu legislatif dapat tujuh sekian persen (suara), saya ketemu SBY," kata Marzuki.
Marzuki mengatakan, dalam pertemuan itu SBY mengutarakan niatnya maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004 berpasangan Jusuf Kalla (JK).
SBY dan JK sama-sama menjabat sebagai menteri di kabinet yang dipimpin Megawati Sukarnoputri yang saat itu menjabat Presiden.
Saat itu SBY menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam), dan JK menjabat Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra).
Namun saat itu SBY mengundurkan diri dari jabatan menteri, menjelang dimulainya Pemilu 2004.
Di situ, lanjut Marzuki, SBY menyebut nama Megawati yang saat itu sebagai calon petahana.
"Pak SBY nyampaikan, ‘Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK. Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini," ungkap Marzuki menirukan ucapan SBY.
Marzuki menjelaskan maksud kecolongan dua kali, yang pertama adalah ketika SBY memutuskan maju di Pilpres 2004.
Kecolongan kedua bagi Megawati adalah ketika SBY memutuskan menggandeng JK.
Saat ditanya kembali oleh Akbar makna dari pernyataan kecolongan dua kali, Marzuki enggan membahas lebih lanjut.
"Itu kalimat yang saya dengar," cetus Marzuki.